Liputan6.com, Jakarta - Apa arti Rebo Wekasan? Rebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir yang jatuh pada bulan Safar. Banyak orang termasuk penduduk Arab dan umat muslim di Indonesia beranggapan ini hari pembawa sial, pembawa petaka, hingga pembawa penyakit.
Inilah mengapa ulama-ulama muslim banyak yang menunaikan lebih banyak amalan-amalan baik pada Rabu terakhir di bulan Safar. Amalan ini disebut sebagai amalan Rebo Wekasan. Para ulama Nahdlatul Ulama (NU) menyepakati amalan Rebo Wekasan itu berupa sholat hajat dengan niat sholat mutlak, memperbanyak zikir dan sholawat, serta bersedekah.
Tujuan utama dari memperbanyak amalan baik di Rebo Wekasan adalah memohon perlindungan kepada Allah SWT dari hal-hal buruk, penyakit, dan berbagai jenis malapetaka. Agar lebih memahami tentang sejarah Rebo Wekasan dan amalan Rebo Wekasan simak penjelasan lengkapnya.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang sejarah Rebo Wekasan dan amalan Rebo Wekasan dalam Islam, Rabu (21/9/2022).
Sejarah Rebo Wekasan dan Penjelasannya
Rebo Wekasan adalah hari yang jatuh pada penghujung bulan Safar dalam kalender Hijriah. Rebo Wekasan tepat di hari Rabu terakhir di bulan Safar, tepat di bulan kedua kalender Hijriah. Pada Rebo Wekasan ini cukup banyak umat muslim yang memperbanyak amalan ibadah.
Mengapa di Rebo Wekasan banyak umat muslim banyak yang menunaikan amalan-amalan baik? Sejarah mencatat peringatan Rebo Wekasan oleh umat muslim di Indonesia sudah dilakukan sejak abad ke-17 Masehi, khususnya di Pulau Sumatra dan Pulau Jawa.
Ada pula sejarah yang mencatat Rebo Wekasan ada sejak masa Wali Songo. Sementara dalam Islam mengutip dari kitab berjudul Al-Jawahir Al-Khams oleh Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-'Atthar, Hasyiyah As-Sittin, dkk, disebutkan setiap tahun pada Rebo Wekasan adalah Allah SWT menurunkan 320 ribu macam bala tentara dalam satu malam.
Sebutan lain dari Rebo Wekasan adalah Rabu Pamungkas. Di masa para Wali Songo, para ulama pun menyebutkan di Rebo Wekasan, Allah SWT menurunkan lebih dari 500 macam penyakit. Begitu pula adanya malapetaka yang turun pada Rebo Wekasan ini.
Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, penduduk Arab pun menjuluki Rebo Wekasan yang jatuh di bulan Safar sebagai bulan pembawa sial. Banyak orang memberi anggapan bahwa pada Rebo Wekasan akan banyak penyakit muncul yang berasal dari perut atau sistem pencernaan.
Advertisement
Amalan Rebo Wekasan dalam Islam dan Penjelasannya
Inilah mengapa kemudian ulama-ulama muslim menunaikan lebih banyak amalan-amalan baik. Amalan ini disebut sebagai amalan Rebo Wekasan. Para ulama Nahdlatul Ulama (NU) menyepakati amalan Rebo Wekasan itu berupa:
1. Amalan Rebo Wekasan adalah para ulama menganjurkan menunaikan sholat 4 rakaat dengan 2 salam. Niat menunaikan sholat 4 rakaat ini sebagai amalan Rebo Wekasan ini adalah niat sholat mutlak bukan niat sholat khusus.
2. Amalan Rebo Wekasan berupa sholat 4 rakaat dengan niat sholat khusus sesuai dengan keputusan musyawarah NU Jawa Tengah pada tahun 1978 di Magelang adalah resmi diharamkan.
3. Amalan Rebo Wekasan dengan niat sholat mutlak dengan 4 rakaat dan 2 salam yang dimaksudkan adalah berupa sholat sunnah hajat.
4. Amalan Rebo Wekasan berupa sholat dengan niat sholat mutlak ini pada setiap rakaat, dianjurkan membaca:
- surat al-Fatihah 1 kali,
- surat al-Kautsar sebanyak 17 kali,
- surat al-Ikhlas sebanyak 5 kali,
- kemudian surat al-Falaq 1 kali, dan
- terakhir surat an-Nas 1 kali.
5. Amalan Rebo Wekasan setelah sholat dengan niat mutlak, kemudian ditutup dengan memperbanyak zikir dan sholawat nabi yang niatnya untuk menjaga diri dari segala bahaya.
6. Selain sholat dengan niat mutlak, amalan Rebo Wekasan untuk menolak kesialan pun dianjurkan untuk memperbanyak sedekah. Amalan ini sebenarnya tidak hanya baik dilakukan di Rebo Wekasan saja, melainkan di hari-hari biasa juga.
Rebo Wekasan Sebagai Pembawa Sial Hanya Mitos
Adanya peristiwa dan sejumlah kepercayaan bahwa Rebo Wekasan di bulan Safar sebagai bulan kesialan, dibantah oleh Rasulullah SAW. Sesungguhnya Rebo Wekasan di bulan Safar sebagai bulan penuh kesialan, penyakit, dan petaka adalah mitos saja.
Dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak ada wabah [yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah], tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu, dan tidak ada kesialan pada bulan Safar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa."
Sebagai umat muslim, menganggap sebuah bulan atau hari penuh dengan kesialan berdasarkan mitos tidak dianjurkan. Hal ini hanya akan menciptakan kepercayaan-kepercayaan yang didasarkan pada ilmu yang tidak pasti. Meski demikian, memperbanyak amalan ibadah untuk berlindung dari kesialan dan hal-hal buruk dalam Islam ini tidak dilarang atau diperbolehkan.
Rasulullah SAW pun mengajak umat Islam mempercayai bahwa pada hari terakhir di bulan Safar seperti Rebo Wekasan ini sebagai hari pembawa berkah. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, tepat di hari Rabu adalah waktu di mana Allah SWT menciptakan cahaya untuk seluruh alam semesta.
"Allah Yang Maha Agung menciptakan tanah di hari Sabtu.. dan menciptakan cahaya di hari Rabu.."
Advertisement