Aktivis Penolak Tambang di Lumajang Tewas, 17 Orang Diperiksa

Polisi menyatakan kemungkinan jumlah yang diperiksa akan bertambah.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 28 Sep 2015, 02:23 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2015, 02:23 WIB
20150829-Garis Polisi
Ilustrasi garis polisi.

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jama Timur Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono terus mengusut tewasnya aktivis penolak tambang di Lumajang, Jawa Timur. Saat ini, 17 orang yang diduga terlibat dalam kejadian di Desa Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, itu diamankan untuk diperiksa.

"Sampai saat ini sudah diamankan 17 orang," ucap Argo saat dikonfirmasi Liputan6.com di Surabaya, Minggu (27/9/2015).

Argo menambahkan, ke 17 orang itu bisa bertambah ataupun bisa berkurang. Karena mereka saat ini masih diperiksa secara intensif.

"Mungkin jumlah tersangka bisa bertambah dan berkurang, masih pemeriksaan secara intensif," tandas Argo.

Pada Sabtu 26 September 2015 telah terjadi amuk masa hingga mengakibatkan 2 warga Desa Selok Awar-awar, Pasirian, Lumajang, Jawa Timur, menjadi korban.

Dari peristiwa itu, seorang aktivis penolak penambangan pasir di pesisir Pantai Watu Pecak, bernama Salim meninggal dunia. Sedangkan satu korban yang juga seorang aktivis bernama Tosan, mengalami luka berat atau sedang kritis. (Ali/Dan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya