Hiperbola adalah Salah Satu Jenis Majas Perbandingan, Kenali Ciri-Ciri dan Contohnya

Hiperbola adalah majas yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara yang berlebihan, bahkan sering tidak masuk akal.

oleh Husnul Abdi diperbarui 15 Nov 2022, 09:45 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2022, 09:45 WIB
Ilustrasi Membaca Novel
Ilustrasi Membaca Novel Credit: pexels.com/Erkulia

Liputan6.com, Jakarta Hiperbola adalah salah satu jenis gaya bahasa atau majas. Majas atau gaya bahasa digunakan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang imajinatif, atau berupa kiasan. Gaya bahasa digunakan dalam karya sastra untuk membuat sebuah tulisan semakin menarik. 

Majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Majas biasanya digunakan dalam penulisan novel, cerpen, puisi, artikel, dan karya sastra lainnya. Majas terdiri dari beberapa jenis.

Hiperbola adalah majas yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara yang berlebihan, bahkan sering tidak masuk akal. Hiperbola termasuk ke dalam jenis majas perbandingan. Kamu tentu perlu memahami jenis majas yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari ini.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (15/11/2022) tentang hiperbola.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengenal Majas

Ilustrasi Novel, Cerita
Ilustrasi Novel, Cerita (Image by 👀 Mabel Amber 👀, Messianic Mystery Guest from Pixabay0

Sebelum mengenali hiperbola adalah, kamu tentu perlu memahami apa itu majas terlebih dahulu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang imajinatif atau berupa kiasan. Majas adalah kiasan.

Majas adalah bentuk gaya bahasa yang berusaha menggambarkan suasana dalam suatu kalimat agar terlihat hidup. Penggunaan majas bertujuan untuk membuat pembaca mendapat efek tertentu dari gaya bahasa tersebut yang cenderung ke arah emosional. Biasanya, majas digunakan dalam suatu karya sastra dengan tujuan untuk memberikan efek-efek tertentu sehingga karyanya menjadi lebih hidup.


Jenis-Jenis Majas

1. Majas Perbandingan

- Personifikasi. Majas personifikasi adalah majas yang digunakan untuk menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap seperti manusia.

- Metafora. Metafora adalah gaya bahasa yang digunakan sebagai kiasan yang secara eksplisit mewakili suatu maksud lain berdasarkan persamaan atau perbandingan.

- Asosiasi. Asosiasi adalah bagian dari macam-macam majas yang membandingkan dua objek berbeda, namun disamakan dengan menambahkan kata sambung bagaikan, bak, atau seperti.

- Hiperbola. Hiperbola adalah majas yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara yang berlebihan, bahkan sering tidak masuk akal.

- Eufimisme. Eufimisme merupakan majas yang digunakan untuk menggantikan kata-kata yang kurang baik dengan kata-kata yang lebih halus.

- Metanomia. Majas perbandingan metanomia adalah majas yang menyandingkan istilah sesuatu untuk mengacu pada benda umum. Bila haus, minumlah Aqua. Kata Aqua di sini dikenal sebagai sebuah merek dagang air mineral yang sudah cukup terkenal.

- Simile. Majas perbandingan yang satu ini umumnya menyandingkan suatu aktivitas dengan suatu ungkapan.

- Alegori. Alegori adalah jenis majas perbandinan yang digunakan untuk menyandingkan suatu objek dengan kata kiasan.

- Sinekdok. Sinekdok adalah majas yang terbagi menjadi dua yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte.

- Simbolik. Simbolik adalah majas dengan ungkapan yang membandingkan antara manusia dengan sikap makhluk hidup lainnya.

 

2. Majas Penegasan

- Repetisi. Repetisi merupakan jenis majas yang mengulang kata-kata dalam suatu kalimat.

- Pleonasme. Pleonasme merupakan majas yang menggunakan kata-kata dengan makna sama, terkesan tidak efektif tapi disengaja untuk menegaskan sesuatu.

- Retorik. Retorik merupakan jenis majas dalam bentuk kalimat tanya, tetapi sebenarnya tidak perlu dijawab. Jenis majas ini biasanya dipakai untuk penegasan sekaligus sindiran.

- Klimaks. Klimaks adalah majas yang menjelaskan lebih dari dua hal secara berurutan dimana tingkatannya semakin lama semakin tinggi.

- Antiklimaks. Antiklimaks adalah jenis majas yang menjelaskan lebih dari tingkatan tertinggi ke tingkatan terendah.

- Pararelisme. Pararelisme adalah gaya bahasa yang mengulang-ulang sebuah kata untuk menegaskan makna kata tersebut dalam beberapa definisi yang berbeda. Biasanya jenis majas ini digunakan pasa sebuah puisi.

- Zeugma. Zeugma adalah majas yang menggunakan satu kata yang memiliki makna lebih dari satu mengakibatkan kalimat tersebut menjadi rancu.

- Tautologi. Tautologi adalah majas yang mengulang kata yang bersinonim untuk menegaskan suatu kondisi atau maksud tertentu.

- Apofasis. Apofasis adalah majas yang digunakan dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu tetapi tampak menyangkal.

 

3. Majas Pertentangan

- Sinisme. Sinisme juga termasuk jenis majas sindiran yang digunakan untuk memberi sindiran secara langsung kepada orang lain.

- Ironi. Ironi merupakan jenis majas sindiran yang umumnya menggunakan kata kiasan dengan makna yang bertentangan dengan keadaan sebenarnya.

- Sarkasme. Terakhir adalah jenis majas sarkasme. Majas sindiran yang satu ini menggunakan kata-kata berkonotasi kasar untuk memberikan sindiran kepada orang lain.

- Satire. Satire adalah gaya bahasa untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau merujuk kepada seseorang. Satire biasanya disampaikan dalam bentuk ironi, sarkasme, atau parodi.

- Inuendo. Inuendo adalah majas yang mengecilkan hal yang sebenarnya lebih besar.


Hiperbola adalah

Ilustrasi Membaca Novel
Ilustrasi Membaca Novel Credit: pexels.com/Kaboompics

Hiperbola adalah majas yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara yang berlebihan, bahkan sering tidak masuk akal. Majas hiperbola adalah salah satu jenis majas perbandingan. Majas hiperbola adalah kalimat yang mengandung pernyataan dengan cara melebih-lebihkan sesuatu dari yang sebenarnya. Tujuan dari penggunaan majas hiperbola adalah untuk menghadirkan efek dramatis.

Mengutip Zenius, ciri-ciri majas hiperbola adalah sebagai berikut:

- Menggunakan bahasa yang berlebihan dan terkadang tidak masuk akal.

Contohnya seperti frasa banting tulang untuk ungkapan kerja keras.

- Bahasa yang digunakan bersifat dramatis.

Contohnya seperti “Harga minyak goreng yang melambung naik mencekik warga.” Dalam ungkapan tersebut terlihat kata mencekik yang digunakan untuk mendramatisir kesulitan warga akibat harga minyak goreng naik.

- Gaya bahasa memberikan efek tertentu.

Misalnya penggunaan kata bercucuran keringat dan darah untuk memberikan efek lelah dan pengorbanan besar dalam ungkapan.


Contoh Majas Hiperbola

Mengutip Bola.com, contoh majas hiperbola adalah sebagai berikut:

1. Perasaanku padamu sedalam samudra, setinggi langit, dan seluas dunia.

2. Perasaanku teriris-iris melihat kau jalan dengannya.

3. Air di sungai itu sangat jernih hingga mengalahkan beningnya kristal.

4. Apa yang dikatakannya bak petir menyambar di siang bolong.

5. Harga kebutuhan pokok makin naik mulai mencekik leher masyarakat.

6. Anak itu berlari secepat kilat.

7. Ibu terkejut setengah mati ketika mendengar anaknya mengalami kecelakaan.

8. Usianya yang sudah renta membuat kesehatan kakek menurun. Kini tubuhnya tinggal kulit dan tulang saja.

9. Kulitmu lebih lembut dari sutra.

10. Aku ingin menggapai cita-citaku yang setinggi langit.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya