Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembunuhan bocah Angeline (8) di Bali oleh ibu angkatnya, Margriet Christina Megawe menjadi salah satu kasus kekerasan terhadap anak yang paling menyita perhatian sepanjang 2015 ini.
Kasus bocah Angeline menunjukkan, bahwa anak Indonesia masih rentan menghadapi kekerasan. Maka Hari Anak Nasional yang diperingati hari ini, Kamis (23/7/2014) merupakan momen yang pas bagi masyarakat untuk mengevaluasi diri.
Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat setiap tahunnya. Hal itu berdasarkan penerimaan pelaporan atau pengaduan ke KPAI dalam kurun waktu 2011-2014.
"Wilayah tindak kekerasan juga semakin meluas dan tindak kekerasan semakin kompleks," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) KPAI Erlinda dalam diskusi di Universitas Atma Jaya, Jakarta pada Rabu 22 Juli 2015.
Dari data KPAI, sambung dia, didapat anak berhadapan dengan hukum dan tindak kekerasan menempati peringkat paling atas alias paling banyak yang dilaporkan ke KPAI. Kedua jenis pelanggaran hak anak itu pada 2011 berjumlah‎ 261 kemudian meningkat menjadi 487 laporan pada 2012. Meningkat lagi menjadi 508 laporan pada 2013 dan 456 laporan sampai September 2014.
Kasus pelanggaran hak anak berikutnya yang paling banyak dilaporkan terkait dengan pendidikan 146 pada 2011, 517 laporan pada 2012. Dan 497 laporan pada 2013, serta 455 di September 2014.
Kemudian ada kasus pelanggaran hak anak‎ berkaitan dengan kesehatan berjumlah 53 laporan pada 2011, 185 laporan pada 2012, 133 laporan pada 2013 dan 123 laporan pada September 2014.
Selanjutnya ada pelanggaran hak anak berkaitan dengan agama dan budaya, trafficking dan eksploitasi, pornografi dan napza, sosial dan budaya, serta hak sipil dan kebebasan.
Khusus anak berhadapan dengan hukum, pengaduan yang masuk ke KPAI, si anak menjadi saksi sebesar 2%, anak dalam proses peradilan sebanyak 2 persen, anak sebagai korban 53%, ‎dan anak sebagai pelaku 43%.
Sementara tindak kekerasan terhadap anak, lokusnya seputar kekerasan seksual, yakni pemerkosaan, asusila, pencabulan, sodomi. Lalu ada kekerasan fisik, kekerasan psikis, penculikan, pembunuhan, dan bunuh diri.
"Data KPAI menunjukkan dalam 3 tahun terakhir ini setiap bulan terjadi 45 kekerasan terhadap anak. Pada 2014 misalnya, dari Januari sampai April minggu kedua tercatat ada 459 kasus," ujar Erlinda.
Melihat kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat, menurut Erlinda, perlu dilakukan tindakan-tindakan preventif atau pencegahan secara serius. (Ndy/Ado)
Angeline Tak Sendiri, Ada 45 Kasus Kekerasan Anak Setiap Bulan
Kasus bocah Angeline menunjukkan, bahwa anak Indonesia masih rentan menghadapi kekerasan.
diperbarui 23 Jul 2015, 06:29 WIBDiterbitkan 23 Jul 2015, 06:29 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Polisi Dalami Motif Anak Bunuh Ayah Kandung dan Nenek di Cilandak
DPD Golkar Indramayu Diminta Evaluasi Struktur dan Anggota Fraksi di DPRD, Ada Apa?
Apa Artinya Positif: Memahami Makna dan Dampaknya dalam Kehidupan Sehari-hari
Seleksi Kompetensi PPPK 2024, Catat Tanggal Pelaksanaan dan Pahami Materi Ujiannya
Duel Sengit King Kobra 3,5 Meter Vs Ular Piton 1,5 Meter, Siapa yang Menang?
Gaya Mahal Anak-Anak Bobby Nasution Saat Jalan Bareng Jokowi Setelah Unggul Hitung Cepat Pilkada Sumut 2024
Tatkala Sunan Kalijaga Nekat Curi Tongkat Sunan Bonang, Kisah Walisongo
Cara Mengatasi Mata Merah: Panduan Lengkap dan Efektif
350 Quote Pantai Inspiratif untuk Caption Media Sosial
15 Kata-kata Menolak Tawaran Kerja yang Sopan dan Profesional
Menteri Israel Ungkap Rencana Menduduki Gaza dalam Jangka Panjang
Apa Itu Sifilis: Penyakit Menular Seksual yang Perlu Diwaspadai