Bahaya Kepala Terbentur dan Penanganannya yang Tepat

Bahaya kepala terbentur dapat menimbulkan gejala yang luas dan komplikasi penyakit.

oleh Husnul Abdi diperbarui 17 Nov 2020, 13:48 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 13:45 WIB
Bahaya Kepala Terbentur
Bahaya Kepala Terbentur. Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Bahaya kepala terbentur perlu benar-benar diperhatikan. Pasalnya Cedera kepala ringan dapat memengaruhi sel otak secara sementara, sedangkan cedera kepala sedang dapat menyebabkan memar, jaringan otak yang robek, perdarahan, hingga kerusakan terhadap otak.Adanya trauma terhadap otak dapat berujung komplikasi jangka panjang, bahkan menyebabkan kematian.

Kepala terbentur merupakan kondisi cedera kepala traumatik (traumatic brain injury). Hal ini biasanya terjadi akibat adanya pukulan atau sentakan pada tubuh. Tengkorak yang retak dan peluru yang menembus jaringan otak juga dapat menjadi pemicu cedera kepala.

Bahaya kepala terbentur dapat menimbulkan gejala yang luas dan komplikasi penyakit. Oleh karena itu, penanganan pertama kepala terbentur tidak boleh asal-asalan karena bisa saja cedera yang dialami tingkat keparahannya berat.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (17/11/2020) tentang bahaya kepala terbentur.

Bahaya Kepala Terbentur

Kepala
Ilustrasi Kepala Credit: unsplash.com/Mehr

Bahaya kepala terbentur ini memiliki beberapa tingkat keparahan seperti yang telah disinggung sebelumnya. Cedera kepala traumatik ini tingkat keparahannya bisa ringan, sedang ataupun berat. Cedera kepala ringan biasaya dapat membuat seseorang mengalami perubahan status mental dan kesadaran. Sedangkan cedera kepala berat bisa menimbulkan amnesia dan membuat seseorang tidak sadar beberapa lama.

Cedera kepala ringan, sedang, maupun berat ini dapat memunculkan gejala yang cukup luas dan memengaruhi beberapa hal, seperti Proses berpikir (seperti memori dan proses pertimbangan), Sensasi (seperti penglihatan dan keseimbangan), Bahasa (seperti komunikasi, ekspresi, dan pemahaman), dan Emosi (seperti depresi, kecemasan, perubahan kepribadian, keagresifan, dan ketidaktepatan dalam berperilaku sosial). Tidak hanya itu, bahaya kepala terbentur juga dapat memicu cedera otak yang berisiko menimbulkan epilepsi serta meningkatkan kondisi kesehatan lainnya seperti penyakit Alzheimer, Parkinson, serta gangguan pada otak lainnya.

Sekitar 75 persen cedera otak traumatik setiap tahunnya hanyalah gegar otak ringan. Dampak kepala terbentur yang terjadi secara berulang dalam periode waktu yang lama menyebabkan kelainan pada sistem saraf serta proses berpikir secara kumulatif. Sementara, cedera otak yang berulang dalam periode waktu pendek (dengan jeda beberapa jam, hari, maupun minggu) dapat berakibat fatal.

Pertolongan Pertama Kepala Terbentur

Saat kepala terbentur, pada umumnya orang akan mengalami cedera otak atau gegar otak ringan. Tentu saja kondisi ini tidak membutuhkan penanganan berlebihan. Berikut beberapa penanganan pertama kepala terbentur yang dapat kamu lakukan:

- Konsumsi obat antinyeri untuk meredakan sakit kepala apabila perlu, seperti paracetamol maupun ibuprofen.

- Kompres dingin selama 10-15 menit setiap kali kompres. Lakukan dalam 48 jam pertama setelah kepala terbentur.

Seseorang dengan cedera otak ringan membutuhkan pengamatan intensif di rumah untuk memantau apakah kondisi tersebut makin memburuk atau tidak.

Selain itu, kamu juga bisa mengamati apakah kepala terbentur harus diberikan penanganan lebih lanjut atau tidak dengan memperhatikan beberapa hal berikut:

- Salah satu pupil mata lebih besar dibandingkan yang lainnya

- Rasa kantuk berlebihan dan tidak mampu untuk bangun dari tidur

- Bicara tidak jelas, lemah, rasa baal atau koordinasi yang berkurang

- Nyeri kepala yang semakin parah dan tidak mereda

- Rasa kebingungan yang berlebih, tidak dapat diam

- Mual dan muntah berulang

- Kejang

- Hilang kesadaran

Cedera otak traumatik akibat kepala terbentur dapat menimbulkan berbagai efek fisik maupun psikis. Sebagian tanda dan gejala dapat langsung muncul, sedangkan yang lainnya dapat timbul beberapa hari maupun minggu kemudian.

Penanganan Saat Kepala Terbentur pada Anak

Penanganan Saat Kepala Terbentur pada Anak
Penanganan Saat Kepala Terbentur pada Anak

Penanganan saat kepala terbentur pada anak-anak juga perlu kamu perhatikan. Pasalnya, anak-anak yang aktif kadang bisa mengalami hal ini. Untuk itu, kamu harus mengamati keadaan anak setelah kepalan terbentur terlebih dahulu. Jika kesadaran anak menurun atau tiba-tiba pembicaraannya melantur, segera bawa ia ke rumah sakit karena kemungkinan benturan berdampak pada otak. Selain itu, anak berusia kurang dari 2 tahun yang kepalanya terbentur juga lebih baik langsung diperiksakan ke dokter.

Namun, jika anak masih dalam keadaan sadar dan bisa diajak bicara atau menanggapi pertanyaan, kemungkinan hanya bagian luar kepalanya yang terluka. Jika ada luka terbuka pada kepala anak, segera berikan pertolongan pertama untuk menghentikan perdarahan dan mencegah infeksi. Caranya, basuh luka dengan air mengalir, kemudian tekan lembut area luka dengan kasa steril untuk menghentikan perdarahan. Bila perdarahan tidak juga berhenti setelah beberapa menit atau lukanya berukuran besar, segera bawa anak ke dokter atau IGD rumah sakit.

Sedangkan bila tidak ada luka terbuka di kepala anak setelah terbentur, kamu bisa memberikan pertolongan pertama sebagai berikut:

- Kompres dingin. Suhu dingin dapat mengurangi bengkak atau benjol serta mengurangi nyeri di kepala. Kamu bisa membungkus beberapa es batu dengan kain yang bersih, kemudian menempelkannya selama 20 menit ke bagian kepala anak yang terbentur. Ulangi pengompresan setiap 3–4 jam. Namun, jangan menempelkan es batu secara langsung, karena bisa merusak jaringan kulit.

- Biarkan Ia Istirahat agar cepat pulih. Selagi anak beristirahat, kamu tetap harus memantau keadaannya.

- Berikan obat-obatan. Untuk meredakan nyeri akibat kepala terbentur, kamu bisa memberikan anak paracetamol. Namun, pastikan konsumsi obat sesuai dengan petunjuk pada label kemasannya.

- Pantau Kondisinya. Setelah kepala kepala anak terbentur, kondisinya perlu terus dipantau selama 24 jam ke depan. Apabila ia hanya menangis sebentar lalu bisa beraktivitas kembali seperti biasa, kemungkinan besar ia tidak mengalami hal serius. Namun, jika dalam waktu 24 jam anak muntah-muntah setelah terbentur, terlihat kebingungan atau mengantuk, kejang, kulitnya pucat, pupil mata membesar, hingga tidak sadarkan diri, kamu harus segera membawanya ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan dari dokter.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya