10 Kebiasaan Mencuci Tangan yang Keliru, Malah Sebarkan Kuman

Kebiasaan-kebiasaan ini sering disepelekan

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 05 Mar 2020, 21:45 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2020, 21:45 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Merebaknya virus corona membuat banyak orang melakukan berbagai pencegahan. Mencuci tangan adalah salah satu langkah pencegahan yang disarankan oleh WHO.

Tangan adalah jalur utama transmisi berbagai virus dan bakteri ke tubuh. Oleh karena itu, kebersihan tangan adalah langkah paling penting untuk menghindari penularan kuman berbahaya dan mencegah infeksi.

Banyak orang menganggap rutinitas mencuci tangan hanya sebatas pada penggunaan air, sabun, dan mengeringkannya. Mencuci tangan mungkin terkesan sepele, namun langkah-langkahnya tidak bisa dilakukan sembarangan. Jika tidak dilakukan dengan benar, pencegahan ini justru akan berujung sia-sia.

Bahkan, kebiasaan mencuci tangan yang salah bisa membuat kuman lebih menyebar bukannya malah membunuhnya. Kebiasaan-kebiasaan ini cenderung tidak disadari dan diabaikan begitu saja. Berikut 10 kebiasaan mencuci tangan yang keliru, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (5/3/2020).

Kebiasaan Mencuci Tangan yang Keliru

Ilustrasi cuci tangan pakai sabun.
Ilustrasi cuci tangan pakai sabun. (dok. 422737/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Memegang sabun terlebih dulu

Saat hendak mencuci tangan, terkadang kamu langsung meraih sabun terlebih dahulu alih-alih menjangkau air. Meskipun Anda mungkin berpikir itu tidak ada bedanya, CDC merekomendasikan untuk membasahi tangan terlebih dahulu. Kulit yang basah dapat lebih mudah menyerap sabun yang mengarah pada busa yang lebih baik dan lebih efektif menghilangkan bakteri.

Tidak menggosok tangan cukup lama

Keadaan tertentu dapat membuat Anda terburu-buru saat mencuci tangan. Tetapi jika Anda tidak menghabiskan cukup waktu untuk menggosok tangan, mencuci tangan bisa menjadi tidak efektif untuk membersihkan kuman.

Menurut Mayo Clinic, setelah membasahi dan menyabuni tangan, Anda harus menghabiskan sekitar 20 detik menggosoknya. Cara populer untuk menghitung waktu cuci tangan ini adalah dengan menyanyikan lagu "Happy Birthday" atau "panjang umurnya" sampai selesai. Gosok tangan Anda bersama-sama dengan penuh semangat di seluruh lagu untuk memastikan sabun punya waktu untuk mengaktifkan perannya dan membunuh kuman.

Kebiasaan Mencuci Tangan yang Keliru

cuci tangan
ilustrasi cuci tangan/copyright Pexels/Burst

Tidak mengeringkan tangan

Meski Anda telah melakukan teknik mencuci tangan yang benar sesuai arahan WHO, cara ini tidak berguna jika Anda tidak mengeringkan tangan. Menurut CDC, "Kuman dapat ditransfer lebih mudah ke dan dari tangan basah. Jika Anda tidak mengeringkan tangan dan langsung memegang gagang pintu atau benda lain dalam keadaan tangan basah, ini bisa membuat kuman kembali ke tangan.

Mengabaikan kuku

Meski telah mencuci tangan selama 20 detik, rutinitas mencuci tangan tidak efektif jika tidak membersihkan kuku. Kuman dan bakteri dapat dengan mudah tersangkut di bawah kuku. Kuman ini bisa menyebar ketika Anda memegang wajah atau makan dengan tangan.

Kebiasaan Mencuci Tangan yang Keliru

20151021-Ilustrasi mencuci tangan
Ilustrasi mencuci tangan (iStockphoto)

Melewatkan punggung tangan

Menurut CDC, Menyabuni dan menggosok tangan menciptakan gesekan yang membantu menghilangkan kotoran, lemak, dan kuman dari kulit. Saat sedang menggosokkan kedua telapak tangan dengan kuat, penting untuk tidak melewatkan bagian lain dari tangan seperti punggung tangan. Bagian belakang tangan juga bisa terkena kuman, jadi pastikan tidak mengabaikannya dalam rutinitas mencuci tangan.

Menggunakan terlalu sedikit sabun

Karena permukaan bakteri dan virus sebagian terbuat dari bahan berlemak, bahan-bahan dalam sabun menciptakan reaksi kimia yang mengikat kuman sehingga mereka bisa membilas langsung dengan busa. Jika tidak menggunakan cukup sabun, Anda tidak memberi kesempatan sabun untuk melakukan tugasnya. Jumlah persis sabun yang harus digunakan tergantung pada ukuran tangan dan seberapa kotornya tangan. Pastikan telapak tangan dan punggung tangan tertutup busa sabun sebelum dibilas.

Kebiasaan Mencuci Tangan yang Keliru

anak mencuci tangan
ilustrasi anak mencuci tangan/copyright Rawpixel

Tidak membilas sampai bersih

Penting untuk membilas busa sabun sampai benar-benar bersih. Sabun berbusa menarik mikroba yang terperangkap dalam minyak kulit. Jika tidak membilasnya dengan air mengalir, mikroba tersebut akhirnya akan menetap ditangan. Residu sabun juga dapat menyebabkan iritasi kulit, yang dapat menyebabkan tangan gatal atau berminyak.

Langsung memegang gagang pintu setelah mencuci

Ketika tangan bersih, memegang gagang pintu untuk keluar dari toilet umum hanya dapat mencemari tangan lagi. Permukaan, termasuk gagang pintu, terkontaminasi oleh staph, e. Bakteri Coli, dan Enterococcus. Kuman-kuman ini dapat menyebabkan penyakit yang menyebabkan diare dan penyakit pencernaan lainnya. Gunakan tisu bersih untuk membuka pintu setelah mencuci tangan.

Kebiasaan Mencuci Tangan yang Keliru

Ilustrasi Tempat Sabun
Ilustrasi sabun. (iStock)

Menggunakan sabun batang yang kotor

Jika mencuci tangan di rumah, Anda mungkin menggunakan sabun batang. Bakteri menyukai permukaan yang basah dan hangat, jadi sabun mungkin menarik beberapa mikroba yang bisa menempel di permukaannya. Jika mengikuti prosedur mencuci tangan yang benar, bakteri ini kemungkinan besar tidak akan berpindah ke tangan. Bilas sabun di air yang mengalir sebelum menyabuni tangan.

Menggunakan handuk pengering yang kotor

Saat mencuci tangan di rumah, baik di dapur atau di wastafel kamar mandi, penting untuk mengeringkan tangan dengan handuk yang bersih dan kering. Bakteri tumbuh dan berkembang biak di tempat yang hangat dan lembab. Handuk yang masih sedikit basah atau yang belum dicuci secara menyeluruh dalam beberapa waktu adalah area yang tepat bagi bakteri untuk hidup. Ganti handuk secara berkala dan cobalah untuk membiarkannya tetap kering.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya