Jimly Asshiddiqie: Setiap Pemimpin Harus Berperilaku Adil

Jilmy mengatakan, jika pemimpin tidak adil, maka pemimpin seperti ini akan dituntut pertanggungjawabannya kelak di hari akhirat.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Okt 2014, 12:45 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2014, 12:45 WIB
Jimly Asshiddiqie
Ketua Majelis DKPP Jimly Asshiddiqie. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP)  Jimly Asshiddiqie mengatakan, pemimpin dalam setiap tingkatan harus berperilaku adil secara individual dan sanggup membangunnya secara sosial dalam kehidupan bersama.

"Salah satu ciri manusia yang diidealkan dalam Islam adalah pemimpin adil (imammun 'aadilun), sebagai salah satu dari 7 golongan yang dijamin Rasulullah akan masuk surga," ujar Jimly dalam khotbah Idul Adha 1435 H di Lapangan Masjid Agung Al Azhar Jakarta, Sabtu (4/10/2014).

Ia menjelaskan, pemimpin adil bukan hanya adil dalam pribadi, namun mampu menggerakkan roda kehidupan bersama sesuai besar dan luasnya wilayah tanggung jawab pemimpin. Jika pemimpin tidak adil, maka pemimpin seperti ini akan dituntut pertanggungjawabannya kelak di hari akhirat.

"Untuk itu kita memerlukan pemimpin yang komitmen membangun dan menegakkan keadilan, mampu menata dan mengembangkan sistem yang berorientasi keadilan," katanya.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut mengingatkan, tuntutan dan harapan terhadap pemimpin adil sama pentingnya dengan upaya masing-masing masyarakat mengadakan perbaikan mulai dari diri sendiri.

Ia mencontohkan kepemimpinan Khalifah Abubakar As-Shiddiq, saat bertemu Umar Ibn Khattab yang diangkat menduduki jabatan sebagai qadhi di Kota Madinah.

Setelah setahun menjabat, Umar Ibn Khattab datang menghadap khalifah untuk menyampaikan maksud menyerahkan kembali jabatannya kepada khalifah.

Alasannya, rakyatnya sudah mengerti apa yang menjadi hak mereka dan tidak menuntutnya berlebihan, serta apa yang menjadi kewajiban bagi mereka tidak ada yang berusaha menguranginya.

"Itu gambaran kenyataan dalam kehidupan bersama di zaman Rasulullah dan para khulafaurrasyidin seperti dikatakan Umar Ibn Khattab," kata guru besar hukum tata negara tersebut.

Sementara itu, pada salat Idul Adha yang diikuti ribuan umat muslim tersebut bertindak sebagai imam adalah Agus Nurqowim dan dimulai tepat pukul 07.00 WIB.

Hingga Sabtu pagi, panitia Idul Adha kompleks perguruan dan Masjid Agung Al Azhar Jakarta menerima sebanyak 55 ekor sapi dan 786 ekor kambing.

Khusus di masjid, hari ini juga dilakukan pemotongan hewan kurban sebanyak 14 ekor sapi dan 52 ekor kambing.

Sedangkan sisanya pemotongan dilakukan di setiap tingkatan sekolah sebagai bentuk pembelajaran siswa dan dibagikan kepada yang berhak. (Ant/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya