1 Siswa SMKN Jakarta Disabet Celurit Saat Naik Metromini

Menurut Aditya, korban yang mengetahui nyawanya terancam langsung menangkis celurit itu menggunakan tangan kanannya.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 18 Nov 2015, 21:48 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2015, 21:48 WIB
Ilustrasi Kekerasan dan Penganiayaan
Ilustrasi Kekerasan dan Penganiayaan

Liputan6.com, Jakarta - Penyerangan pelajar terjadi di Lapangan Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sore tadi sekitar pukul 17.30 WIB. Akibatnya, 1 siswa SMKN 29 Jakarta bernama Rendi (15) dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan lantaran luka sabetan celurit di lengannya.

Menurut saksi mata yang ada di lokasi, Aditya (16), peristiwa bermula saat korban hendak pulang sekolah dengan menaiki bus Metromini ‎S-75 jurusan Blok M-Pasar Minggu. Saat itu, korban tiba-tiba diserang dan dibacok oleh pelajar tak dikenal.

"Lagi duduk, tiba-tiba ada salah satu pelajar yang tidak dikenal mengayunkan celurit ke korban," ujar Aditya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (18/11/2015).

Menurut Aditya, korban yang mengetahui nyawanya terancam langsung menangkis celurit itu menggunakan tangan kanannya. Akibatnya, korban mengalami kuka parah di bagian lengan kanannya dan langsung dilarikan ke RSPP untuk menjalani perawatan secara intensif.

"Korban lalu saya bawa ke RSPP. Sampai saat ini korban dalam proses perawatan medis di UGD RSPP," tutur dia.

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Selatan, Ferry Safarudin mengatakan, saat ini pihak guru dan kepala sekolah SMKN 29 Jakarta serta keluarga korban sudah berada di RSPP. Korban harus dioperasi karena menderita luka yang cukup parah.

"Korban perlu dioperasi karena pembuluh alterinya terkena bacok. Mudah-mudahan tidak terlalu parah," ujar Ferry.

Ferry menerangkan, kasus tersebut kini tengah diselidiki Sudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Selatan. Penyelidikan dilakukan untuk mengetahui apakah insiden tersebut akibat tawuran antarpelajar atau murni penyerangan.

"Dugaan sementara ini diserang. Karena korban dan pelaku tidak saling kenal," ucap dia.

Kendati begitu, Ferry menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menolerir pelajar yang terlibat tawuran, penyerangan, atau bentuk kekerasan lainnya. Pelajar yang terlibat kasus kriminal tersebut tak segan-segan akan dikeluarkan dari sekolahnya.

"Apalagi tadi Dinas Pendidikan sudah memberikan surat edaran kepada orangtua. Apabila, ada anak mereka yang melakukan tawuran, jelas sanksinya dikeluarkan," pungkas Ferry. (Ron/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya