Pascakabut Asap, Ribuan Ikan Sungai di Kalimantan Mati Mendadak

Belum diketahui pasti penyebab matinya ikan-ikan ini pascakabut asap hilang.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 10 Nov 2015, 18:16 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2015, 18:16 WIB
Darurat Kabut Asap
Kondisi kabut asap di berbagai wilayah mulai mengkhawatirkan, bahkan di beberapa wilayah, terdapat hingga ratusan titik api.

Liputan6.com, Kubu Raya - A Pung bingung. Wanita 68 tahun itu tak menyangka ikan di tambaknya mati secara mendadak pascakabut asap menghilang. Kepada Liputan6.com, dia menceritakan ikan di kerambanya mati sejak 2 pekan ini.

"Dua minggu ikan pada mati di sini. Enggak tahu penyebabnya apa," tutur A Pung, saat ditemui di keramba ikannya di pinggiran Sungai Ambawang, Desa Kuala Mandor A, Kecamatan Kuala Mandor, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Selasa (10/11/2015).

Menurut dia, sudah ribuan ikan dari berbagai jenis mati di wilayahnya. Namun, belum ada perhatian serius dari pemerintah daerah setempat maupun pusat. "Ada ribuan kilogram ikan mati di Sungai Ambawang ini," keluh A Pung.

"Ini keramba ikan dikosongkan ada sekitar 30 keramba. Sudah dituangkan. Kalau busuk siapa yang mau makannya?" lanjut dia.

Hal yang sama juga dirasakan penambak ikan sungai lainnya, A Poey (36). "Udah 3 minggu kayak gini airnya. Airnya kan bening. Kalau udah keruh airnya, langsung mati ikannya," ujar A Poey.  

Dia merinci ada 10 keramba ikan sungai dia kelola. Itu artinya, ada sekitar 40 ribuan ikan yang mati.

"Enggak ada yang peduli dinas terkait ke sini. Banyak rugi ini. Puluhan juta kita rugi. Baru tahun ini kayak gini. Setelah kabut asap dan kemarau panjang ikan mati. Ada yang bisa diselamatkan," kata A Poey.

Petani keramba di aliran sungai yang sama bernama Wandi (44) asal Dusun Rantau Panjang, Desa Rantau Panjang, Kecamatan Sebangki, Kabupaten Landak, juga mengalami nasib serupa.

"Kemarau panjang ada 3 bulan. Datang air hujan. Ada 5 ton ikan mati. Kerugian Rp 150 juta. Penyebabnya air kelat. Ikan mati sungai," ungkap Wandi.

Dia mengatakan ikan liar juga ikut mati, seperti ikan patin.

"Ikan nila juga mati. Saya enggak tahu lagi harus berbuat apalagi. Saya pasti kembali lagi ke nol. Modal sudah habis. Dari dinas enggak ada ke sini. Belum ada peninjauan sampai sekarang. Saya dan kawan di sini tetap melanjutkan usah tambak ikan sungai ini, tukas Wandi.

Dia meyakini matinya ikan tersebut karena pencemaran dari perkebunan sawit di sekitarnya. "Kalau dulu sebelum buka perkebunan kelapa sawit, enggak separah ini," ucap Wandi.

Berdasarkan pantauan Liputan.com, ikan mati tidak hanya terjadi di Sungai Ambawang. Ikan di Sungai Kapuas juga mati. Petani keramba ikan sungai Kapuas juga mengalami kerugian. (Bob/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya