Mantan Kepala BIN Diperiksa KPK Terkait Cuci Uang Anas

Namun Hendro mengaku mendatangi markas pemberantas korupsi itu untuk menemui Ketua KPK Abraham Samad.

oleh Oscar Ferri diperbarui 29 Apr 2014, 11:17 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2014, 11:17 WIB
Gedung KPK_160213
Gedung KPK (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik KPK memeriksa mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono terkait kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang dilakukan Anas Urbaningrum. Hendro diperiksa sebagai saksi.

"Jadi saksi untuk TPPU AU," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (29/4/2014).

Hendro tiba di Gedung KPK sejak pukul 09.30 WIB mengenakan kemeja putih. Namun, ia mengaku mendatangi markas pemberantas korupsi itu untuk menemui Ketua KPK Abraham Samad.

"Mau menghadap Ketua KPK," ujar Hendro.

Terkait kasus TPPU Anas ini, penyidik KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi lainnya. Di antaranya, Nurachmad Rusdam dari swasta, pemilik awal PT Arina Kotajaya Hulman Aritonang, Nursito dari swasta, Rika Mustikawati dari swasta, Kepala Seksi Konservasi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kutai Timur Firly Sandi, Syarifah dari swasta serta mantan anggota Komisi X DPR Angelina Sondakh.

Terkait pencucian uang Anas, KPK sebelumnya juga telah memeriksa mantan Wakil Kepala BIN, As'at Said Ali, beberapa waktu lalu. Usai menjalani pemeriksaan, As'at mengakui bahwa dia memang pernah membeli kamus Arab-Indonesia-Inggris terbitan Pesantren Krapyak. Mertua Anas, Attabik Ali diketahui merupakan pimpinan Ponpes Krapyak.

"Mei tahun 2003, dinas membeli kamus membantu pesantren-pesantren, apa namanya kamus lengkap, Inggris-Arab-Indonesia, ada 4 set, harga lupa, jumlah saya lupa," kata As'at, usai menjalani pemeriksaan.

As'at mengatakan pada saat itu dia masih menjadi pejabat BIN. Namun dia mengaku tidak mengetahui jika Krapyak dikelola oleh mertua Anas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya