Liputan6.com, Cilacap - Tak ada seorang manusia pun yang luput dari cobaan dan godaan iblis laknatullah. Termasuk manusia yang memiliki derajat waliyullah seperti halnya Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani.
Baca Juga
Advertisement
Sebagai sosok wali Allah atau kekasihnya Allah SWT, iblis tidak segan-segan untuk menggoda Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dan ingin menyesatkannya.
Namun, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani tak mempan dengan tipu daya iblis yang berusaha menjauhkan dari Rabbnya.
Dengan kekuatan doa, wali yang memiliki segudang julukan agung ini berhasil mengalahkan iblis dan selamat dari tipu dayanya. Berikut ini kisahnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Iblis Menggoda Syaikh Abdul Qadir al-Jilani
Kisahnya, ketika Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani sedang menyendiri, tiba-tiba muncul cahaya besar. Cahaya besar itu berbicara kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
"Wahai Abdul Qadi, Aku adalah Tuhan. Kamu adalah kekasihku. Maka apa yang Aku haramkan, sekarang telah Aku halalkan untuk kamu," kata cahaya yang mengaku Tuhan itu kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
Akan tetapi, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani orang berilmu dan waspada. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menyadari bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir yang telah mengajarkan syariat Islam sesuai perintah Allah SWT.
Sehingga, Allah SWT tidak mungkin mengubah syariat melalui Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dengan mengatakan yang haram telah dihalalkan. Menyadari hal tersebut, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yakin bahwa cahaya itu adalah iblis yang mengaku Tuhan, bukan Tuhan yang sebenarnya.
Advertisement
Iblis Terbakar oleh Kekuatan Doanya
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani kemudian mengucapkan ta'awudz, A'udzubillahi minasyaitanir rajim. Tiba-tiba cahaya itu terbakar sambil berkata, "Sudah banyak orang yang telah aku tipu daya, tetapi luput dari tipu dayaku."
Kisah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ini menjadi pelajaran dan peringatan bagi orang-orang yang sedang berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahwa mengetahui yang hak dan bathil, serta yang halal dan haram itu sangat penting sehingga tidak mudah ditipu oleh iblis maupun setan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ
Mā kāna muḥammadun abā aḥadim mir rijālikum wa lākir rasūlallāhi wa khātaman-nabiyyīn(a), wa kānallāhu bikulli syai'in ‘alīmā(n).
Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, melainkan dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS Al-Aḥzāb Ayat 40). Ayat di atas menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup para Nabi atau Nabi terakhir.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul