Kisah Penghafal Hadis yang Hafalannya Hilang Gara-Gara Nonton Film, UAH Ungkap Penyebabnya

Ustadz Adi Hidayat mengisahkan sebuah cerita menarik terkait hal ini. Dalam sebuah kajian, ia menceritakan pengalaman seorang penghafal hadis yang kehilangan hafalannya setelah melakukan sesuatu yang dianggap sebagai kelalaian

oleh Liputan6.com Diperbarui 04 Apr 2025, 22:30 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2025, 22:30 WIB
uah 222
Ustadz Adi Hidayat (UAH) (TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menghafal ilmu agama, terutama Al-Qur’an dan hadis, adalah anugerah besar yang harus dijaga dengan baik. Namun, menjaga hafalan bukan hanya tentang terus mengulang, tetapi juga menghindari hal-hal yang bisa mengurangi keberkahan ilmu.

Banyak ulama menekankan bahwa maksiat adalah salah satu penyebab utama seseorang kehilangan daya hafalnya. Jika ilmu adalah cahaya, maka maksiat adalah kegelapan yang dapat menghapusnya.

Pendakwah muda Muhammadiyah Ustadz Adi Hidayat mengisahkan sebuah cerita menarik terkait hal ini. Dalam sebuah kajian, ia menceritakan pengalaman seorang penghafal hadis yang kehilangan hafalannya setelah melakukan sesuatu yang dianggap sebagai kelalaian.

"Saya punya teman hafal ribuan hadis, masuk bioskop, keluar hilang semua hafalannya," ujar Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa keberkahan ilmu bisa lenyap jika seseorang tidak menjaga ketakwaannya.

Menurutnya, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan hilangnya hafalan, namun salah satu penyebab utama adalah perbuatan maksiat. Ia menegaskan bahwa ilmu sejati datang dari Allah, dan Allah tidak akan menempatkan cahaya ilmu pada hati yang penuh dengan dosa.

Sebagai contoh, ia mengutip kisah Imam Syafi’i yang pernah mengeluhkan buruknya hafalannya kepada gurunya, Imam Waqi. Keluhan ini menunjukkan bahwa bahkan seorang ulama besar pun bisa mengalami kesulitan dalam menghafal jika tidak menjaga diri dari maksiat.

"Imam Syafi’i ngadu kepada gurunya Imam Waqi tentang buruknya hafalannya," ujar Ustadz Adi Hidayat, dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @laskardadas. Dalam video tersebut, ia mengingatkan agar para pencari ilmu selalu menjaga kebersihan hati dan menjauhi maksiat.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Cahaya Ilmu Tidak Bisa Bareng Kegelapan Dosa

perbedaan hadis dan sunnah
Menghafal dan belajar hadis©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Imam Waqi kemudian memberikan nasihat yang mendalam kepada muridnya itu. Ia menyampaikan bahwa maksiat adalah penghalang terbesar bagi masuknya cahaya ilmu ke dalam hati seorang hamba.

"Tinggalkan maksiat karena maksiat itu mencegah cahaya ilmu dari Allah masuk dalam kalbumu," kata Imam Waqi kepada Imam Syafi’i. Nasihat ini telah menjadi pedoman bagi para pencari ilmu hingga saat ini.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa cahaya ilmu tidak akan bisa menyatu dengan kegelapan dosa. Oleh karena itu, siapa pun yang ingin memiliki ingatan yang kuat harus menjaga kebersihan dirinya dari segala bentuk kemaksiatan.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa para ulama terdahulu sangat menjaga diri dari perbuatan yang tidak bermanfaat. Mereka memahami bahwa ilmu bukan sekadar dihafal, tetapi juga harus dijaga agar tetap ada dalam hati dan pikiran.

Dalam kajian tersebut, Ustadz Adi Hidayat juga menekankan pentingnya menjauhi hal-hal yang dapat merusak fokus dan konsentrasi. Ia mencontohkan bahwa hiburan yang tidak bermanfaat dapat mengganggu ketajaman berpikir seseorang.

Ia menyarankan agar setiap pencari ilmu membiasakan diri dengan kebiasaan yang baik, seperti memperbanyak dzikir dan menjaga pandangan. Hal ini akan membantu menjaga hati tetap bersih dan memudahkan hafalan.

Menurutnya, ilmu bukan hanya tentang kecerdasan, tetapi juga tentang keberkahan. Jika seseorang mendekati maksiat, maka Allah bisa mencabut keberkahan ilmu dari dirinya.

Jangan Remehkan Pengaruh Lingkungan

Hadis, sunnah, Islam
Hadis, sunnah, Islam. Image by Amirul Islam from Pixabay... Selengkapnya

Ustadz Adi Hidayat juga menegaskan bahwa seseorang tidak boleh meremehkan pengaruh lingkungan dalam menjaga ilmu. Lingkungan yang dipenuhi maksiat bisa melemahkan hafalan dan mengurangi kesungguhan dalam menuntut ilmu.

Ia mengajak umat Islam untuk lebih berhati-hati dalam memilih hiburan dan aktivitas sehari-hari. Tidak semua yang tampak menyenangkan memiliki dampak yang baik bagi kehidupan seseorang.

Dalam kesempatan itu, Ustadz Adi Hidayat juga menyampaikan bahwa setiap Muslim harus memiliki kesadaran untuk selalu memperbaiki diri. Jika ada kesalahan yang dilakukan, maka segera bertaubat dan kembali kepada jalan yang benar.

"Ilmu itu anugerah dari Allah, dan Allah tidak akan menurunkannya kepada hati yang kotor," katanya. Oleh karena itu, menjaga diri dari maksiat adalah salah satu cara untuk mempertahankan ilmu yang telah diperoleh.

Dengan memahami pentingnya menjaga kebersihan hati, seseorang bisa lebih mudah dalam menghafal dan memahami ilmu agama. Hal ini juga menjadi kunci dalam mempertahankan keberkahan hidup.

Pada akhirnya, Ustadz Adi Hidayat mengajak setiap Muslim untuk terus memperbaiki diri. Dengan menjaga hati dari maksiat, ilmu yang telah dihafal akan tetap terjaga dan semakin bermanfaat bagi kehidupan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya