Liputan6.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) meminta masyarakat memberi hak pimpinan DPR untuk menjelaskan pertemuan dengan calon presiden Amerika Serikat Donald Trump belum lama ini.
"Kita harus hormati posisi beliau (pimpinan DPR) dan beri hak menjelaskan pertemuan dengan Donald Trump. Kita akan kaji, baru kita berikan tanggapannya. Kita enggak mau sporadis, baru melihat dari gambar (foto) dan video, tapi harus gambaran faktanya," ujar Sekjen PAN Eddy Soeparno di kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu 9 September 2015.
Saat ditanya soal keterlibatan bos besar sekaligus pengusaha media, Harry Tanoe, Eddy menegaskan tetap semuanya diberi kesempatan sama untuk menjelaskan akar masalahnya.
"Yang jelas perlu ada penjelasan. Dibuka pintu untuk mendengarkan. Semua diselesaikan dengan baik. Jauh dari dari kegaduhan, dicari win-win solution. Jangan membuat keributan di masyarakat," papar Eddy.
Eddy pun menegaskan kehadiran pimpinan DPR yang notabenenya adalah para politisi, tidak akan memberikan keuntungan apa-apa.
"Donald Trump kan pengusaha. Tentu mempunyai dan memikirkan resiko. Jika hubungan dengan politikus, maka tidak erat hubungannya dengan pemangku jabatan (legislatif)," pungkas Eddy. (Ron/Mar)