Bahaya BPA Bagi Kesehatan yang Perlu Diwaspadai, Lengkap Cara Menghindarinya

BPA atau Bisphenol A adalah senyawa kimia sintetis yang umum digunakan dalam produksi plastik polikarbonat dan resin epoksi.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 24 Sep 2024, 21:15 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2024, 21:15 WIB
Bahaya BPA Bagi Kesehatan yang Perlu Diwaspadai, Lengkap Cara Menghindarinya
Ilustrasi botol minum plastik (iStock)

Liputan6.com, Jakarta BPA atau Bisphenol A adalah senyawa kimia sintetis yang umum digunakan dalam produksi plastik polikarbonat dan resin epoksi. Senyawa ini sering ditemukan dalam berbagai produk sehari-hari, termasuk wadah makanan, botol air minum, dan lapisan dalam kaleng makanan. Meskipun BPA telah digunakan secara luas dalam industri selama puluhan tahun, penelitian terbaru menunjukkan adanya potensi bahaya bagi kesehatan manusia.

Paparan BPA telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan hormonal, masalah reproduksi, dan peningkatan risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung. Studi pada hewan menunjukkan bahwa BPA dapat mengganggu perkembangan otak dan sistem saraf, terutama pada janin dan bayi. Selain itu, BPA juga dicurigai memiliki efek negatif pada sistem kekebalan tubuh dan dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker.

Untuk mengurangi paparan terhadap BPA, disarankan untuk menggunakan produk yang berlabel "BPA-free" dan menghindari penggunaan plastik dengan kode daur ulang 3 atau 7. Penting juga untuk tidak memanaskan makanan dalam wadah plastik dan beralih ke alternatif yang lebih aman seperti kaca, stainless steel, atau keramik untuk menyimpan makanan.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai bahaya BPA bagi kesehatan yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (24/9/2024).

BPA Adalah

Bahaya BPA Bagi Kesehatan yang Perlu Diwaspadai, Lengkap Cara Menghindarinya
Ilustrasi Botol Plastik Credit: pexels.com/Renee

Melansir dari laman Mayo Clinic, BPA adalah singkatan dari Bisphenol A yang merupakan bahan kimia industri yang telah digunakan untuk membuat plastik dan resin tertentu sejak tahun 1950-an. Senyawa BPA termasuk dalam kelompok turunan difenilmetana dan bisfenol, dengan dua gugus hidroksifenil. apa itu BPA ditemukan dalam plastik polikarbonat dan resin epoksi. Plastik polikarbonat sering digunakan dalam wadah yang menyimpan makanan dan minuman, seperti botol air. Sedangkan resin epoksi digunakan untuk melapisi bagian dalam produk logam, seperti kaleng makanan, tutup botol, dan saluran suplai air.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA dapat meresap ke dalam makanan atau minuman dari wadah yang dibuat dengan bahan baku BPA. Paparan senyawa BPA menjadi perhatian nasional hingga global karena kemungkinan efek kesehatan pada otak dan kelenjar prostat janin, bayi dan anak-anak. Kondisi ini juga dapat mempengaruhi perilaku anak-anak menjadi cepat berubah.

Mengutip dari Health Liputan6.com, menurut Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar, apa itu BPA adalah bahan kimia yang digunakan dalam kemasan plastik polikarbonat untuk membuat plastik tetap keras dan tidak mudah hancur. BPA juga dipakai untuk melapisi bagian kemasan dari makanan kalengan. Apa itu BPA bisa membahayakan kesehatan anak lewat botol susu. 

Bahaya BPA bagi Kesehatan

Bahaya BPA Bagi Kesehatan yang Perlu Diwaspadai, Lengkap Cara Menghindarinya
Gambar Ilustrasi Wanita Terkena Penyakit Jantung. Sumber: Freepik

Dikutip dari laman Health Liputan6.com, Bisphenol A atau BPA dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui barang-barang tersebut. Paparan BPA yang masuk ke dalam tubuh tersebut pun dapat berdampak buruk pada kesehatan tubuh seseorang, terutama anak-anak.

Paparan BPA kemungkinan dapat memberikan efek kesehatan pada otak dan kelenjar prostat janin, bayi, dan anak-anak. Selain itu, paparan BPA juga dapat meningkatkan tekanan darah, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular.

Selain itu, dilansir dari Public Health Columbia, para peneliti mengaitkan BPA dengan masalah perkembangan dan kesehatan pada anak-anak, termasuk kondisi belajar dan perilaku Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD), kecemasan, pubertas dini pada anak perempuan, diabetes, kegemukan, dan penyakit jantung.

Hal tersebut juga dijelaskan oleh Ahli dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar, Anwar Daud mengungkapkan bahwa sejumlah studi biomonitoring yang menunjukkan paparan BPA melebihi ambang batas berdampak negatif pada kesehatan manusia. Ia menjelaskan, berdasarkan sebuah penelitian, manusia bisa terpapar BPA melalui jalur dan sumber berbeda, tetapi kemasan pangan sebagai sumber utama paparan BPA sudah terkonfirmasi.

"Sebagai xenoestrogen (tipe senyawa kimia yang mengimitasi estrogen-hormon seksual dan berperan dalam perkembangan sistem reproduksi dan karakter seks sekunder), BPA menjadi fokus perhatian para ahli terkait perkembangan sejumlah penyakit. Sebagai contoh, beberapa studi epidemiologi melaporkan peningkatan kadar urin yang berhubungan dengan obesitas, gangguan kesuburan, dan penyakit kardiovaskular," jelas Anwar yang dikutip pada Selasa (24/9/2024).

The French Agency for Food, Environmental and Occupational Health & Safety  atau ANSES menjelaskan bahwa paparan BPA bisa mengakibatkan janin bayi dalam kandungan terkena kanker payudara di kemudian hari.

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives pada tahun 2014. Penelitian tersebut menemukan adanya hubungan antara paparan BPA pada wanita yang sedang hamil dengan peningkatan risiko kanker payudara pada keturunan perempuan.

Cara Menghindari Paparan BPA

Bahaya BPA Bagi Kesehatan yang Perlu Diwaspadai, Lengkap Cara Menghindarinya
BPA Free / Sumber: iStockphoto

Agar bahaya BPA tidak terpapar ke tubuh kita maupun orang yang kita cintai, penting untuk mengetahui cara menghindarinya. Berikut ini terdapat beberapa cara menghindari paparan dari BPA, yakni:

1. Pilih wadah makanan bebas BPA

Perhatikan label produk saat membeli kotak makan dan botol minum plastik. Pastikan wadah bebas BPA dan memenuhi SNI. Hindari plastik dengan label daur ulang nomor 3 atau 7. Lebih baik gunakan wadah kaca atau stainless steel yang lebih aman.

2. Batasi konsumsi makanan kaleng

Kebanyakan kaleng makanan dilapisi BPA. Kurangi konsumsi makanan kaleng dan pilih kemasan kaca. Lebih baik konsumsi makanan segar.

3. Jangan panaskan wadah plastik

Hindari memanaskan wadah plastik di microwave atau mencucinya di mesin pencuci piring, karena bisa meluruhkan BPA. Gunakan piring keramik atau kaca saat memanaskan makanan.

4. Pilih mainan anak bebas BPA

BPA juga terdapat di mainan anak. Beli mainan anak berlabel BPA free untuk menghindari risiko kontaminasi saat anak memasukkan mainan ke mulut.

5. Gunakan botol susu bayi bebas BPA

Pemerintah Indonesia melarang BPA pada botol susu bayi. Untuk itu, pilihlah botol susu bayi yang berlabel BPA free atau gunakan botol kaca untuk mencegah kontaminasi BPA.

Paparan Senyawa BPA yang Aman

Dilansir dari laman Healthline, menurut laporan tahun 2014 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), untuk paparan senyawa BPA yang tergolong aman adalah kurang dari 2,25 miligram per pon atau setara dengan 5 mg per kg. Namun, FDA melarang produsen atau pihak industri menggunakan senyawa BPA dalam kaleng susu formula, botol bayi, dan cangkir sippy.

Sementara itu, menurut Koordinator Kelompok Substansi Standardisasi Bahan Baku, Kategori, Informasi Produk, dan Harmonisasi Standar Pangan Olahan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Yeni Restiani mengungkapkan bahwa paparan senyawa BPA yang aman di Indonesia telah diatur dalam peraturan BPOM Nomor 20/2019  tentang Kemasan Pangan, persyaratan batas migrasi BPA pada kemasan plastik polikarbonat adalah 0,6 bagian per juta (bpj).

Bahkan Yeni Restiani juga menegaskan untuk produsen mencatumkan label tulisan ”Berpotensi Mengandung BPA” dalam kemasan botol.

“Poinnya antara lain, air minum dalam kemasan (AMDK) galon polikarbonat wajib mencantumkan label tulisan ”Berpotensi Mengandung BPA,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya