Komisi IV Minta Pembunuh Petani Salim Kancil Diusut Tuntas

Edy menjelaskan, saat ini taraf hidup petani masih terbilang memprihatinkan.

oleh Gerardus Septian Kalis diperbarui 28 Sep 2015, 20:11 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2015, 20:11 WIB
20150928-Ini Reaksi Komnas HAM Terhadap Konfilk Tambang di Lumajang-Jakarta
Aktivis Walhi, Muhnur Satyahaprabu (tengah) memberikan pernyataan terkait konflik tambang Lumajang di gedung Komnas HAM, Jakarta, Senin (28/9/2015). Sebelumnya terjadi konflik pertambangan yang memakan satu korban jiwa. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi IV DPR Edy Prabowo mendesak kepada aparat penegak hukum, segera menangkap dan mengungkap aktor intelektual pembunuh aktivis petani di Lumajang, Jawa Timur, Salim (52) atau Salim Kancil.

"Saya minta kasus ini diusut tuntas. Aparat harus bisa mengungkap bukan hanya pelaku pembunuhan, tetapi juga ungkap siapa aktor intelektual di belakangnya," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin (28/9/2015).

Edy menyayangkan, pada era keterbukaan dan bebas menyatakan pendapat seperti sekarang ini, ternyata masih terdapat kejahatan kemanusiaan dan penindasan terhadap kalangan bawah, seperti petani.

"Saya sungguh terkejut, saat pemerintah gencar meneriakkan ketahanan pangan, ternyata masih ada petani yang bernasib tragis seperti Salim. Terlebih ini terjadi di zaman bebas menyatakan pendapat," kata dia.

Edy menjelaskan, saat ini taraf hidup petani masih terbilang memprihatinkan. Banyak petani hanya menggarap sawah tetapi tidak memiliki lahan. Belum lagi persoalan pupuk mahal, serta alat mesin pertanian yang terbatas.

Karena itu, kata Edy, DPR terus bersinergi dengan pemerintah untuk menyelesaikan persoalan yang menimpa petani.

"Pemerintah harus serius melindungi petani, kalau perlu ada asuransi khusus untuk petani. Petani adalah ujung tombak pangan kita, jangan ada lagi petani yang nasibnya tragis seperti Salim," tegas Edy.

Kematian Salim alias Kancil terjadi pada Sabtu 26 September 2015. Peristiwa ini bermula dari sikap para petani yang bergabung dalam Forum Petani Anti Tambang Desa Selo Awar-Awar menolak penambangan di Pantai Watu Pecak.

Petani kesal karena sebagian lahannya dijadikan jalan perlintasan truk pengangkut pasir. Mereka mengajukan pemberitahuan untuk menggelar unjuk rasa menolak penambangan. Namun unjuk rasa belum digelar, 2 petani yakni Salim dan Tosan diculik sekelompok preman dan dianiaya.

Salim yang juga aktivis Forum Petani Anti Tambang ditemukan di tepi jalan dalam kondisi tak bernyawa. Di tubuh pria asal Desa Selo Awar, Pasirian, Lumajang ini terdapat banyak bekas luka. Sedangkan Tosan dalam kondisi kritis karena menderita luka serius di tubuhnya. Dia kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Saat ini, kepolisian setempat sudah mengamankan 17 orang terkait penganiayaan hingga menyebabkan Salim tewas. (Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya