Wiranto Vs Prabowo, Ketum Gerindra: Habiskan Energi dan Waktu

Bagi Suhardi, masa kampanye bukan perang mencari kesalahan. Namun, masa kampanye merupakan pendidikan politik masyarakat.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 20 Jun 2014, 09:45 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2014, 09:45 WIB
Suhardi ketum gerindra
(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Liputan6.com, Bandar Lampung - Mantan Panglima ABRI (sekarang TNI) Jenderal Purnawirawan Wiranto angkat suara mengenai beredarnya surat pemecatan Prabowo Subianto dari militer pada 1998 silam. Ia dengan tegas mengatakan alasan pemecatan Prabowo yang saat itu berpangkat letnan jenderal karena terbukti terlibat dalam kasus penculikan aktivis.

Ketua Umum Gerindra Suhardi pun buka suara terkait dengan pernyataan Wiranto tersebut. Ia menilai energi untuk Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014 akan habis bila hanya mencari-cari kesalahan. Terlebih tak ada manusia yang sempurna.

"Kalau cari kesalahan kuman di seberang lautan, nanti kita nggak bicara mana program yang lebih baik. Kalau kesalahan Jokowi kita kejar soal kartu-kartunya, nanti malah fokusnya cari kesalahan terus," terang Suhardi kepada Liputan6.com di Lampung, Jumat (20/6/2014).

"Itu sesuatu yang sangat tak sehat. Pilpres tapi tidak fokus pada isu bangsa. Ini habiskan energi dan waktu. Harusnya kita analisa mana dari 2 pemimpin ini (Joko Widodo dan Prabowo Subianto) yang baik."

Suhardi menegaskan, kubunya kerap kali diserang dengan kampanye negatif maupun kampanye hitam. Namun tidak setiap kali kubunya bereaksi. "Kita juga sering diserang, tapi hampir nggak pernah kita melawan secara vulgar," imbuhnya.

Bagi Suhardi, masa kampanye bukan perang mencari kesalahan. Namun, masa kampanye merupakan pendidikan politik masyarakat. "Seorang presiden harus mampu lindungi masyarakat, teorinya itu bagaimana, itu yang harus diadu. Bukan kita terus cari kesalahan," tandas Suhardi.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Hanura yang kini merapat ke sisi pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) itu menyatakan, salah satu alasan pemecatan Prabowo karena terbukti terlibat dalam kasus penculikan aktivis.

"Tatkala Prabowo nyata-nyata telah dibuktikan bahwa beliau terlibat dalam kasus penculikan, maka tentu diberhentikannya itu sesuai dengan norma yang berlaku," kata Wiranto di Jalan HOS Cokroaminoto, Jakarta, Kamis 19 Juni 2014.

"Berhentinya jelas," tukas Wiranto.

Namun Wiranto menyerahkan kepada masyarakat untuk menilai sendiri makna pemecatan yang diberikan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) kepada Prabowo. Apakah diberhentikan dengan hormat atau sebaliknya? Hanya saja dia menegaskan, pemecatan Prabowo dilakukan karena suatu alasan.

Isu ini juga yang pernah diungkit cawapres lawan, Jusuf Kalla atau JK dalam debat capres jilid I yang digelar pada Senin malam 9 Juni 2014 lalu. Pada kesempatan itu, JK menanyakan langsung kepada Prabowo mengenai langkahnya untuk menyelesaikan kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Saat menjawab pertanyaan JK itulah, Prabowo menyinggung soal atasannya. Dia meminta JK untuk menanyakan langsung kepada atasannya saat itu.

"Jadi saya mengerti ke mana arah (pertanyaan) bapak. Saya tidak apa-apa. Tapi saya ada di sini sebagai mantan prajurit telah melaksanakan tugas sebaik-baiknya, selebihnya atasan yang menilai," ucap Prabowo dalam debat capres 9 Juni 2014 lalu. (Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya