Ketidakhadiran Prabowo di Hajatan Setya Novanto Terpopuler

Tamu yang ditunggu itu tidak hadir dalam pesta mewah yang digelar Jumat malam, 4 Desember 2015, lalu.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 06 Des 2015, 12:07 WIB
Diterbitkan 06 Des 2015, 12:07 WIB
Begini Gaya Prabowo Subianto Saat Pidato di Hadapan Elite KMP
Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat membacakan pidato politiknya di acara pelantikan pengurus pusat Partai Gerindra di kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta, Rabu (8/4/2015). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Kenduri di tengah prahara digelar Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto untuk merayakan perkawinan putrinya Dwina Michaella. Meski disorot tajam oleh publik, keluarga Novanto tetap melanjutkan rencana pesta resepsi di Ballroom Hotel Mulia, sebuah hotel bintang 5 ternama di Jakarta.

Status Novanto sebagai petinggi lembaga negara membuatnya leluasa mengundang sejumlah pejabat tinggi lembaga negara hingga para petinggi partai.

Yang paling ditunggu kabarnya tentu dari 2 nama petinggi negara yang dicatut Novanto dalam upaya percaloan kontrak karya PT Freeport Indonesia. Baik Presiden Joko Widodo maupun Wakil Presiden Jusuf Kalla kompak tidak menghadiri perhelatan megah itu. Jika Jokowi masih mengirimkan karangan bunga, JK sama sekali tidak menyampaikan ucapan selamat kepada kedua mempelai. Padahal, Novanto kabarnya menyampaikan undangan secara khusus pada keduanya.

Di luar kedua nama itu, sosok Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga dinanti kehadirannya. Namun, tamu yang ditunggu itu tidak hadir dalam pesta mewah yang digelar Jumat malam, 4 Desember 2015, lalu. Berita alasan ketidakhadiran salah satu partai pendukung Koalisi Merah Putih (KMP) menjadi salah satu berita terpopuler sepanjang Minggu (6/12/2015) ini.

Selain berita ketidakhadiran Prabowo, ada juga berita populer lainnya yakni kecelakaan yang melibatkan Metro Mini dan Commuter Line Rute Jatinegara-Bogor dan menewaskan belasan korban. Ada juga berita tentang potensi runtuhnya kepercayaan publik pada DPR jika Novanto lepas dari jerat sanksi.

Berikut ulasan berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 News;

1. Prabowo Tak Hadiri Resepsi Putri Setya Novanto, Ini Alasannya

Prabowo Subianto memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan tertutup KMP, Jakarta, Kamis (3/9/2015). Pertemuan tersebut membahas PAN yang bergabung dengan Pemerintah (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Ketua DPR Setya Novanto menggelar resepsi pernikahan putri keduanya, Dwina Michaella yang dinikahi Jason S Harjono di Hotel Mulia, Jakarta Pusat.

Berbagai tamu pun hadir, baik dari kalangan pejabat negara, tokoh, politisi, hingga pengusaha. Namun, dari sekian tokoh dan ketua umum partai politik, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak tampak.

Saat dikonfirmasi perihal absennya Prabowo, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan alasan Prabowo tak hadir karena menerima tamu dari Amerika Serikat di kediamannya, Hambalang.

Selengkapnya...

2. KRL Bertabrakan dengan Metro Mini di Angke

Metro Mini B 7660 FD menabrak kereta Commuter Line sekitar pukul 08.30 WIB. (ntmcpolri)


Terjadi tabrakan antara commuter line dengan  Metro Mini di Muara Angke, Jakarta Barat.

"Petugas sudah di lokasi, sudah dalam penanganan petugas," kata petugas TMC Polda Metro, Brigadir Satrio, saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (6/12/2015).

Dalam akun twitter TMC Polda Metro, disebutkan Metro Mini itu bernomor polisi B 7660 FD.

Selengkapnya...

3. Jika Novanto Lolos Jeratan Sanksi, Publik Makin Tak Percaya DPR?

Ketua DPR Setya Novanto memilih memercayakan penyelesaian masalah tentang pencatutan nama Presiden terkait perpanjangan kontrak Freeport ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Jakarta, Selasa (17/11/2015). (Liputan6.com/JohanTallo)

Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Sebastian Salang menilai, Setya Novanto merupakan seorang politikus yang licin bagai belut. Ketua DPR asal Partai Golkar itu sudah banyak lolos dari dugaan sejumlah kasus.

"Setya Nvanto ini seorang politisi yang lihai. Ini pemain politik yang hebat.? Tidak cuma dugaan pelanggaran etik saja berpotensi bisa lewat, tapi berkali-kali diperiksa di KPK dulu dia tetap lolos," kata Sebastian usai diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 5 Desember 2015.

Menurut Sebastian, 'kelolosan' Setya Novanto dalam dugaan sejumlah kasus membuktikan dia memang lihai dan hebat sebagai seorang politikus. Misalnya, ketika dugaan pelanggaran etik ketika dia dan pimpinan DPR lain mendatangi kampanye kandidat calon Presiden Amerika Serikat, Donal Trump. Novanto hanya mendapat sanksi teguran lisan.

"Saat diproses soal Trump yang lalu, faktanya hanya teguran lisan," kata dia.

Selengkapnya...

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya