Waspada! Ini Penyebab dan Gejala Hiperosmia, Peningkatan Kepekaan Penciuman

Hiperosmia: Ketajaman Penciuman yang Punya Sisi Positif dan Negatif

dr Dinda Fath Faathiren
Direview oleh: dr Dinda Fath Faathiren

dr Dinda Meraih Gelar Medical Bachelor, Bachelor of Surgery (M.B.B.S) dan Merampungkan Program Post Graduate Obstetric and Gynecology di Suzhou University, Suzhou, China pada 2014. Lalu Menjadi Dokter Adaptasi di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 10 Des 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 10 Des 2023, 16:00 WIB
Hiperosmia, Kondisi Peningkatan Kepekaan Penciuman yang Punya Sisi Positif dan Negatif (Foto: Pixabay/Istvan Karoly Bocs)
Hiperosmia, Kondisi Peningkatan Kepekaan Penciuman yang Punya Sisi Positif dan Negatif (Foto: Pixabay/Istvan Karoly Bocs)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang sempat mengalami peningkatan ketajaman penciuman atau yang dikenal hiperosmia. Hiperosmia adalah peningkatan kepekaan terhadap penciuman yang dapat terjadi secara akut (tiba-tiba) karena kondisi seperti migrain.

Bisa pula terjadi secara kronis (jangka panjang) akibat kondisi autoimun dan neurologis tertentu seperti epilepsi.

Hiperosmia juga bisa bersifat keturunan, tapi dalam beberapa kasus, kondisi ini juga terjadi tanpa penyebab yang jelas.

Hiperosmia sering kali tidak menyenangkan karena dapat memicu rasa mual. Meski hiperosmia biasanya tidak perlu diobati, tapi ada beberapa strategi penanggulangan yang dapat dilakukan. Seperti memakai masker guna mengurangi efek negatif dari kondisi sensorik ini.

Akibat hiperosmia, bau yang kuat atau tidak sedap dapat sangat mengganggu hingga menyebabkan mual dan bahkan muntah. Uniknya, indera penciuman bisa saja menjadi lebih peka pada beberapa bau, tapi pada beberapa lainnya malah menjadi kurang.

Hiperosmia juga dapat memengaruhi suasana hati. Positif atau negatifnya tergantung pada aroma yang dicium.

"Aroma yang menyenangkan dapat memberikan efek positif pada suasana hati. Aroma yang bermanfaat ini mungkin dapat meningkatkan mood atau mengurangi amarah," mengutip Verywell Health pada Senin (4/12/2023).

Sebaliknya, jika aroma yang dihirup ternyata tidak sedap, ini dapat mengganggu memori dan membangkitkan emosi negatif.

Pencium Super

Kondisi hiperosmia tidak selalu berdampak negatif. Beberapa orang yang terlahir dengan hiperosmia digambarkan sebagai 'pencium super' dan mampu mendeteksi serta mengidentifikasi aroma halus dengan sangat presisi.

 

 

Penciuman Super pada Pasien Hiperosmia

Kemampuan yang meningkat ini memungkinkan penciuman super untuk mendeteksi beberapa kondisi medis hanya melalui aromanya. Fenomena ini ditunjukkan dalam penelitian tahun 2019 yang diterbitkan oleh American Chemical Society.

Di mana alat penciuman super secara akurat mendeteksi bau khas penyakit Parkinson (PD) yang 'musky' dari 64 sampel sebum yang dikumpulkan dari punggung atas orang dengan dan tanpa Parkinson.

Beberapa keuntungan praktis dari hiperosmia termasuk mendeteksi lokasi bau yang berbahaya, seperti asap atau kebocoran bahan kimia. Bisa pula lebih mudah sadar ketika makanan sudah tak layak konsumsi hanya menilai dari baunya.

Penanganan Hiperosmia

Hiperosmia bisa diobati sampai taraf tertentu. Namun, pasien umumnya tidak mengobati masalah tersebut.

Dalam beberapa kondisi seperti migrain atau sedang hamil, gejala yang lebih dahulu di atasi biasanya pusingnya, bukan hiperosmianya.

Jika hiperosmia terjadi pada pasien lupus atau kekurangan vitamin B12, pengobatan kondisi yang mendasarinya adalah cara terbaik untuk meminimalkan hiperosmia.

 

Ketika Sudah Mengganggu Kualitas Hidup

"Namun, jika hiperosmia mengganggu kualitas hidup Anda, ada beberapa pendekatan medis yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi masalah ini."

Minum Obat Apa Saja?

Saat hiperosmia terasa parah dan mengganggu kualitas hidup, penanganan yang dapat dilakukan salah satunya adalah konsumsi obat antiemetik.

Hiperosmia yang kerap memicu mual dan muntah bisa diatasi dengan konsumsi obat antiemetik. Ini adalah jenis obat pereda mual.

"Tanyakan kepada penyedia layanan kesehatan atau apoteker Anda sebelum menggunakan antiemetik karena obat tersebut mungkin tidak aman bagi Anda jika Anda sedang hamil atau mengonsumsi obat lain."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya