Awal Mula Bripda Taufik Tinggal di Bekas Kandang Sapi

Anggota Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, Muhammad Taufik Hidayat menceritakan awal mula keluarganya tinggal di bekas kandang sapi.

oleh Yanuar H diperbarui 15 Jan 2015, 22:09 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2015, 22:09 WIB
Muhammad Taufik Hidayat
Anggota Dit Sabhara Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Muhammad Taufik Hidayat

Liputan6.com, Yogyakarta - Seorang polisi di Yogyakarta, bernama Bripda Muhammad Taufik Hidayat yang tinggal di bekas kandang sapi mendadak jadi sorotan di tengah mencuatnya kasus dugaan rekening mencurigakan seorang jenderal.

Taufik menceritakan awal mula keluarganya tinggal di bekas kandang sapi. Yakni lantaran orangtuanya cerai. Taufik dan adiknya ikut ayah. Setelah itu, rumah dijual dan uang hasil jual rumah hanya bisa digunakan untuk membeli mobil pikap sebagai modal usaha dan sewa lahan di kandang sapi itu.

"Rumah waktu itukan sejak bapak ibu cerai rumah dijual sama ibu. Rencananya mau bikin rumah lagi nggak bisa. Akhirnya saya sama adik-adik dan bapak di situ dan ibu saya nikah lagi. Anak-anak semuanya ikut bapak," ujar polisi yang punya hobi nyanyi itu.

Anggota polisi tersebut mengungkapkan uang sewa rumah bekas kandang sapi yang dikeluarkan ayahnya, Prayitno, yakni sebesar Rp 170 ribu per tahun. Tempat tinggal yang dihuninya tersebut berdiri di atas tanah milik desa dengan kondisi yang memprihatinkan.

Sudah cukup lama Taufik tinggal terpisah dengan ibunya. Walau demikian, Taufik tetap berkomunikasi dengan wanita yang melahirkannya itu. Bahkan saat diterima jadi polisi, ia sempat menelepon sang bunda.

Meski dengan kondisi keluarganya seperti ini, Taufik mengaku dirinya tak mengizinkan adik-adiknya ikut dengan ibunya. Hal itu lantaran Taufik ingin dirinya yang bertanggung jawab untuk mengurus adik-adiknya.

"Ibu tahu saya jadi polisi, ya jelas senengnya anaknya jadi polisi. Selama saya sudah di polda ini belum pernah ketemu soalnya di Bogor. Komunikasi lewat HP sering. 1 tahun nggak ketemu dengan ibu. Ibu pernah datang ke rumah. Saya nggak bolehin ikut Ibu, ya alasanya saya yang tahu. Intinya saya ingin tanggnung jawab adik-adik saya," jelas dia.

Walaupun pisah dengan sang ibu, dia mengaku pernah melihat adik-adiknya menangis karena merasa kangen. Namun dia berusaha selalu menghibur agar adiknya tetap tegar dan kuat. "Adik saya nangis ya paling kangen sama ibu saya. Tapi kan dia kan banyak main sama temennya. Jadi nggak gitu sedih ya. Ada lah rasa sedih tapi nggak pernah nangis kenceng," kata Taufik.

Selain itu, Taufik mengaku pernah memiliki seorang kekasih. Namun karena ingin fokus mengejar cita-cita sejak masuk sekolah polisi, ia akhirnya memutuskan untuk tidak memikirkan perihal hubungan cinta.

"Belum punya pacar. Dulu pernah punya pacar pas masuk sekolah itu saya fokus ke sekolah. Nggak kepikiran lagi. Belum kepikiran. Yang penting adik-adik saya sekolah dulu," tandas Taufik.

Gaji Pertama

Gaji Pertama


Bripda Taufik diketahui merupakan anggota baru di bagian Dit Sabhara Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Lelaki itu mengaku ingin memberikan gaji pertamanya keluarga, yakni untuk bapak dan adik-adiknya. Dia bertekad akan memindahkan kerabatnya itu dari rumah bekas kandang sapi ke rumah kontrakan yang lebih baik.

"Biasanya gajinya kan rapelan 2 bulan yang jelas buat bapak sama adik-adik saya dulu. Sementara saya akan ngontrak dulu," ujar Taufik, Kamis (15/1/2015).

Dia menjelaskan, selama ini adik-adiknya mengalami kesulitan jika ingin belajar lantaran penerangan cahaya yang kurang. Karenanya, ia ingin sang adik bisa tinggal di kontrakan agar bisa belajar lebih nyaman.

"Soalnya kasihan kalau adik adik belajar saat malam. lampunya hidup pas magrib sama pas subuh saja," ujar tandas Bripda Taufik. (Riz)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya