Liputan6.com, Surabaya - Dugaan adanya kekerasan asusila yang menimpa beberapa siswa SD Anugerah School, Buduran, Sidoarjo, terus diusut Polda Jatim. Selain menerjunkan tim psikiater untuk pemulihan kejiwaaan, penyidik juga menyertakan lie detector atau alat uji kebohongan pada calon tersangka Marcel dalam penyidikan.
"Untuk penanganan kasus ini, tim psikiater Polda Jatim sudah ikut membantu dalam proses penyidikan yang dilakukan Polres Sidoarjo. Termasuk menyiapkan peralatan lie detector saat dilakukan pemeriksaan terhadap salah satu calon tersangka," ucap Kabid Humas Polda Jatim Komisaris Besar RP Argo Yuwono di Surabaya, Sabtu (8/8/2015).
Argo menjelaskan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil dari pemeriksaan yang dilakukan psikiater dan lie detector.
Advertisement
"Kalau hasilnya sudah selesai pasti dilaporkan. Dan sampai saat ini belum ada penetapan tersangka," imbuh Argo.
Sejauh ini, imbuh Argo, penyidik Satreskrim Polres Sidoarjo telah memeriksa 20 saksi, termasuk juga salah satu yang bakal ditetapkan sebagai tersangka.
"Dari 20 saksi yang kita periksa, mengarah pada salah satu terlapor. Tapi kita masih menunggu perkembangan selanjutnya, termasuk akan dilakukan cross check dalam gelar perkara," urai Argo.
Argo menegaskan dalam penyidikan kasus ini polda yang menerjunkan supervisi dari Unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Subdit IV Renakta Ditreskrimum tersebut membantu penyidikan secara hati-hati.
"Dari Unit PPA yang melakukan supervisi ke sana. Karena kasus ini juga menjadi atensi dari pusat, di mana beberapa waktu lalu Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait juga datang ke Sidoarjo," pungkas Argo.
Kasus kekerasan asusila yang menimpa siswa SD Anugerah School di Perumahan Citra Garden mencuat setelah seorang korban menceritakan perbuatan tak senonoh yang dilakukan terduga Marcel -- koordinator office boy -- kepada orangtuanya.
Lalu kasus menggelinding bak bola panas, sehingga polisi langsung bergerak cepat dan memeriksa para saksi termasuk terduga atau calon tersangka. Berdasarkan keterangan seorang korban, ada beberapa temannya yang juga mendapat tindakan senonoh baik itu laki-laki atau perempuan.
Atas kejadian itu, Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait 'turun gunung' ke Sidoarjo untuk menginvestigasi termasuk juga berkoordinasi dengan penyidik PPA Polres Sidoarjo untuk melihat sejauh mana hasil perkembangan dari penyidikan tersebut. (Ans)