Liputan6.com, Palembang - Dari awal 2024 hingga jelang tutup tahun, ada berbagai kejadian menarik dan insiden berdarah yang terjadi di Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel).
Liputan6.com mencoba merangkum kaleidoskop 2024, yakni enam berita penting yang terjadi di Palembang Sumsel, mulai dari pesta mewah anak crazy rich Palembang yang viral di media sosial (medsos), pembunuhan sadis pelajar SMP mirip kasus Vina Cirebon hingga koas Universitas Sriwijaya (Unsri) yang dianiaya.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Pesta Crazy Rich Viral
Di awal Februari 2024, warga Palembang Sumsel dikagetkan dengan viralnya video perayaan ulang tahun mewah remaja berusia 17 tahun bernama Tali Kasih. Pesta megah yang dirayakan di The Sultan Convention Center Palembang tersebut, mengundang artis DJ Ghea Youbi, Jumat (2/2/2024) lalu.
Menggunakan gaun merah yang indah, anak tunggal pasangan Nedi Sewiran dan Titin mendapatkan hadiah mewah yakni mobil Toyota Supra GR berwarna merah dengan harga sekitar Rp2 miliar.
Rumahnya di Jalan DI Pandjaitan Lorong Jama-Jama Kelurahan Plaju Ulu Seberang Ulu (SU) I Palembang, juga terlihat lebih mencolok dibandingkan warga sekitarnya. Huniannya bercorak emas yang dihiasi patung singa di gerbang depan dan garasi rumahnya yang menjulang tinggi.
Di tengah pesta ulang tahun yang megah, Joni, salah satu tetangga memilih tak mau hadir ke ulang tahun Tali Kasih walau sudah diundang di acara penuh kemewahan di Kota Palembang tersebut.
"Orangtua Tali Kasih meminjam rumah untuk tempat tinggal sementara keluarganya di OKI Sumsel, karena mau hadir di pesta ultah itu. Makanya saya diundang. Tapi mereka jarang sosialisasi ke warga, bahkan tak pernah hadir saat diundang kondangan oleh tetangga sebelah rumahnya," katanya.
Dokter Lecehkan Istri Korban
Di awal Maret 2024, ada kasus pelecehan yang dilakukan MY, dokter spesialis orthopedi di Rumah Sakit (RS) Bunda Medika Jakabaring Palembang. Korbannya adalah istri pasien yang sedang dirawat di rumah sakit.
Dugaan pelecehan terjadi saat korban menemani suaminya dirawat inap. Diduga, TAF (22) korban yang sedang hamil, disuntikkan cairan kimia oleh dokter tersebut agar korban tak sadarkan diri. Saat itulah, dokter MY melakukan pelecehan ke korban.
Korban langsung melaporkan dokter spesialis tersebut ke Polda Sumsel. Akhirnya korban, suami korban dan para saksi diperiksa, untuk mengusut tuntas kasus pelecehan tersebut.
Hingga akhirnya, managemen RS Bunda Medika Jakabaring mengambil keputusan tegas dengan memberhentikan MY sebagai tenaga medis di rumah sakit tersebut.
"Setelah diberhentikan, oknum dokter tersebut tidak lagi praktik di RS BMJ," kata Humas RS Bunda Medika Jakabaring Palembang Liza.
Advertisement
Pembunuhan Sadis Ibu dan Anak
Peristiwa berdarah terjadi di kawasan Tanjung Bubuk Kecamatan Ilir Barat (IB) 1 Palembang, Selasa (15/4/2024) pagi sekitar pukul 09.00 WIB.
Pembunuhan sadis tersebut menewaskan seorang wanita WA (40) dan anak perempuannya FA (13). Sebelum meninggal dunia, FA sempat menghubungi menghubungi ayahnya, Anung Kurniawan, karena terjadi penganiayaan yang dilakukan Suganda ke ibunya.
Sayangnya, FA juga menjadi korban pelampiasan Suganda, tersangka pembunuhan sadis yang ternyata adalah karyawan Anung Kurniawan. Motif pembunuhan sendiri diakui tersangka, karena Anung Kurniawan selalu memangkas honornya.
Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono mengatakan, pembunuhan sadis sudah direncanakan Suganda karena sakit hati akibat gaji yang dijanjikan tak sesuai yang diberikan kepadanya.
"Pembunuhan direncanakan, motif utama tersebut dendam terhadap suami korban, yang dilatarbelakangi dengan permasalahan gaji yang setiap bulannya tidak diberikan secara utuh,” katanya, Kamis (18/4/2024).
Pembunuhan Pelajar SMP di Palembang
Kasus pembunuhan dan rudapaksa siswi di tempat pemakaman umum (TPU) Tionghoa di Palembang yang terjadi pada Minggu (31/8/2024) sekitar pukul 16.00 WIB menyeret empat orang pelaku di bawah umur, yakni IS (16), MZ (13), MS (12) dan AS (12).
Safaruddin, ayah korban benar-benar sedih karena AA adalah putri satu-satunya dari pernikahan pertamanya. Dia juga kecewa karena empat orang tersangka pembunuhan hanya mendapat hukuman 10 tahun penjara untuk tersangka utama dan 1 tahun pembinaan di Dinas Sosial (Dinsos) Ogan Ilir untuk tiga tersangka lainnya.
Di tengah protes tersebut, keluarga para tersangka malah mengajukan protes atas penangkapan anak-anaknya. Mereka merasa keempat anaknya tak bersalah dan hanya salah tuduh, mirip dengan kasus Vina Cirebon.
Ibu tersangka IS yakin, jika anaknya tidak bersalah dan karena itulah dia dan orangtua tersangka lainnya tidak mau meminta maaf ke keluarga korban AA.
“Anak kami tidak bersama sama sekali, ngapain (minta maaf ke keluarga korban). Kalau anak kami bersalah, barulah kami wajib minta maaf. Kami juga belum bertemu dengan keluarga korban, karena kami merasa anak kami tidak bersalah,” ucapnya didampingi kuasa hukum keluarga tersangka, Hermawan, saat menggelar konferensi pers di Jalan Sersan Sani Palembang, Rabu (25/9/2024).
Advertisement
Mahasiswa UIN Palembang Tewas
Kematian AM (20), mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang Sumsel, mengagetkan penghuni kos di Jalan Lebak Rejo Lorong H Abubakar Kelurahan Sekip Jaya Kecamatan Kemuning Palembang, Rabu (25/9/2024).
Warga Kabupaten Ogan Ilir Sumsel tersebut ditemukan wafat ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di bagian mulut dan hidungnya, pada Rabu siang sekitar pukul 13.00 WIB, oleh pacarnya sendiri.
Dari pengakuannya ke Yeni, pacar korban sempat menghubungi AM melalui panggilan video call WhatsApp sekitar pukul 07.00 WIB, namun tidak ada respon sama sekali.
“Barulah jam 1 siang pacarnya datang ke sini dan meminta kunci kamar ke bapak kos. Waktu dibuka pintunya, korban sudah tak bernyawa, berlumur darah di bagian wajahnya,” ujarnya, Kamis (26/9/2024).
Diagnosa awal, korban diduga kuat meninggal dunia karena sakit di saluran sistem pernapasan seperti Tuberkulosis (TB) paru-paru. Jenasah korban sudah dibawa ke rumah duka di Dusun 2 Desa Beti Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir Sumsel oleh pihak keluarga korban.
Koas Unsri Dianiaya
Muhammad Lutfi, dokter muda dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sriwijaya sekaligus Chief Koas di Rumah Sakit (RS) Siti Fatimah Az-Zahra Palembang, dianiaya Datuk (37), sopir koas junior LD, di salah satu kafe di Jalan Demang Lebar Daun Palembang, Rabu (11/12/2024).
Datuk menganiaya korban karena tak terima sikap korban yang dinilainya tak sopan dengan majikannya, Sri Meilani, ibu LD, yang protes dengan jadwal piket anaknya di akhir tahun 2024. Jadwal piket tersebut diatur oleh korban dan sudah disepakati oleh koas-koas lainnya yang bertugas.
Korban langsung melaporkan penganiayaan tersebut ke Polda Sumsel. Pada Jumat (13/12/2024), Datuk didampingi pengacaranya, Titis Rachmawati mendatangi Jatanras Polda Sumsel untuk diperiksa terkait laporan tersebut. Di hari itulah, Datuk langsung ditetapkan sebagai tersangka penganiyaan.
Warganet langsung menguliti identitas orangtua LD. Mulai dari sosok ayakhnya yakni Dedy Mardansyah, Kepala BPJN Kalimantan Barat (Kalbar), LHKPN yang dilaporkan ke Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) hingga hunian mewah yang sedang direnovasi di Jalan Supeno Palembang Sumsel.
Pihak Unsri juga menyayangkan terjadinya penganiayaan yang menyeret dua mahasiswanya. Baik LD maupun korban sudah diinterogasi oleh tim satgas investigasi Unsri. LD sendiri diberhentikan sementara untuk mengikuti perkuliahan, sedangkan korban masih dirawat inap di rumah sakit.
Wakil Dekan Bidang Akademik FK Unsri Prof Irfanuddin berujar, mereka belum bisa memutuskan sanksi apa yang akan diberikan ke LD, karena tim satgas investigasi masih mengumpulkan data-data.
"Belum ada skorsing, karena masih mengkaji ada tidak pelanggaran etika akademik. Jika terbukti akan ada sanksi, dari peringatan lisan, tertulis, skorsing sampai pemberhentian. Kita masih menunggu hasil laporan dari satgas," katanya, Senin (16/12/2024).
Advertisement