Ke Mana Arah Tren Modest Fashion Dunia?

Modest fashion tercatat tidak hanya diterima dan dianut secara luas, namun juga berkembang pesat, setidaknya dalam lima tahun terakhir di berbagai wilayah di dunia.

oleh Asnida Riani diperbarui 29 Okt 2023, 10:19 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2023, 10:12 WIB
Kami.
Kami. mempersembahkan koleksi "Orva" di runway London Fashion Week (LFW). (dok. Instagram @kamiidea/https://www.instagram.com/p/Cxcwip1JPuU/)

Liputan6.com, Jakarta - Seperti lini mode lain, tren modest fashion tentu berputar dalam skala global. Menurut catatan Vogue Arabia, dikutip dari situs webnya, Minggu (29/10/2023), kategori busana ini tidak hanya diterima dan dianut secara luas, namun juga berkembang pesat, setidaknya dalam lima tahun terakhir di berbagai wilayah di dunia.

Modest fashion, menurut publikasi itu, akhirnya tidak semata jadi koleksi yang ada hanya saat Ramadan. Sementara Glamour UK menyebut bahwa modest fashion merupakan ceruk lebih besar dari fesyen Muslim. Jadi, ke mana arahnya tren modest fashion di tengah perkembangannya?

Desainer berbasis di Uni Emirat Arab (UEA), Safiya Abdallah, berkata, "Modest fashion berakar kuat pada budaya, dan setiap negara menerjemahkan modest fashion dengan cara berbeda-beda. Ada yang menyukai busana (berwarna) cerah, ada yang netral, ada yang ceria, dan ada yang minimalis."

Karena itu, sebenarnya tidak ada "aturan hitam-putih" dalam desain modest fashion. Profesor Reina Lewis dari London College of Fashion, menyambung, "Saya pikir, salah satu perbedaan utamanya adalah apakah lokasi tersebut merupakan tempat di mana kode etik dan norma jadi bagian dari budaya lokal atau nasional."

Sebagai contoh, ia menjelaskan bahwa di banyak negara Arab, abaya sering dikenakan sebagai pakaian budaya, bukan busana keagamaan. Sedangkan, ketika seorang perempuan di AS atau Eropa mengenakan abaya, hal tersebut cenderung jadi "ekspresi identitas agama."

Pergeseran Tren

Modest Fashion Week
Modest Fashion Week di Istanbul, Turki. (dok. Instagram @modestfashionweeks/https://www.instagram.com/p/CyGCP_HtK5i/)

Di runway, trennya juga diperlihatkan melalui gelaran Modest Fashion Week, yang tahun lalu berlangsung di London, Istanbul, Dubai, dan Riyadh. Tren utama yang diperkirakan masih akan terus dirangkul adalah warna pastel, tekstur berkilau dari bahan seperti satin, detail lipatan, dan motif-motif klasik seperti bunga.

Di UEA, menurut pemandu lokal Sheikh Mohammed Centre for Cultural Understanding (SMCCU), Khawla, hitam memang masih jadi warna paling fashionable dan profesional untuk perempuan di negara itu. "Tapi, sekarang banyak juga perempuan Emirat yang memakai busana berwarna cerah di bawah abaya hitam sebagai layering," katanya saat ditemui di SMCCU di kawasan Al Fahidi, Dubai, Selasa, 24 Oktober 2023.

Penyesuaian serupa juga terjadi di Arab Saudi. "Abaya adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari kami, dan terus berkembang seiring modernisasi Kerajaan," jelas desainer Chador, brand berbasis di Riyadh, Nora Aldamer. "Meski abaya tidak lagi diwajibkan, saya melihatnya sebagai bentuk ekspresi yang mencerminkan asal-usul kami."

 

Bagaimana dengan Indonesia?

Kami
Kami. di Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024. (dok. Instagram @kamiidea/https://www.instagram.com/p/Cy0keYcJGhs/)

Dari Indonesia, yang niatnya mau mendekrasikan diri sebagai kiblat modest fashion dunia tahun depan, co-founder kami., Istafiana Candarini, mengatakan bahwa arah gaya modest lokal tidak harus lepas dari tren mode fesyen dunia secara general.

"Tren (fesyen) 2024 itu vibrant colour, ke arah misalnya biru atau touch of orange, itu enggak ada salahnya diadopsi, karena tidak mungkin menutup mata orang dari tren mode luar," katanya melalui pesan suara pada Liputan6.com, Sabtu, 28 Oktober 2023.

Ia menyambung, "Tapi, bagaimana kami para pemain industri modest fashion Indonesia menjadikan diri layak ditengok. Ini jadi PR kami semua, (bagaimana produknya) disukai dan digunakan, bersaing dengan produk luar."

Menurutnya, modest fashion lokal sudah memiliki ciri khas. "Terutama dari gaya berkerudung," sebut Irin, sapaan akrabnya. "Meski yang dipakai kerudung voal persegi, khas Indonesia dan Malaysia, misalnya, itu bisa dibedakan." 

Dari segi fesyen secara keseluruhan, ia menyebut, Indonesia pun punya ciri khas menarik. "(Terlihat dari) cara modest fashion enthusiast Indonesia styling dan layering baju. Selain dari wastra, itu juga pasti tidak ada lagi yang punya," imbuhnya.

Perkembangan Modest Fasion Lokal

Ria Miranda Konsisten Angkat Tema Minang dalam Koleksi Raya 2023 “Sangsata”
Ria Miranda kembali angkat tema Minang dalam koleksi Raya 2023 “SANGSATA” yang terinspirasi dari nama benang emas asli dalam menenun songket. (Foto: Dok/RiaMiranda).

Sementara menurut CEO Riamiranda, Pandu Rosadi, perkembangan modest fashion Indonesia bisa dilihat melalui penyelenggaraan acara mode, seperti JMFW, IN2MF, bahkan JFW. "Kita bisa melihat geliat pertumbuhan yang signifikan mengarah pada brand, bukan fashion designer seperti sebelumnya," katanya melalui email, Jumat, 27 Oktober 2023.

Ia menambahkan, "Yang perlu kita jaga adalah autentisitas dan pakem modest fashion yang sebenernya ini adalah (pengembangan dari) busana Muslim. Jangan sampai nantinya ada blunder, mana busana Muslim sesuai syariat dan yang sekedar untuk masuk ke pasar yang besar ini."

"Kami terus berusaha jadi bagian dari pergerakan kemajuan industri ini dengan cara kami sendiri. Beberapa kali kami mendapat dukungan dari pemerintah, namun sifatnya tidak kontinu, sehingga yang dapat lami lakukan adalah konsisten," ucapnya.

"Berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memperkaya kreativitas dan menyebarkan nilai kebaikan dari berbagai sudut pandang. Semoga langkah kecil kami dapat terus sejalan dengan rencana besar Indonesia jadi kiblat modest fashion dunia," tandasnya.

Infografis brand fesyen lokal Indonesia
Infografis brand fesyen lokal Indonesia. (Dok: Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya