4 Bulan Diselimuti Kabut, 97.531 Warga Riau Terpapar Asap

Puluhan ribu warga yang terpapar asap itu terdiri dari mereka yang mengalami ISPA, asma, iritasi mata, dan iritasi kulit.

oleh M Syukur diperbarui 02 Nov 2015, 18:29 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2015, 18:29 WIB
20151023-Bahaya Asap-Riau
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Pekanbaru - Kabut asap pekat dari kebakaran hutan dan lahan yang menaungi langit Riau selama 4 bulan terakhir mulai lenyap di Pekanbaru. Kualitas udara di beberapa kabupaten/kota di Riau yang biasanya berada pada level berbahaya beranjak pada level baik atau sehat.

Namun demikian, ribuan warga telah mengalami gangguan pernapasan. Dinas Kesehatan Riau mencatat, sejauh ini terdapat 97.531 warga menjadi korban, dan 4 di antaranya meninggal dunia.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Riau Andra Sjafril, puluhan ribu warga yang terpapar asap itu terdiri dari mereka yang mengalami infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), asma, iritasi mata, dan iritasi kulit.

"Paling banyak warga menderita ISPA 81.836, kemudian iritasi kulit 5.931, iritasi mata 4.700, asma 3.757 dan pneumonia 1.307. Semuanya disebabkan kabut asap," ungkap Andra di Pekanbaru, Senin (2/10/2015).

Menurut dia, warga yang terpapar kabut asap di Riau bisa berobat ke Puskesmas dan rumah sakit terdekat. Hal ini dilakukan karena posko kesehatan yang selama ini melayani warga ditutup sementara.

"Penutupan sementara dilakukan melihat kondisi udara yang membaik. Warga yang masih terpapar kabut asap bisa memanfaatkan puskesmas dan rumah sakit terdekat," terang Andra.

Siaga Darurat Diperpanjang

Meski kondisi udara mulai membaik, namun Pemprov Riau masih memperpanjang status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. 2 Helikopter juga masih disiagakan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran susulan.

"2 Helikopter masih disiagakan di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Hal ini sebagai antisipasi munculnya titik api baru di Riau. Makanya status siaga darurat masih diperpanjang hingga 30 November," ungkap Kepala BPBD Riau Edwar Sanger.

Berdasarkan laporan BMKG, sebut Edwar, di Riau sudah tidak terpantau titik api lagi. Sementera di provinsi lainnya di Sumatera, terjadi penurunan titik api secara signifikan.

"Di Riau nihil titik panas. Sementara di Bengkulu masih ada 2, Jambi 4, Sumatera Barat 1 dan Sumatera Selatan 7 titik panas," papar Edwar.

Selain berkurangnya titik panas, jarak pandang di Riau sudah membaik. Di Pekanbaru terpantau 5 kilometer, Rengat (Indragiri Hilir) 5 kilometer, Kota Dumai 8 kilometer dan Pelalawan 3 kilometer. (Ado/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya