Time to Hunt adalah Film Korea Selatan Tahun 2020, Simak 7 Faktanya

Time to Hunt merupakan film Korea Selatan yang tayang pada tahun 2020.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 01 Jun 2024, 10:10 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2024, 12:40 WIB
Time to Hunt
Time to Hunt (Foto: Netflix)

Liputan6.com, Jakarta Time to Hunt adalah film Korea Selatan yang tayang pada tahun 2020. Film ini disutradarai oleh Yoon Sung-hyun dan dibintangi oleh Lee Je-hoon, Ahn Jae-hong, Choi Woo-shik dan Park Jeong-min. Film ini menggambarkan kisah sekelompok teman yang mencoba untuk melarikan diri, dari keterpurukan ekonomi yang melanda negara mereka.

Dibintangi oleh ansambel pemeran berbakat dan dipandu oleh seorang sutradara yang mengagumkan, Time to Hunt adalah sebuah film yang benar-benar tidak boleh dilewatkan. Cerita yang ditawarkan sangat menegangkan, terutama ketika keempat teman tersebut berada dalam kejaran sosok misterius yang mengancam nyawa mereka.

Keberadaan Lee Je Hoon dalam film ini juga tidak bisa diabaikan, terutama mengingat karyanya yang luar biasa dalam drama dan film seperti Taxi Driver, Move to Heaven, Collectors dan akan segera kembali melalui Taxi Driver Season 2. Sementara Ahn Jae Hong yang telah membintangi serial populer seperti Reply 1988, Fight for My Way dan Be Melodramatic, akan segera kembali melalui Mask Girl.

Alur ceritanya yang terstruktur dengan baik, memungkinkan penonton Time to Hunt untuk benar-benar merasakan bagaimana keempat pemuda ini harus berjuang untuk bertahan hidup, di tengah ancaman yang mengintai mereka setiap saat. Selain itu, suasana kota yang kacau-balau di masa krisis juga digambarkan dengan sangat baik, menambah kekuatan naratif dan mendalamkan pengalaman penonton.

Berikut ini fakta Time to Hunt yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (9/5/2024). 

Sinopsis Time to Hunt

Time to Hunt
Lee Je Hoon dalam serial "Time to Hunt". (Foto:Netflix)

Time to Hunt adalah film thriller yang menegangkan berlatar masa depan dystopian. Mengambil tempat di daerah yang penuh dengan kemiskinan, Joon Suk (Lee Je Hoon) ingin meninggalkan kota tersebut dan memulai hidup baru. Untuk itu, dia menyusun rencana kejahatan yang nekat. Tak sendirian, dia meminta bantuan tiga temannya untuk menjalankan rencana tersebut yaitu Ki Hoon (Choi Woo Shik), Jang Ho (Ahn Jae Hong) dan Sang Soo (Park Jung Min). Keempat pria ini mempertaruhkan segalanya untuk kesempatan hidup baru, namun semua berubah mengerikan saat mereka dikejar oleh seorang pria misterius bernama Han (Park Hae Soo).

Time to Hunt adalah film yang menandai kembalinya sutradara Yoon Sung Hyun, setelah absen sembilan tahun sejak dirilisnya film Bleak Night pada tahun 2011 yang meraih pujian kritis. Karya ini mempersembahkan Yoon Sung Hyun penghargaan Sutradara Baru Terbaik di Blue Dragon Film Awards ke-32. Kemudian, pada 22 Februari 2020, Time to Hunt membuat sejarah sebagai film Korea pertama yang diputar di Berlinale Special Section dalam rangkaian Festival Film Internasional Berlin ke-70. Keberadaan film ini di Berlinale Special Section menegaskan posisinya, sebagai karya yang menginspirasi dan berpengaruh secara global.

Time to Hunt telah membuat gebrakan lebih lanjut dengan kehadirannya di Netflix sejak 23 April 2020, memperluas jangkauan penontonnya secara signifikan. Dengan demikian, film ini tidak hanya memperoleh pujian dalam lingkup festival film internasional, tetapi juga dapat dinikmati oleh penonton di seluruh dunia melalui platform digital terkemuka. Kehadiran film ini di berbagai platform ini menunjukkan bahwa karya Yoon Sung Hyun tidak hanya memiliki keunggulan artistik, tetapi juga daya tarik yang luas dan universal.

Fakta Time to Hunt

[Bintang] Ilustrasi penonton film
Ilustrasi bioskop Indonesia. Foto: via stepbystep.com

Tema Dystopian yang Unik

Dystopian atau distopia adalah tema yang sering diangkat dalam karya fiksi, karena memberikan gambaran alternatif tentang masa depan yang penuh dengan ketidakpastian dan konflik. Meskipun demikian, dalam dunia perfilman, tema ini seringkali diasosiasikan dengan karya-karya Hollywood yang memvisualisasikan dunia yang dilanda kekacauan dan kehancuran. Time to Hunt menonjol karena keunikannya dalam menghadirkan tema distopia dalam konteks Korea Selatan. Sementara kebanyakan film dengan latar belakang distopia, sering dihubungkan dengan setting Amerika Serikat atau Eropa. Kehadiran Time to Hunt menjanjikan sudut pandang yang segar dan menarik bagi penonton, yang mencari variasi dalam genre tersebut. Kisah tentang empat teman yang mencoba bertahan hidup dalam lingkungan yang dipenuhi dengan kemiskinan dan ketidakpastian, menjanjikan sebuah narasi yang mendalam dan memikat.

Perubahan Judul dari "The Night of the Hunter" ke "Time to Hunt"

Perubahan judul film dari "The Night of the Hunter" ke "Time to Hunt" menunjukkan proses kreatif dalam pemberian identitas kepada karya tersebut. Awalnya, judul "The Night of the Hunter" mengisyaratkan atmosfer yang gelap dan misterius, memberikan petunjuk akan unsur-unsur thriller dalam cerita. Namun, dengan perubahan menjadi "Time to Hunt", terbuka kemungkinan pemaparan tema yang lebih dinamis dan aksi yang intens dalam film tersebut. Judul yang baru menyoroti momen ketegangan dan aksi yang memacu adrenaline, dalam perburuan yang dihadapi oleh karakter-karakter utama.

Reuni Sutradara dan Pemeran Utama

Kehadiran kembali Yoon Sung Hyun sebagai sutradara dalam Time to Hunt, menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh penggemar setelah kesuksesan Bleak Night. Namun, yang membuat karya ini semakin istimewa adalah reuni antara Yoon Sung Hyun dengan dua pemeran utama, Lee Je Hoon dan Park Jung Min. Kolaborasi mereka sebelumnya dalam Bleak Night memberikan harapan akan kekompakan dan kemungkinan dinamika yang lebih mendalam, dalam pengembangan karakter dalam Time to Hunt. Kehadiran kembali trio ini menimbulkan ekspektasi tinggi, akan kemungkinan kekayaan emosi dan ketegangan yang akan tercipta di layar, serta potensi bagi mereka untuk menunjukkan kedalaman dalam peran masing-masing.

4. Comeback Lee Je Hoon setelah Tiga Tahun

Ilustrasi menonton film. ©Pixabay
Ilustrasi menonton film. ©Pixabay

Lee Je Hoon telah menjadi salah satu aktor terkemuka dalam perfilman Korea, dengan berbagai peran yang telah memperkuat reputasinya di industri hiburan. Kehadirannya dalam Time to Hunt sebagai film comeback setelah tiga tahun absen dari layar lebar, menarik perhatian banyak penggemar. Setelah perannya yang luar biasa dalam Signal dan film-film seperti Architecture 101, kehadiran Lee Je Hoon dalam Time to Hunt menjanjikan penampilan yang mengesankan yang akan menambah dimensi dan daya tarik pada cerita yang dipresentasikan.

Kehadiran Dua Film Ahn Jae Hong dalam Tahun 2020

Ahn Jae Hong telah membuktikan dirinya sebagai salah satu aktor Korea yang produktif dengan kiprahnya dalam berbagai proyek film. Kehadirannya dalam dua film yang dirilis dalam waktu singkat pada tahun 2020, menunjukkan komitmen dan kerja kerasnya dalam mengembangkan karier di dunia perfilman. Sementara film Secret Zoo telah memperlihatkan sisi komedinya, di mana kehadiran Ahn Jae Hong dalam Time to Hunt menawarkan potensi bagi penonton, untuk melihatnya dalam peran yang berbeda dan lebih serius, menegaskan fleksibilitasnya sebagai seorang aktor.

Partisipasi di Berlin International Film Festival ke-70

Time to Hunt telah diundang untuk menghadiri special gala screening di Berlin International Film Festival ke-70, sebuah penghargaan bagi kualitas dan keunggulan film tersebut. Partisipasi dalam festival prestisius ini memberikan pengakuan yang luar biasa bagi para pembuat film dan memperluas eksposur karya mereka ke tingkat global. Kehadiran di Berlin International Film Festival memberikan kesempatan bagi Time to Hunt, untuk dikenal oleh audiens internasional, serta menjadi titik awal bagi potensi distribusi dan apresiasi yang lebih luas di berbagai pasar internasional.

Ensemble Cast yang Mengesankan

Time to Hunt menonjolkan kehadiran sejumlah besar nama besar dalam industri film Korea, menambah daya tarik dan kualitas produksi secara keseluruhan. Dari Lee Je Hoon hingga Park Hae Soo, kehadiran mereka menjanjikan penampilan yang kuat dan dinamis, serta kemungkinan dinamika yang kompleks antara karakter-karakter tersebut. Keberadaan ensemble cast yang begitu beragam tidak hanya menunjukkan daya tarik proyek ini bagi para aktor terkenal, tetapi juga menegaskan kualitas produksi dan naskah yang menarik bagi para profesional di industri film.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya