Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara memperkenalkan kapal perang baru yang mereka klaim sebagai kapal perusak, yang dilengkapi "senjata paling hebat." Media pemerintah Korean Central News Agency (KCNA) pada Sabtu 26/4/2025) melaporkan bahwa peluncuran kapal ini dihadiri langsung oleh Kim Jong Un.
Pengumuman ini muncul sekitar sebulan setelah Kim Jong Un menyaksikan uji coba drone bunuh diri dan pengintai berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI), yang semakin meningkatkan dugaan atas kerja sama militer yang erat antara Pyongyang dengan Moskow.
Advertisement
Baca Juga
Menurut KCNA, kapal yang dinamai "Choe Hyon" - mengambil nama pejuang anti-Jepang Korea Utara yang telah meninggal - merupakan kapal perusak berbobot 5.000 ton yang pembangunannya memakan waktu lebih dari setahun.
Advertisement
Berdasarkan ukurannya, para ahli meyakini kapal ini mampu membawa rudal permukaan-ke-darat dan permukaan-ke-udara. Media spesialis Korea Utara, NK News, melaporkan bahwa kapal ini "kemungkinan besar dilengkapi dengan rudal nuklir taktis jarak pendek".
Kim Jong Un dalam pidatonya mengungkapkan bahwa Angkatan Laut Korea Utara kini dapat berfungsi sebagai "kekuatan inti pertahanan nasional dan komponen pencegah perang nuklir". Dia menyatakan bahwa kapal ini akan "mulai beroperasi awal tahun depan".
Dalam kesempatan tersebut, Kim Jong Un juga menuduh Amerika Serikat (AS) "melakukan latihan agresif yang mensimulasikan serangan nuklir" terhadap Korea Utara melalui operasi militer gabungannya dengan Korea Selatan.
"Pada upacara peluncuran yang digelar di Galangan Kapal Nampho di pesisir barat pada Jumat, kapal perang ini mendapat kehormatan untuk pertama kali ditinjau langsung oleh Kim Jong Un," sebut laporan CNA.
Kekuatan Nuklir
Foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah Korea Utara menunjukkan Kim, yang didampingi putrinya Ju Ae — yang oleh banyak analis diyakini sebagai calon penerusnya — disambut dengan antusias oleh para personel angkatan laut berbaju putih di depan kapal perang baru, dengan konfeti warna-warni beterbangan di udara.
AS — sekutu utama Korea Selatan — dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan latihan militer gabungan dan menambah kehadiran aset strategis seperti kapal induk dan kapal selam nuklir di sekitar Semenanjung Korea, sebagai bentuk upaya pencegahan terhadap ancaman dari Korea Utara.
Sementara itu, Korea Utara telah secara konsisten menyebut dirinya sebagai "kekuatan nuklir permanen" dan secara rutin mengecam latihan militer gabungan AS-Korea Selatan sebagai bentuk persiapan invasi.
"Peluncuran kapal tersebut tampaknya mengandung maksud untuk menegaskan kembali bahwa bagi Kim Jong Un, meninggalkan senjata nuklir bukanlah pilihan," ujar Presiden Universitas Studi Korea Utara di Seoul Yang Moo-jin kepada AFP.
Dia menambahkan bahwa Kim Jong Un tampaknya sedang menyampaikan prasyarat bagi kemungkinan negosiasi Korea Utara–AS di masa depan.
Advertisement
