Konvensi Demokrat Tak Maksimal, Ramadhan Pohan Salahkan Media

Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan media massa, khususnya televisi memiliki efek yang sangat besar.

oleh Oscar Ferri diperbarui 15 Mei 2014, 18:22 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2014, 18:22 WIB
Ramadhan Pohan
Ramadhan Pohan

Liputan6.com, Jakarta Demokrat mengakui, Konvensi Capres Partai Demokrat tidak maksimal memunculkan berbagai tokoh alternatif ke publik. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan, tidak maksimalnya konvensi karena tidak banyak media massa yang mempublikasi hingar-bingar konvensi.

Padahal menurut Ramadhan, di dalamnya terdapat sejumlah tokoh seperti Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, Pramono Edhie, Dino Patti Djalal, dan lainnya.

"Respon media memang terbatas. Kita tidak punya televisi dan tidak berafiliasi dengan media mana pun," kata Ramadhan dalam diskusi 'Menimbang Konvensi dan Arah Koalisi Partai Demokrat' di Cikini, Jakarta, Kamis (15/5/2014).

Menurut Ramadhan, pernyataan ini sekaligus menanggapi pernyataan peneliti Saiful Mujani Research and Consulting Djayadi Hanan pada kesempatan yang sama. Djayadi menilai, Demokrat gagal mengemas konvensi secara menarik. Sehingga hasilnya tidak maksimal.

"Benar yang dikatakan Mas Djayadi, harus ada packaging-nya, harus ada marketing-nya. Tapi itulah yang dilakukan Partai Demokrat. Dan respon media tetap terbatas," tegas Ramadhan.

Ramadhan berpendapat, media massa, khususnya televisi memiliki efek yang sangat besar. Bahkan, televisi mampu memengaruhi masyarakat hingga 80%. "Tapi ya kita tidak punya televisi, kalau koran itu kan pengaruhnya paling hanya 10%," ujarnya.

Hasil Konvensi Capres Partai Demokrat rencananya akan diumumkan Jumat 16 Mei besok. Jika hasil survei maksimal dan dianggap signifikan bersaing pada Pilpres 9 Juli mendatang, Demokrat akan memilih satu dari sebelas peserta konvensi. Sebaliknya, jika hasil survei tidak signifikan, tidak akan memilih capres konvensi dan mengusung tokoh lain.

Sementara peserta konvensi yang berhasil disaring panitia seleksi yakni Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ali Maskur Musa, Rektor Universitas Paramadina Anies Rasyid Baswedan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal, dan Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Jenderal (Purn) TNI Endriartono Sutarto.

Selain itu juga ada nama lain yakni, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPR) Marzuki Alie, Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal (Purn) TNI Pramono Edhie Wibowo dan Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang.

Usai proses seleksi peserta, para peserta konvensi mengikuti debat kebangsaan di berbagai kota besar di Indonesia. Debat ini selain sebagai ajang penyampaian visi misi dan mencari solusi berbagai permasalahan bangsa dari setiap peserta, juga sekaligus untuk memperkenalkan kepada masyarakat.

Namun, Konvensi Capres Partai Demokrat akhirnya melempem. Sebab, perolehan hasil suara Pileg 9 April lalu, Demokrat mapun partai peserta Pemilu lainnya tidak dapat memenuhi syarat untuk mencalonkan capres-cawapresnya. Partai hanya mampu mendulang suara di bawah 20%.

Padahal ketentuan ambang batas minimal pencalonan presiden tertuang dalam Pasal 9 UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden menyebutkan, pasangan calon yang diusulkan partai atau gabungan partai peserta Pemilu harus memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% dari suara sah nasional dalam Pemilu anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pilpres.

Sementara hasil rekapitulasi Pileg 9 April lalu, Partai Demokrat hanya mampu mendulang 12.728.913 suara atau 10,19%. Suara terbanyak diaraih PDIP yakni 23.681.471 suara atau 18,95%, diikuti Partai Golkar 18.432.312 suara atau 14,75% dan Partai Gerindra 14.760.371 suara atau 11,81%.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya