Liputan6.com, Jakarta - Selain memiliki keindahan alam yang mempesona, Nusa Tenggara Timur (NTT) juga memiliki beragam kebudayaan menarik yang patut dinikmati, termasuk alat musik tradisional. Pada Sabtu, 15 Juli 2023, Galeri Indonesia Kaya menggelar pertunjukan yang menampilkan alunan musik bertajuk Sasando Rhapsody, dengan penampilan khusus dari Nusa Tuak dan Andovi da Lopez.
Pertunjukan ini akan memusatkan perhatian pada Sasando, alat musik tradisional NTT, dalam pertunjukan selama 60 menit. Nusa Tuak memainkan sasando saat membawakan sederet lagu yang mencerminkan nilai-nilai tradisional Nusa Tenggara Timur. Pertunjukan Sasando Rhapsody juga menampilkan Andovi da Lopez yang membawakan narasi tentang keindahan dan keajaiban Sasando.
Advertisement
Baca Juga
Mereka menggabungkan elemen musik tradisional dengan pengaruh kontemporer untuk menciptakan pengalaman musik yang menarik dan orisinal. Sasando, dengan arti "sari" (dipetik) dan "sindo" (bergetar), merupakan alat musik yang memiliki kemampuan untuk diaransemen dengan berbagai alat musik lainnya.
Advertisement
Pertunjukan menampilkan lagu cover yang dikenal luas serta karya-karya orisinal dari Nusa Tuak. Total sepuluh lagu yang dibawakan dan menghadirkan variasi musikal yang menarik, menggabungkan warisan tradisional dengan interpretasi baru dan unik dari musik NTT.
Setiap lagu yang dibawakan oleh Nusa Tuak menyimpan cerita unik. Salah satunya adalah lagu Euphoria, yang mengajak pendengarnya untuk merasakan kegembiraan dan bersenang-senang bersama. Sementara, lagu Ova Langga mengisahkan kisah sepasang kekasih yang terpaksa berpisah karena sistem kerja paksa romusha pada masa penjajahan Jepang.Â
Padukan Lagu dan Teknik Melukis
Ada pula lagu The Sound of Love, sebuah lagu instrumen yang unik karena diiringi oleh pembuatan lukisan oleh Diego Luister Berel. Dia adalah seorang anak pengidap down syndrome yang terampil melukis. Salah satu karyanya yang berjudul "Balinese Penjor" berhasil meraih juara pertama dalam International Art Competition di London. Lukisan tersebut dipamerkan selama seminggu di sana.
"Pesan untuk orangtua di luar sana, hal pertama yang harus kita lakukan jika memiliki anak seperti Diego adalah menerima. Saya percaya bahwa seni tidak hanya untuk orang yang normal, namun bisa juga untuk Diego," kata ibu Diego yang hadir mendampingi putranya.
Pada penampilan kali ini, Diego melukis di atas kanvas menggunakan cat warna-warni, sementara Nusa Tuak memainkan lagu mereka. Hanya dalam lima menit, dia berhasil menyelesaikan lukisan yang menggambarkan para anggota Nusa Tuak yang saat itu mengenakan pakaian berwarna biru, ungu, merah, hijau, dan kuning. Lukisan tersebut mencerminkan keceriaan dan keberagaman dalam musik dan seni yang dihadirkan oleh Nusa Tuak.
Advertisement
Andovi dan Nusa Tuak
Kerja sama dan keahlian mereka berdua, serta perpaduan antara melodi tradisional yang mendalam dan irama musik modern yang riang, memukau para penikmat seni yang memenuhi Auditorium Galeri Indonesia Kaya. Pengaturan panggung yang intim, pencahayaan lembut, dan proyeksi visual yang mendukung akan memperkuat daya tarik musik Sasando.Â
"Ini adalah kali pertama saya hadir di depan para penikmat seni di Galeri Indonesia Kaya. Saya bangga dapat memperkenalkan budaya Nusa Tenggara Timur dengan cara yang menyenangkan bersama kelompok musik Nusa Tuak yang juga mempromosikan kebudayaan Nusa Tenggara Timur," kata Andovi.
Andovi da Lopez adalah seorang pembuat konten dan aktor Indonesia. Ia pertama kali dikenal melalui kanal YouTube SkinnyIndonesian24 yang ia jalani bersama kakaknya. Bersama kakaknya, Andovi juga pernah menciptakan Musikal DPR yang disiarkan secara virtual dan kini sedang mempersiapkan Teater Musikal Polarisasi.
Nusa Tuak merupakan grup musik yang berupaya untuk mengenalkan alat musik sasando ke masyarakat luas. Terdiri dari Ganzerlana, Izhu, dan Utha Takalapeta yang bermain sasando, Rico Matahelumual bermain hawaiian ambon, Utha sebagai bassist, Pepi sebagai drummer, Martin Koehuan sebagai gitaris, Firdha Rachmadani dan Pepi Toy sebagai vokalis, dan Dicky Dayu bermain suling. Nusa Tuak berharap alunan sasando dapat dinikmati generasi muda bersama dengan musik modern.Â
Wajah Baru Galeri Indonesia Kaya
Galeri Indonesia Kaya kembali dibuka setelah lebih dari dua tahun ditutup karena pandemi. Ruang kreatif publik yang berada di lantai 8 West Mall Grand Indonesia memadukan konsep edukasi dan digital multimedia untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia yang menyenangkan, terbuka untuk umum, dan gratis.
Meski diakui pandemi telah membatasi ruang gerak dunia seni, khususnya seni pertunjukan, momen itu dimanfaatkan Galeri Indonesia Kaya untuk merenovasi ruang publik tersebut. Sebagai panggung budaya, GIK menyediakan auditorium berkapasitas 150 orang agar para pekerja seni dalam berkegiatan, dari workshop, pertunjukan tari, teater, monoloh, pertunjukan musik, apresiasi sastra, hingga pemutaran film.Â
Auditorium itu bisa digunakan para pelaku seni maupun masyarakat secara gratis. Di dalamnya dilengkapi panggung sebesar 13x3m dengan tiga buah layar dilengkapi proyektor utama 10.000 lumens dan projector pendukung 7.000 lumens, sound system dengan audio power mencapai 5000 watt, disertai dengan moving LED di atas panggung.
Fasilitas itu bisa dimanfaatkan masyarakat dengan mengirimkan proposal program dan kegiatan yang mengangkat tema keIndonesiaan kepada tim GIK. Proses kurasi serta pengaturan jadwal pementasan dan promosi ditangani langsung oleh tim internal untuk kemudian dipilihlah program-program yang sesuai dengan konsep GIK.
“Selain dapat digunakan oleh masyarakat umum, GIK juga menghadirkan pertunjukan unggulan yangdiselenggarakan setiap Sabtu pukul 15.00 WIB dan akan ditayangkan keesokan harinya melalui akun YouTube Indonesia Kaya. Ini menjadi salah satu misi kami agar para penikmat seni yang berada diluar Jakarta dan sekitarnya dapat tetap menyaksikan berbagai pementasan di GIK secara virtual," kata Renitasari Adrian, Program Director Galeri Indonesia Kaya, awal Mei 2023.
Selain auditorium, konsep desain GIK initetap mengangkat ke-khas-an Indonesia dalam interior sentuhan rotan kekinian dengan motif pucuk rebung dan kembang tanjung, motif parang pada langit-langit. Berbagai aplikasi terbaru dihadirkan dalam bentuk projection mapping dengan teknologi sensor yang interaktif dan menyenangkan. Secara keseluruhan, terdapat tujuh aplikasi yang terinspirasi dari ragam kekayaan Indonesia, yakni Bersatu Padu, Selaras Seirama, Sajian Rasa, Arundaya, Cerita Kita, Arungi, dan Pesona Alam.
Â
Advertisement