Inner Child Adalah: Pengertian, Contoh, dan Cara Menyembuhkannya

Inner child adalah trauma yang sering tidak disadari.

oleh Laudia Tysara diperbarui 22 Okt 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2024, 21:00 WIB
inner child
Anak kecil sedang bermain daun di musim gugur. (Foto: Unsplash/Annie Spratt)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang dewasa perlu memahami bahwa inner child adalah bagian dari diri yang terbentuk dari pengalaman masa kecil, sebuah konsep penting dalam psikologi modern yang memengaruhi kesehatan mental. Para ahli kesehatan mental di Siloam Hospitals menekankan pentingnya mengenali dan menyembuhkan inner child karena dampaknya. Inner child dalam psikologi dijelaskan sebagai aspek kepribadian yang menyimpan memori, pengalaman, dan emosi dari masa kanak-kanak.

Pemahaman tentang apa itu inner child menjadi semakin krusial di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan mental. Tim psikolog Siloam Hospitals mencatat peningkatan kasus trauma masa kecil yang memengaruhi kehidupan dewasa sepanjang tahun 2023.

Inner child adalah trauma yang sering tidak disadari namun memiliki dampak mendalam pada pola pikir, perilaku, dan hubungan interpersonal seseorang. Melansir dari buku "Menyembuhkan Diri Melalui Inner Child" karya Panuwun Budi (2024), inner child dan contohnya dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Konsep ini menjelaskan bagaimana pengalaman masa kecil membentuk kepribadian, cara berpikir, dan pola perilaku seseorang di masa dewasa.

Pemahaman mendalam tentang inner child dapat membantu seseorang menjalani proses penyembuhan yang efektif. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Selasa (22/10/2024).

Inner Child Adalah Apa?

inner child
Origami orang saling bergandengan. (Foto: Unsplash/Andrew Moca)

Inner child adalah konsep dalam psikologi yang merujuk pada bagian dari kepribadian seseorang yang terbentuk selama masa kanak-kanak. Melansir dari Siloam Hospitals, aspek kepribadian ini menyimpan berbagai pengalaman, emosi, dan memori dari masa kecil yang terus memengaruhi perilaku seseorang hingga dewasa. Psikologi modern mengakui bahwa inner child merupakan komponen penting dalam pembentukan karakter dan pola perilaku seseorang.

Para ahli psikologi menjelaskan bahwa inner child dalam psikologi sering disebut sebagai ACEs (Adverse Childhood Experiences). Konsep ini menggambarkan bagaimana pengalaman masa kecil, baik positif maupun negatif, membentuk fondasi kepribadian seseorang. Pemahaman tentang inner child membantu seseorang mengenali akar dari berbagai masalah emosional dan perilaku yang muncul di masa dewasa.

Inner child adalah trauma yang terbentuk ketika seseorang mengalami pengalaman negatif di masa kecil. Melansir dari buku Panuwun Budi, trauma ini dapat berasal dari berbagai sumber seperti bullying, kekerasan, atau pengabaian emosional. Keberadaan inner child yang terluka dapat memengaruhi cara seseorang berhubungan dengan orang lain dan menghadapi situasi stres.

Normalitas dalam konteks inner child bersifat relatif dan individual. Setiap orang memiliki pengalaman masa kecil yang berbeda-beda, sehingga manifestasi inner child juga beragam. Inner child adalah bagian alami dari perkembangan psikologis manusia, namun cara seseorang mengelola dan menyikapinya yang menentukan dampaknya terhadap kesehatan mental.

Melansir dari Harley Therapy, keberadaan inner child merupakan fenomena universal yang dialami setiap orang. Inner child dalam psikologi dipandang sebagai mekanisme adaptasi yang membantu seseorang bertahan dan berkembang. Pemahaman ini penting untuk menormalisasi pengalaman inner child sambil tetap menyadari pentingnya penanganan profesional ketika diperlukan.

Contoh Inner Child Positif dan Negatif

Melansir dari Siloam Hospitals dan buku "Menyembuhkan Diri Melalui Inner Child," berikut adalah 30 contoh manifestasi inner child positif dan negatif:

Inner Child Positif

  1. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal baru
  2. Mampu mengekspresikan kegembiraan secara spontan
  3. Memiliki kreativitas dan imajinasi yang hidup
  4. Mudah menjalin pertemanan baru
  5. Bersemangat mencoba pengalaman baru
  6. Memiliki empati yang tinggi
  7. Mampu bermain dan bersenang-senang
  8. Optimis menghadapi tantangan
  9. Memiliki antusiasme dalam belajar
  10. Mudah memaafkan kesalahan orang lain
  11. Terbuka terhadap kasih sayang
  12. Mampu mengekspresikan emosi secara sehat
  13. Memiliki jiwa petualang
  14. Mudah tertawa dan berbagi kebahagiaan
  15. Memiliki rasa kagum terhadap hal-hal sederhana
  16. Spontan dalam mengambil keputusan positif
  17. Mudah menunjukkan kasih sayang
  18. Memiliki rasa humor yang sehat
  19. Percaya pada kebaikan orang lain
  20. Mampu menikmati momen sederhana
  21. Mudah berbagi dengan orang lain
  22. Memiliki semangat kompetisi yang sehat
  23. Berani mengakui kesalahan
  24. Mudah beradaptasi dengan perubahan
  25. Memiliki keingintahuan intelektual
  26. Mudah berteman dengan berbagai kalangan
  27. Memiliki kepekaan terhadap keindahan
  28. Mampu mengekspresikan diri melalui seni
  29. Memiliki intuisi yang kuat
  30. Mudah bersyukur atas hal-hal kecil

Inner Child Negatif

  1. Takut ditinggalkan (abandonment issues)
  2. Perfeksionis berlebihan
  3. Sulit mempercayai orang lain
  4. Kecemasan sosial tinggi
  5. Mudah merasa tidak aman
  6. Ketergantungan emosional
  7. Sulit mengekspresikan perasaan
  8. Pendendam
  9. Mudah merasa bersalah
  10. Overthinking dalam pengambilan keputusan
  11. Sulit menerima kritik
  12. People pleaser
  13. Takut menghadapi konflik
  14. Mudah merasa tidak berharga
  15. Sulit menetapkan batasan
  16. Selalu merasa tidak cukup baik
  17. Kesulitan mengelola kemarahan
  18. Perfeksionis yang merusak
  19. Takut gagal berlebihan
  20. Sulit menerima pujian
  21. Kecanduan validasi
  22. Sulit berkomitmen dalam hubungan
  23. Selalu merasa tidak dimengerti
  24. Mudah merasa overwhelmed
  25. Kecemasan berlebihan tentang masa depan
  26. Sulit mengambil keputusan
  27. Menghindari kedekatan emosional
  28. Selalu merasa harus membuktikan diri
  29. Sulit menerima perubahan
  30. Ketakutan akan penolakan

 

Cara Menyembuhkan Inner Child

inner child terluka
Anak menyendiri di jendela. (Foto: Unsplash/Kelly Sikkema)

Melansir dari berbagai sumber psikologi, berikut adalah langkah-langkah efektif untuk menyembuhkan inner child:

1. Mengenali dan Mengakui Keberadaan Inner Child

Inner child adalah bagian yang tidak terpisahkan dari diri kita. Langkah pertama penyembuhan melibatkan pengakuan dan penerimaan keberadaannya. Proses ini membutuhkan kesadaran penuh dan kejujuran terhadap diri sendiri. Melansir dari Siloam Hospitals, pengakuan ini menjadi fondasi penting dalam proses penyembuhan.

2. Melakukan Inner Child Work

  1. Menulis jurnal reflektif
  2. Melakukan meditasi mindfulness
  3. Terapi seni dan kreativitas
  4. Bermain dan melakukan aktivitas yang menyenangkan
  5. Melakukan dialog internal dengan inner child

3. Menerapkan Self-Compassion

Penting untuk mengembangkan sikap lemah lembut dan pengertian terhadap diri sendiri. Inner child adalah bagian yang membutuhkan pemahaman dan penerimaan tanpa penghakiman. Proses ini melibatkan:

  1. Mempraktikkan positive self-talk
  2. Memberikan afirmasi positif
  3. Merayakan pencapaian kecil
  4. Menerima ketidaksempurnaan

4. Mencari Bantuan Profesional

Melansir dari Harley Therapy, proses penyembuhan inner child sering membutuhkan bantuan profesional seperti:

  1. Konseling psikologis
  2. Terapi kognitif perilaku
  3. EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing)
  4. Terapi seni
  5. Psikoterapi

5. Membangun Rutinitas Penyembuhan

  1. Melakukan aktivitas fisik teratur
  2. Meditasi dan mindfulness harian
  3. Praktik journaling
  4. Terapi ekspresif
  5. Mengembangkan hobi kreatif

6. Memperbaiki Hubungan

  1. Membangun batasan yang sehat
  2. Berkomunikasi secara asertif
  3. Mengembangkan kepercayaan secara bertahap
  4. Mempraktikkan empati
  5. Belajar memaafkan

7. Mengembangkan Resiliensi

  1. Membangun sistem pendukung yang kuat
  2. Mempelajari teknik coping yang sehat
  3. Mengembangkan mindset pertumbuhan
  4. Mempraktikkan regulasi emosi
  5. Membangun ketahanan mental

Penting untuk diingat bahwa penyembuhan inner child merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Setiap orang memiliki perjalanan penyembuhan yang unik, dan tidak ada timeline spesifik yang harus diikuti.

Melansir dari buku Panuwun Budi, kesuksesan dalam menyembuhkan inner child ditandai dengan kemampuan untuk menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan autentik.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya