Daerah Terpapar Asap Akan Dipasang Penjernih Udara Buatan Undip

Alat penjernih udara yang diberi nama Zetagreen itu dikembangkan dengan memanfaatkan plasma.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 29 Okt 2015, 12:12 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2015, 12:12 WIB
Zetagreen alat penjernih udara
Undip ciptakan Zetagreen alat penjernih udara

Liputan6.com, Semarang - Sejumlah daerah yang terpapar kabut asap akan dipasang penjernih udara buatan peneliti Universitas Diponegoro (Undip). Sebab bencana kabut asap akibat pembakaran hutan menurunkan kualitas udara sehingga menyebabkan penyakit pernafasan.

Menurut Dr Muhammad Nur DEA, penemu alat tersebut, dimensi alat sangat kecil. Alat penjernih udara yang diberi nama Zetagreen itu dikembangkan dengan memanfaatkan plasma.

Pengamatan Liputan6.com, Zetagreen berbentuk tabung setinggi 100 centimeter dengan diameter 22 centimeter, tidak membutuhkan tempat banyak. Satu alat bisa membersihkan udara di ruangan seluas 16 m2. Cara penggunaannya pun mudah, cukup aliri dengan listrik maka Zetagreen akan bekerja.

"Untuk ruangan sekitar 4 meter x 4 meter cukup 15 menit sudah bersih," kata dosen Fakultas Sains dan Matematika (FSM) ini, Kamis (29/10/2015).

Nur kemudian menjelaskan cara kerja Zetagreen, bahwa udara kotor seperti asap akan disedot oleh kipas yang berada di bagian atas. Asap tersebut masuk dan akan mengalami proses filterisasi dan dekomposiasi atau pemecahan gas tertentu.

Kandungan virus, bakteri, dan jamur dalam udara yang disedot akan masuk ke dalam reaktor plasma kemudian terjadi pembakaran oleh medan plasma mencapai 100.000 derajat celcius.

"Udara akan kembali ke partikel dasar. Partikel (virus, bakteri, dan lainnya) akan membeku dan mengendap di bawah. Ini beda dengat peralatan plasma lainnya. Kalau lainnya itu melepaskan plasma ke udara, kalau ini menyedot udara," kata Nur.

Usai filterisasi, udara bersih dengan kandungan oksigen 20% akan keuar dari bagian bawah mesin sedangkan bakteri-bakteri atau virus yang tersaring mengendap di bawah. Selain itu Zetagreen juga menyemburkan ion cluster dan oksigen aktif untuk membunuh virus dan bakteri yang tidak sempat terhisap oleh alat.

Teknologi Zetagreen ini sudah dikembangkan oleh Center of Plasma Research Undip dengan menggelar  penelitian aplikasi teknologi plasma untuk menghilangkan asap sejak tahun 1999.

Turunan Penyaring Knalpot

Pada tahun 2004 Nur menciptakan knalpot yang bisa menyaring gas buang kendaraan menggunakan plasma. Zetagreen sendiri juga merupakan pengembangan dari temuan knalpot tersebut.

"Masalahnya dengan knalpot itu kita tidak punya kontrol penuh ke perusahaan otomotif. Maka saya membuat turunannya, ini tidak bergerak dan bisa dikontrol," kata Nur.

Zetagreen sudah digunakan di sejumlah rumah sakit di Indonesia. Sejak tahun 2010 setidaknya sudah ada 500 unit yang diproduksi. Harganya pun masih terjangkau yaitu Rp 5 juta dan bisa bertahan cukup lama dengan perawatan yang mudah.

Memang Zetagreen tidak bisa digunakan di luar ruangan tapi cukup efektif digunakan di ruangan seperti ruang kelas, kamar, bangsal rumah sakit, dan lainnya.

"Life time-nya pada reaktor, mudah sekali menggantinya. Yang kita pasang sejak 5 tahun lalu sampai sekarang tidak ada masalah," kata Nur yang pernah belajar di Universitas Joseph Fourier, Prancis itu.

Pemerintah akan memasang shelter lengkap dengan penjernih udara (air purifier) bagi para korban bencana kabut asap. Menristek Dikti M Nasir menyatakan bahwa alat tersebut bakal diproduksi oleh ITB dan Undip.

Pembantu Rektor I Undip, Prof Dr Ir Zainuri mengatakan teknologi tersebut memang akan dimanfaatkan di Kalimantan namun belum dibahas terkait jumlahnya.

"Semetara ini belum rencana jumlah. Misal membangun tenda perlindungan maka satu tenda perlu dikasih," kata Zainuri. (Nil/Mut)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya