24 Terduga Teroris Poso Ditangkap Selama Operasi Camar Maleo IV

Tujuh orang di antaranya tewas dan 17 lainnya sedang menjalani proses hukum.

oleh Liputan6 diperbarui 31 Des 2015, 15:03 WIB
Diterbitkan 31 Des 2015, 15:03 WIB
Ilustrasi Tangkap Teroris
Ilustrasi Tangkap Teroris (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Palu - Aparat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Sulteng) meringkus 7 orang yang diduga anggota jaringan teroris Santoso di tempat persembunyian mereka. Tiga orang di antaranya ditangkap di Desa Tayawa, Kabupaten Tojo Unauna, sedangkan 4 lainnya ditangkap di Desa Malino, Kabupaten Morowali Utara.

"Pagi ini anggota saya baru melaporkan bahwa mereka menangkap lagi 3 orang di Desa Tayawa. Jadi, jumlah seluruhnya sudah sekitar 7 orang," kata Kapolda Sulteng Brigjen Pol Idham Azis di Palu, Kamis (31/12/2015), seperti dikutip dari Antara.

Namun Idham menolak merinci operasi penangkapan serta identitas para terduga teroris yang diringkus. Polisi kini membawa mereka dari lokasi penangkapan ke Palu.

"Kalau mereka sudah tiba di Palu dan diperiksa secara lengkap, barulah kami sampaikan penjelasan rinci," ujar Idham.


Ia menduga orang-orang yang ditangkap merupakan operator aksi teror yang dilakukan oleh anggota jaringan Santoso. Pentolan itu diyakini masih bersembunyi di hutan-hutan wilayah Poso pesisir. Polisi belum berhasil meringkus Santoso, padahal Operasi Camar Maleo IV akan berakhir pada 9 Januari 2016.

Idham menerangkan sebanyak 24 orang terduga teroris telah diamankan selama operasi berlangsung. Tujuh orang di antaranya tewas dan 17 lainnya sedang menjalani proses hukum. Sedangkan dari sisi aparat, 2 polisi dan 1 tentara tewas serta 4 polisi terluka akibat operasi tersebut.

Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti kegiatan terorisme berupa senjata api, amunisi, bom rakitan, bahan pembuat bom, dan pakaian.

Idham menyebut Santoso dan sekitar 31 anak buahnya, yang diyakini telah dibaiat menjadi anggota ISIS, masih bersembunyi di hutan-hutan sekitar Poso pesisir sampai wilayah Sausu, Kabupaten Parigi, dan wilayah Napu, Kabupaten Poso.

"Wilayah pergerakan mereka ada di dalam kawasan hutan seluas sekitar 2.400 kilometer persegi. Namun keberadaan mereka semakin terjepit, logistik semakin kurang, dan personel keamanan terus mengepung. Insya Allah, Santoso dan teman-temannya bisa segera tertangkap," ujar Idham.

Saat ditanyai kelanjutan Operasi Camar Maleo, Idham mengaku belum mengetahui karena operasi ini berada di bawah kewenangan Markas Besar Polri. Walau begitu, ia mengatakan Polda Sulteng sedang mengkaji operasi lanjutan secara mandiri setelah Camar Maleo IV berakhir.

"Kami sedang matangkan rencana operasi mandiri ini. Sandi operasinya juga akan kami ganti, bukan lagi pakai nama Camar Maleo. Bapak Wakapolda sedang mengkajinya," kata Idham.**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya