Apa itu Playing Victim? Kenali Tanda-Tanda dan Bedanya dengan Victim Blaming

Playing victim menjadi populer karena digunakan oleh anak muda baik secara langsung maupun melalui media sosial.

oleh Nurul Lutfiyah diperbarui 07 Jun 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi Menangis
Ilustrasi Menangis (Foto: Unsplash.com/Thought Catalog)

Liputan6.com, Jakarta Apa itu playing victim yang menjadi populer saat ini? Playing victim menjadi populer karena digunakan oleh anak muda baik secara langsung maupun melalui media sosial. Seseorang akan dikenai istilah ini ketika ia bertindak seolah-olah menjadi korban.

Tanpa perasaan bersalah ia akan mengaku dirinya lah yang paling tersakiti. Tindakan ini termasuk dalam perilaku yang manipulatif. Mereka tidak memedulikan orang lain dengan melebih-lebihkan peristiwa yang terjadi.

Ada berbagai penyebab seseorang berperilaku playing victim. Penyebab tersebut dapat dilakukan secara sadar maupun tidak sadar.

Seseorang yang dengan sadar berperilaku playing victim akan berusaha mengendalikan orang lain untuk berpihak pada dirinya. Biasanya playing victim dilakukan karena seseorang tidak mau mengambil risiko dengan menyalahkan orang lain atas suatu kejadian.

Orang dengan perilaku playing victim dapat dikenali dengan memperhatikan tanda-tanda dari perilakunya. Dengan mengenali tanda-tanda tersebut kita akan terhindar dari perilaku playing victim itu sendiri. Selain playing victim terdapat istilah lain yaitu victim blaming. Lalu apa perbedaan dari kedua istilah tersebut?

Berikut informasi mengenai apa itu playing victim, tanda-tanda, hingga bedanya dengan victim blaming. Liputan6.com telah merangkumnya dari berbagai sumber, Rabu (7/6/2023)

Apa itu Playing Victim?

Ilustrasi Frustasi
Ilustrasi Frustasi (Gambar oleh Ryan McGuire dari Pixabay)

Playing victim adalah perilaku seseorang bertindak sebagai korban pada suatu masalah atau kejadian yang dialaminya. Perilaku ini termasuk dalam perilaku kekanak-kanakan atau disebut juga dengan childish. Seseorang akan merasa paling tersakiti di antara yang lainnya. Ia juga akan menyalahkan orang lain atas penderitaan dan kesengsaran yang ia alami. Berbagai bualan mereka lontarkan untuk meyakinkan bahwa dirinya menjadi korban.

Apa itu playing victim? Playing victim disebut juga dengan victim mentality yang terjadi saat seseorang enggan untuk bertanggung jawab atas kesalahannya. Ia akan menumbalkan orang lain tanpa rasa bersalah untuk menanggung semua risiko atas suatu peristiwa.

Ia akan mempengaruhi orang lain untuk percaya bahwa ia adalah korban yang menderita. Misalnya, seseorang yang berselingkuh akan menyalahkan pasangannya karena kurang dalam memberi perhatian dan kasih sayang. Ia akan membuat berbagai argumen untuk menyalahkan pasangannya tersebut.

Tanda-Tanda Playing Victim

Ilustrasi marah, kesal
Ilustrasi marah, kesal. (Photo by Karolina Grabowska/Pexels)

Seseorang dengan perilaku playing victim akan menunjukkan tanda-tanda yang mungkin tidak disadari oleh orang sekitarnya. Hal ini terjadi karena ia membuat suatu argumen kuat yang akan dipercaya oleh orang lain. Berikut beberapa tanda seseorang berperilaku playing victim.

1. Menyalahkan orang lain atas situasi buruk yang dialami

Seseorang yang berperilaku playing victim akan menyalahkan situasi buruk terjadi atas kesalahan orang lain. Apa itu playing victim? Terjadi saat pikiran-pikiran negatif yang membuatnya menyudutkan orang lain saat suatu hal berjalan di luar prediksi.

2. Percaya bahwa dunia tidak berpihak pada dirinya

Hal-hal yang berjalan di luar kendali dan prediksi akan membuatnya menyalahkan dunia yang tidak berpihak padanya. Rasa marah, kesal, dan frustasi akan dialami seseorang dengan mempertanyakan mengapa situasi buruk menimpa dirinya. Ia akan menganggap hidupnya tidak pernah berjalan dengan baik.

3. Melihat suatu hal yang tidak berhubungan dengan dirinya sebagai bentuk penghinaan

Playing victim juga membuat seseorang menjadi sensitif terhadap berbagai hal yang terjadi di sekitarnya. Bahkan, hal-hal yang tidak berhubungan dengan dirinya pun dianggap sebagai penghinaan. Misalnya, seseorang yang mengunggah foto pernikahan akan dianggap menghina dirinya yang sedang berada di ambang perceraian.

4. Merasa dirinya harus diperlakukan dengan istimewa atas pengalaman yang terjadi di masa lalu

Balas budi menjadi hal penting bagi seseorang yang berperilaku playing victim. Mereka menganggap perlakuan istimewa dengan penuh simpati pantas untuk ia terima atas suatu hal yang ia lakukan di masa lalu. Bahkan, ia percaya orang lain memiliki nasib yang baik karena dirinya melakukan perbuatan baik di masa lalu pada orang tersebut. Hal ini membuat dirinya merasa harus mendapatkan perlakuan istimewa.

Perbedaan Playing Victim dengan Victim Blaming

Ilustrasi sedih, kecewa, ragu, bimbang
Ilustrasi sedih, kecewa, ragu, bimbang. (Photo by Nathan Cowley/Pexels)

Pertanyaan apa itu playing victim sudah dapat dijawab dengan penjelasan sebelumnya. Selain playing victim, terdapat istilah lain yaitu victim blaming. Playing victim terjadi saat seseorang bertindak seolah-olah dirinya adalah korban.

Mereka akan mengendalikan pemikiran orang lain dengan bersikap manipulatif agar memperoleh apa yang ia inginkan. Berbagai penyebab dapat melatarbelakangi orang berperilaku playing victim seperti trauma.

Di sisi lain, victim blaming merujuk pada seseorang yang menjadi korban dan dituntut untuk bertanggung jawab atas ketidakterlibatan seseorang atas suatu hal. Dalam hal ini orang tersebut dijadikan kambing hitam atas situasi buruk yang sedang terjadi.

Ia akan dipojokkan hingga menimbulkan perasaan takut dan tertekan hingga terpaksa untuk bertanggung jawab akan hal itu.Seseorang dengan kondisi yang lemah lebih mudah menjadi sasaran victim blaming oleh orang lain.

Victim blaming dapat terjadi dalam kasus seperti KDRT, perundungan, pemerkosaan, dan lainnya. Misalnya, perempuan yang mengalami pemerkosaan disalahkan atas pakaian yang ia kenakan.

Pada kasus ini perempuan akan disalahkan karena mengundang nafsu laki-laki hingga terjadi pemerkosaan. Padahal pakaian yang ia kenakan sangat tertutup dan berperilaku sebagaimana mestinya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya