Liputan6.com, Yogyakarta - Ujian Nasional (UN) 2015 tingkat SMA dan sederajat diwarnai kebocoran naskah soal ujian di beberapa wilayah seperti di Yogyakarta. Agar tidak mengalami kasus serupa saat UN tingkat SMP, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan beberapa upaya.
Menteri Pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi agar pelaksanaan UN SMP yang digelar 4-6 Mei 2015 tidak bocor. Salah satunya dengan memanggil sejumlah SMP sebelum UN berlangsung.
"Kita sudah panggil SMP-SMP, kalau berulang lagi, kita akan proses hukum. Di atas soal itu sudah jelas, sangat rahasia, jangan didiamkan kalau ada yang begitu, laporkan ke polisi. Itukan jelas rahasia," ujar Anies usai menjadi pembicara seminar di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (25/4/2015).
Dia memperingatkan kepada percetakan di daerah agar tidak membocorkan naskah soal UN. Dia juga tak segan melaporkan kepada polisi.
"Sumber kebocoran kemarin itu percetakan, soal PDF di-upload. Kita sudah beri warning, bocor, kami proses hukum," tutur Anies.
Advertisement
Dia juga menyatakan, bocornya soal UN tingkat SMA dan sederajat di Yogyakarta dan daerah lainnya sebagai ujian integritas bagi pelajar.
"Saya bangga sekali, justru anak yang berintegritas ini yang diuji. Coba kalau soal tersebut digunakan, maka kredibilitas Yogyakarta akan hilang. Kalau kecurangan nol persen itu tidak mungkin, tapi itu tidak menjadi pola. Kalau di Yogyakarta itu 97 persen, hanya 3 persen saja yang begitu," tutur Anies.
Mantan Rektor Universitas Paramadina ini menyimpulkan, pelaksanaan UN kali ini mengalami perubahan yang signifikan. Pelaksanaan UN sudah dianggap berbeda bagi pelajar. UN sudah tidak menjadi momok yang menakutkan bagi peserta.
"Coba lihat di media, hampir tidak ada lagi orang pakai aktivitas klenik, tidak ada ketegangan, tapi suasana belajar," tandas Anies Baswedan. (Mvi/Ali)