Santri Gus Baha Tak Diwajibkan Sholat Berjamaah tapi Mereka Malah Rajin, Ternyata Ini Rahasianya

Gus Baha tak mewajibkan santri sholat berjamaah, tapi ini yang dilakukannya

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jul 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2024, 10:30 WIB
Gus Baha 221
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha seorang ulama ternama, memiliki pandangan unik tentang pelaksanaan kewajiban sholat berjamaah di pondok pesantrennya.

Percaya atau tidak, jika Gus Baha tidak mewajibkan santri yang ada di pondok pesantren yang diasuhnya tidak diwajibkan untuk menjalankan ibadah sholat wajib secara berjamaah.

Pengakuan Gus Baha ini salah satunya diunggah di laman Youtube kanal @ngajigusbaha. Seperti diketahui sholat fardhu berjamaah lebih Utama daripada dikerjakan sendirian.

Meski tak diwajibkan, namun hampir seluruh santrinya yang mondok di Narukan Rembang tersebut tetap menjalankan ibadah sholat berjamaah.

"Pondok saya itu tidak saya wajibkan berjamaah, tapi alhamdulillah hampir semua jamaah, karena saya sering menteror mereka secara ilmu," jelas Gus Baha

 

Simak Video Pilihan Ini:

Trik yang Dilakukan Gus Baha

Suasana Sholat Jumat Minggu Ketiga Ramadhan di Masjid Istiqlal
Ilustrasi sholat berjamaah. (merdeka.com/Arie Basuki)

Trik unik yang digunakan oleh Gus Baha ini sangat berhasil dalam membangkitkan minat sholat berjamaah para santri. Dengan menteror secara ilmu, Gus Baha berhasil menjadikan para santri sadar diri.

Alhasil, tanpa adanya paksaan dari pengurus pondok, para santri berbondong-bondong ke masjid ketika waktu sholat tiba.

Adapun teror secara ilmu yang dimaksud oleh Gus Baha adalah dengan membandingkan dan mengumpamakan situasi tertentu. Misalnya, Gus Baha menggambarkan bagaimana para santri yang akan sowan (menghadap) kepada kiai biasanya tidak berani melakukannya sendirian. Mereka selalu meminta tolong kepada teman untuk menemani.

Gus Baha memanfaatkan situasi ini untuk mengajarkan pentingnya sholat berjamaah. "Kalau kamu sowan Mbah Moen saja sendiri ndak berani, masa mau sowan pengeran kok sendirian? Gaya sekali kamu?" tegas Gus Baha.

Dengan analogi ini, Gus Baha menekankan bahwa jika bertemu kiai saja butuh ditemani, apalagi menghadap Allah SWT.

Pendidikan Agama Harus Kreatif

Shalot Jumat Pertama Ramadhan Di Masjid Istiqlal
Ilustrsi sholat berjamaah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hal ini menjadi trik khusus Gus Baha untuk para santrinya agar melaksanakan sholat berjamaah tanpa ada paksaan. Melalui pendekatan ini, Gus Baha berhasil membuat para santri merasa perlu untuk berjamaah karena memahami esensi dari kebersamaan dalam beribadah.

Pengajaran Gus Baha ini tidak hanya terbatas pada santrinya. Ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih menghargai kebersamaan dalam beribadah.

Seringkali, kita membutuhkan dukungan orang lain dalam berbagai situasi, termasuk ketika menghadap atasan atau orang penting.

Maka, jelaslah bahwa menghadap Allah SWT sepantasnya dilakukan juga tidak sendirian melainkan berjamaah.

Gus Baha mengingatkan bahwa kebersamaan dalam beribadah membawa kekuatan dan kekhusyukan yang lebih dalam. Ini adalah bentuk penghormatan kepada Allah SWT yang di atas segala-galanya.

Dari pembelajaran Gus Baha kepada para santrinya, kita bisa meniru cara pandang ini dalam kehidupan sehari-hari.

Kebersamaan dalam ibadah bukan hanya meningkatkan semangat beribadah, tetapi juga membawa keberkahan yang lebih besar.

Pengajaran ini juga menekankan bahwa tidak ada paksaan dalam beribadah. Dengan pendekatan yang tepat, seperti yang dilakukan oleh Gus Baha, kita bisa mengajak orang lain untuk beribadah dengan kesadaran dan kerelaan hati.

Selain itu, Gus Baha menunjukkan bahwa pendidikan agama bisa dilakukan dengan cara yang kreatif dan efektif. Pendekatan yang digunakan oleh Gus Baha ini dapat diterapkan oleh para pendidik agama lainnya untuk mendorong para santri atau jamaah mereka.

Gus Baha juga mencontohkan bahwa setiap tindakan kita dalam beribadah seharusnya didasari oleh niat yang tulus dan pemahaman yang mendalam. Dengan cara ini, ibadah yang kita lakukan akan memiliki makna yang lebih dalam dan berkesan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya