Kepala Basarnas: Kemungkinan AirAsia QZ8501 di Dasar Laut

Basarnas pun menyatakan akan meminjam alat ke sejumlah negara jika memang AirAsia berada di dasar laut.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 29 Des 2014, 09:41 WIB
Diterbitkan 29 Des 2014, 09:41 WIB
Pesawat AirAsia QZ8051 Hilang, Wapres Jusuf Kalla Beri Pernyataan
Kepala Basarnas Marsdya TNI F Henry Bambang Sulistyo (kiri) memberikan sejumlah keterangan kepada wartawan terkait hilangnya pesawat AirAsia QZ 8501 di kantor Basarnas, Jakarta (28/12). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Tangerang - Pencarian pesawat AirAsia QZ8501 penerbangan Surabaya-Singapura terus dilakukan sejak hari pertama Minggu 28 Desember. Namun hingga lebih dari 24 jam, pesawat belum juga ditemukan.

Kepala Basarnas Marsekal Madya Bambang Soelistyo mengatakan, diperkirakan pesawat yang mengangkut 155 penumpang dan 7 awak tersebut berada di dasar laut yang diperkirakan di Laut Jawa.

"Dugaan sementara pesawat ada di dasar laut," ujar Bambang dalam keterangan pers di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Bantan, Senin (29/12/2014).

Bila benar berada di dasar laut, kata Bambang, pencarian akan menemui kendala. Sebab Basarnas belum memiliki alat untuk mendeteksi mapun alat mengevakuasi pesawat.

"Kalau misalnya di bawah laut, maka kesulitan kita menentukan lokasi di mana di dasar laut menemui kendala. Karena teknologi di Basarnas belum bisa, masih kurang optimal karena spek alatnya tidak mencukupi," ungkap Bambang.

Kendati, lanjut Bambang, pihaknya akan meminta bantuan kepada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mendeteksi titik lokasi pesawat, jika memang berada di dasar laut.

"Kita dibantu kapal BPPT dengan kapal solari untuk mengecek di bawah laut. Dan kalau udah ketemu maka tantangan berikutnya untuk bisa mengevakuasi mengangkat korban dan pesawat ke permukaan, kita belum punya alatnya," ujar dia.

Pinjam Alat Asing

Namun, kata Bambang, pihaknya tengah berupaya meminjam alat kepada negara lain, yakni Inggris, Perancis dan Amerika Serikat. "Atas kekurangan teknologi kita akan meminjam negara lain yang menawarkan, Inggris, Perancis, Amerika. Dalam proses meminjam untuk bisa menemukan secepatnya," tandas Bambang.

Pesawat AirAsia jurusan Surabaya-Singapura dikabarkan hilang kontak dengan Air Traffic Control (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor register QZ 8501 itu berangkat dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.

Pesawat bertipe Airbus A320-200 PK-AXC itu mengangkut 155 penumpang yang terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan ‎1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan.

Selain mengangkut 155 penumpang, AirAsia ini juga terdapat 7 awak, yakni pilot Kapten Iriyanto dan Remi Emmanuel Plesel, dan 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad. (Rmn/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya