Liputan6.com, Jakarta - Semakin banyaknya menteri yang terjerat kasus korupsi membuat Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla (JK) berencana menaikkan gaji para menterinya dalam kabinet pemerintahan Jokowi-JK periode 2014-2019.
Namun, pengamat politik dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salam Salang berpendapat lain. Menurut dia, sah-sah saja JK mewacanakan kenaikan gaji menteri, namun tidak tepat jika kenaikan gaji tersebut diwacanakan saat ini.
"Silakan naikkan gaji menteri, tapi jangan sekarang. Kan belum kerja sudah wacana, lebih baik nanti saja," kata Sebastian saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (6/8/2014).
Sebastian berujar, dari sisi strategis mewacanakan gaji menteri saat ini sangat tidak tepat meskipun tujuannya agar para menteri tidak korupsi. Ia menambahkan, terlebih isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi masih diperdebatkan.
"Sekarang BBM saja masih jadi jadi perdebatan, jadi lebih baik kerja saja dulu dan realisasikan program-program kebijakan yang baik," ujar dia.
Masih menurut Sebastian, rakyat tidak akan marah jika benar nantinya para menteri Jokowi-JK dinaikkan gajinya, asal sudah bekerja dan benar sudah merealisasikan program-program yang pro-rakyat.
"Asal kebijakan untuk rakyat benar-benar direalisasikan, rakyat tidak akan marah, tapi kerja saja dulu," tandas Sebatian.
Bertempat di kediamannya di Jalan Brawijaya Nomor 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, JK mengatakan korupsi oleh seorang menteri itu dipengaruhi perilaku sang menteri itu sendiri. Namun ia memahami bahwa gaji menteri sekarang di luar tunjangan hanya berkisar Rp 19 juta per bulan, dan sudah lama tidak dinaikkan.
"Kita sadar gaji menteri Rp 19 juta per bulan. Bandingkan gaji anggota DPR Rp 70 juta per bulan, dapat fasilitas macam-macam," kata dia, Jumat 5 September 2014.
JK menegaskan, gaji yang tidak kunjung naik dan terhitung rendah di antara pejabat lainnya adalah presiden dan menteri. Oleh karena itu, tidak heran jika ada menteri yang tergiur untuk melakukan korupsi. JK pun berharap menteri-menteri di kabinetnya nanti akan menerima gaji yang lebih baik.
"Kita realistis juga, kalau gajinya segitu bagaimana?" ujar JK. (Ans)
Pengamat: JK Boleh Naikkan Gaji Menteri, Tapi Jangan Sekarang
Sebastian berujar, dari sisi strategis mewacanakan gaji menteri saat ini sangat tidak tepat meski bertujuan agar menteri tidak korupsi.
Diperbarui 06 Sep 2014, 14:07 WIBDiterbitkan 06 Sep 2014, 14:07 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cuaca Indonesia Hari Ini Minggu 23 Maret 2025: Hujan Diperkirakan Guyur Mayoritas Kota Besar
Siapa Saja Orang yang Berhak Terima Zakat Fitrah? Ini Daftar 8 Golongannya
Ribuan Umat Hindu Banyuwangi Gelar Pawai Budaya Sambut Nyepi 1947
Taiwan Geser Singapura dari Peringkat Negara Paling Bahagia di Asia 2025, Indonesia Posisi Berapa?
Ganjil Genap Jakarta Tak Berlaku Hari Ini Akhir Pekan Minggu 23 Maret 2025
Cara Mengucapkan Selamat Idul Fitri dalam 7 Bahasa
23 Maret 1896: Kelahiran Perumus Teks Proklamasi Achmad Soebardjo
Survei Ipsos: Warga Malaysia Lebih Bahagia Dibanding Jepang dan Korea Selatan, Ini Alasannya
THR Karyawan Kontrak: Cara Hitung dan Contoh Lengkap
Manchester United Tantang Raksasa Jerman untuk Dapatkan Bintang RB Leipzig
Ifan Seventeen Bongkar Masalah di Tubuh PFN: Utang Puluhan Miliar Numpuk Hingga THR Belum Dibayar
6 Potret Quality Time Ussy dan Sheva, Putri Bungsu Kian Cantik di Usia 8 Tahun