Liputan6.com, Jakarta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) memiliki peran yang penting dalam sistem demokrasi di Indonesia. Sejak masa reformasi dimulai pada tahun 1998, Pilkada menjadi salah satu instrumen untuk mewujudkan kebebasan dan partisipasi politik masyarakat di tingkat daerah. Pilkada tidak hanya menjadi ajang pemilihan kepala daerah, tetapi juga merupakan pertanda kemajuan peradaban demokrasi di Indonesia.
Perkembangan aturan mengenai Pilkada di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah (Jateng), dipengaruhi oleh perubahan peraturan terkait pemilihan kepala daerah. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah memperkenalkan desentralisasi dalam sistem pemilihan kepala daerah. Namun, pada saat itu kepala daerah masih dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Perubahan signifikan terjadi dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menggantikan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999. Undang-Undang ini memperkenalkan pemilihan langsung kepala daerah, termasuk Pilkada di Jawa Tengah. Pemilihan langsung ini merupakan langkah penting dalam mendorong partisipasi politik masyarakat secara langsung dalam menentukan kepala daerah yang mereka pilih.
Sejak itu, Pilkada Jateng berjalan secara teratur sesuai dengan peraturan yang berlaku. Proses pemilihan dilakukan melalui tahap kampanye, pemungutan suara, dan penghitungan suara. Pilkada Jateng menjadi ajang kompetisi politik yang mempertemukan calon-calon kepala daerah untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat dalam sebuah pemilihan yang adil dan demokratis.
Pilkada di Jawa Tengah dari waktu ke waktu telah menjadi cermin perkembangan demokrasi di Indonesia. Berikut penjelasan lengkap tentang bagaimana pelaksanaan Pilkada Jateng yang dilaksanakan dari waktu ke watu, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (15/7/2024).
Pilkada Jateng 2008
Pada tahun 2008, Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur untuk periode 2008-2013. Pasangan calon yang bersaing dalam pemilihan ini adalah Bibit Waluyo-Rustriningsih dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Bambang Sadono-Muhammad Adnan dari Partai Golongan Karya (Golkar), Sukawi Sutarip-Sudharto dari Partai Demokrat, Agus Soeyitno-Abdul Kholiq Arif dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Muhammad Tamzil-Abdul Rozaq Rais dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Pasangan Bibit Waluyo-Rustriningsih berhasil memenangkan pemilihan ini dengan perolehan suara sebanyak 6.084.261 atau 43,44%. Mereka berhasil mengalahkan keempat pasangan calon lainnya. Sedangkan pasangan calon Bambang Sadono-Muhammad Adnan memperoleh suara sebanyak 3.192.093 atau 22,79%, pasangan calon Sukawi Sutarip-Sudharto memperoleh suara sebanyak 2.182.102 atau 15,58%, pasangan calon Agus Soeyitno-Abdul Kholiq Arif memperoleh suara sebanyak 957.343 atau 6,83%, dan pasangan calon Muhammad Tamzil-Abdul Rozaq Rais memperoleh suara sebanyak 1.591.243 atau 11,36%.
Dengan kemenangan ini, Bibit Waluyo-Rustriningsih resmi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah untuk periode 2008-2013. Pilkada Jawa Tengah tahun 2008 ini merupakan salah satu tahapan penting dalam sejarah Pilkada di Provinsi Jawa Tengah, di mana masyarakat aktif berpartisipasi memilih pemimpin yang dianggap akan memimpin Provinsi Jawa Tengah ke depan.
Â
Advertisement
Pilkada Jateng 2013
Pilkada Jateng 2013 merupakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur di Provinsi Jawa Tengah yang diadakan pada tanggal 26 Mei 2013. Dalam pilkada ini, terdapat beberapa calon yang bersaing untuk mendapatkan posisi tersebut. Salah satu calon yang berhasil keluar sebagai pemenang adalah Ganjar Pranowo yang menjadi Gubernur dan Taj Yasin Maimoen sebagai Wakil Gubernur.
Ganjar Pranowo merupakan calon dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Taj Yasin Maimoen berasal dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dalam kontestasi tersebut, Ganjar Pranowo berhasil memenangkan Pilkada Jateng 2013Â dengan memperoleh suara sebanyak 6.004.708 atau sekitar 57,08%.
Kemenangan Ganjar Pranowo dalam Pilkada Jateng 2014 mengantarkannya untuk memimpin Provinsi Jawa Tengah selama periode 2014-2019. Sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur, mereka memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memajukan pembangunan dan perekonomian Jawa Tengah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Pilkada Jateng 2014 menunjukkan bahwa masyarakat memberikan kepercayaan kepada Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen sebagai pengemban amanah kepemimpinan provinsi tersebut.
Pilkada Jateng 2018
Pada tanggal 27 Juni 2018, Pilkada Jateng (Jawa Tengah) digelar untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru. Terdapat beberapa calon yang bersaing dalam pemilihan tersebut.
Pilgub Jateng 2019 mempertemukan pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen dengan pasangan Sudirman Said dan Ida Fauziyah. Ganjar Pranowo merupakan petahana yang kembali mencalonkan diri untuk mempertahankan jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah. Sementara itu, Sudirman Said adalah mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK.
Setelah berlangsungnya Pilkada Jateng 2019, pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen berhasil keluar sebagai pemenang. Ganjar Pranowo memperoleh dukungan sebesar 11.558.528 suara atau sekitar 44,72%, sedangkan Sudirman Said mendapatkan dukungan sebanyak 8.491.711 suara atau sekitar 32,83%.
Kemenangan Ganjar Pranowo dalam Pilkada Jateng 2019 menunjukkan popularitas dan dukungan yang kuat dari masyarakat Jawa Tengah terhadap kepemimpinannya. Pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen akan melanjutkan tugasnya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah untuk periode 2019-2024.
Advertisement
Pilkada Jateng 2024
Pilkada Jateng 2024 dijadwalkan akan diadakan pada 27 November 2024. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mempersiapkan diri dengan maksud agar partisipasi pemilih mencapai lebih dari 82 persen. Penjabat Gubernur Jateng, Nana Sudjana, telah menekankan pentingnya tingkat partisipasi yang tinggi serta menjaga kondusivitas dalam pelaksanaan Pilkada.
Dalam Pilkada Jateng 2024 terdapat sebuah maskot yang bernama Semarbots. maskot ini menggambarkan perpaduan antara tokoh Semar dengan teknologi robot modern. Maskot ini memiliki tagline "LUWIH BECIK LUWIH NYENENGKE" yang berarti "Saling Baik dan Saling Ramah".
Sebagai informasi tambahan, sejarah Pilkada Jateng mencangkup berbagai perubahan sistem dan pemenang yang berbeda di setiap periode, mulai dari era awal kemerdekaan hingga era reformasi saat ini. Semoga Pilkada Jateng 2024 dapat berlangsung dengan sukses, partisipasi tinggi, dan menjaga kondusivitas guna memilih Gubernur dan Wakil Gubernur yang terbaik bagi Jawa Tengah.