Liputan6.com, Jakarta Angin duduk, atau dikenal sebagai angina pectoris dalam dunia medis, adalah kondisi nyeri dada yang muncul akibat terganggunya aliran darah ke otot jantung. Gangguan ini terjadi ketika pasokan oksigen dalam darah yang mengalir ke jantung terhambat, biasanya karena penyumbatan arteri koroner akibat penumpukan lemak atau kolesterol. Nyeri ini bisa dialami siapa saja, tetapi lebih umum pada mereka yang memiliki penyakit jantung koroner dan dapat menyerang saat aktivitas berat yang meningkatkan kerja jantung.
Masyarakat mengenal angin duduk sebagai kondisi berbahaya yang terjadi secara mendadak, dengan nyeri dada intens yang menyebar hingga ke lengan, rahang, atau punggung. Angin duduk sering kali dianggap sama dengan serangan jantung, meskipun ada beberapa perbedaan signifikan antara keduanya. Mencegah dan memahami cara menangani kondisi ini penting untuk menghindari komplikasi serius pada kesehatan jantung.
Baca Juga
Berikut cara mengenali tanda-tanda angin duduk yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (5/11).
Advertisement
Penyebab Angin Duduk
Angin duduk terjadi karena penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah koroner, yang menyebabkan berkurangnya pasokan darah ke jantung. Pembuluh darah koroner bisa menyempit akibat penumpukan plak yang terdiri dari lemak, kolesterol, fibrin, dan platelet di dinding arteri. Akibatnya, suplai oksigen ke otot jantung terganggu dan memicu nyeri.
Mengutip situs resmi Siloam Hospitals, faktor risiko angin duduk meliputi kebiasaan merokok, obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, dan kurangnya aktivitas fisik. Usia di atas 45 tahun dan riwayat keluarga dengan penyakit jantung juga meningkatkan risiko terjadinya angina pectoris.
Kondisi medis lain seperti diabetes juga menambah kerentanan terhadap angina, di mana tingkat gula darah yang tinggi bisa memengaruhi kesehatan pembuluh darah dan jantung secara keseluruhan.
Advertisement
Gejala yang Muncul pada Penderita Angin Duduk
Gejala utama angin duduk adalah nyeri dada yang terasa seperti tekanan berat atau tertimpa benda besar. Nyeri ini biasanya menjalar ke bagian tubuh lain seperti lengan kiri, leher, rahang, atau punggung, dan sering kali disertai rasa sesak napas. Angin duduk ditandai dengan nyeri dada yang intens dan biasanya memburuk saat aktivitas fisik.
Selain nyeri dada, penderita angin duduk sering kali mengalami pusing, mual, keringat dingin, dan mudah lelah. Pada kasus angina tidak stabil, nyeri dada bisa muncul bahkan saat sedang beristirahat, yang menunjukkan adanya risiko tinggi terhadap serangan jantung. Gejala yang tidak kunjung reda memerlukan penanganan medis segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Pertolongan Pertama Ketika Mengalami Angin Duduk
Mengutip situs resmi RS Pondok Indah, jika mengalami gejala angin duduk, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah segera berhenti dari aktivitas dan mencoba untuk rileks.
Beristirahat dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan dan mengatur pernapasan akan membantu tubuh menjadi lebih tenang. Bagi mereka yang memiliki riwayat angin duduk, minum obat yang telah diresepkan dokter dapat membantu mengurangi nyeri dada.
Namun, jika gejala tidak kunjung mereda, sebaiknya segera mencari bantuan medis. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti elektrokardiogram (EKG), ekokardiografi, atau CT scan, untuk memastikan kondisi jantung dan menentukan perawatan yang tepat.
Advertisement
Langkah Pengobatan Medis untuk Angin Duduk
Pengobatan angin duduk disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi kesehatan jantung pasien. Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan seperti nitrat, penghambat beta, pengencer darah, atau antagonis kalsium untuk membantu meredakan gejala dan mencegah terjadinya penyumbatan lebih lanjut.
Pada kondisi yang lebih parah, dokter bisa menyarankan tindakan seperti operasi bypass atau pemasangan cincin (stent) untuk melancarkan kembali aliran darah ke jantung. Tindakan ini biasanya dilakukan jika kondisi pasien tidak merespons obat-obatan dengan baik atau jika ada risiko serangan jantung yang tinggi.
Cara Efektif Mencegah Angin Duduk
Pencegahan angin duduk dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat. Mengonsumsi makanan rendah lemak dan kolesterol, berhenti merokok, serta mengurangi konsumsi alkohol adalah langkah-langkah efektif untuk menjaga kesehatan jantung. Rutin berolahraga juga penting untuk memperkuat otot jantung dan menjaga berat badan ideal.
Selain itu, pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama tekanan darah, kolesterol, dan gula darah, sangat dianjurkan bagi mereka yang memiliki faktor risiko angin duduk. Mengelola stres dengan baik, melalui teknik relaksasi atau meditasi, juga bisa membantu mencegah angin duduk yang dipicu oleh tekanan emosional.
Advertisement
Apakah angin duduk sama dengan serangan jantung?
Tidak. Angin duduk atau angina pectoris adalah kondisi nyeri dada akibat berkurangnya aliran darah ke jantung, sementara serangan jantung terjadi saat suplai darah ke jantung terhenti total, yang bisa merusak otot jantung.
Â
Apa yang harus dilakukan jika mengalami angin duduk di rumah?
Segera hentikan aktivitas, beristirahat, dan atur napas. Jika nyeri tidak hilang, hubungi layanan medis. Penderita angina dengan resep obat tertentu bisa meminumnya untuk membantu meredakan gejala.
Â
Advertisement
Apakah angin duduk bisa disembuhkan?
Angin duduk dapat dikelola dengan perawatan dan perubahan gaya hidup. Obat-obatan dan, dalam beberapa kasus, prosedur medis tertentu bisa membantu meredakan dan mencegah serangan angina.
Â
Bagaimana cara mengurangi risiko angin duduk?
Mengadopsi gaya hidup sehat, seperti berhenti merokok, diet seimbang, olahraga teratur, dan rutin mengontrol tekanan darah serta kolesterol, efektif untuk mencegah angin duduk.
Advertisement