Cerita Kapolda Sulteng Lolos dari Helikopter Jatuh di Poso

Rudi yang seharusnya ikut rombongan bersama 13 penumpang helikopter maut itu, tiba-tiba harus menghadiri kunjungan kerja Komisi III DPR.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 21 Mar 2016, 20:55 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2016, 20:55 WIB
20160321- Jenazah Korban Jatuh Heli TNI Tiba di RS Polri -Jakarta- Yoppy Renato
Petugas TNI dan Polisi membawa peti jenazah korban dari jatuhnya helikopter TNI di Poso, Jakarta, Senin (21/3/2016). Jenazah korban akan menjalani proses identifikasi di RS Polri (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Perwira menengah TNI AD, Kolonel Infantri Syaiful Anwar, ikut menjadi korban meninggal dalam kecelakaan Helikopter Bell 412 ED yang jatuh di Poso, Sulawesi Tengah Minggu 20 Maret 2016.

Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudi Supahriadi yang bersahabat dengan Kolonel Syaiful merasa kehilangan. Danrem Tadulako itu dikenal berkepribadian baik dan totalitas dalam menjalankan tugasnya.

"Saya akrab sama beliau. Dia orang yang baik. Beliau sahabat saya," kata Rudi saat dihubungi dari Jakarta, Senin (21/3/2016) sore.

Jakarta menjadi lokasi pertama pertemuan antara Rudi dan Kolonel Syaiful. Waktu itu Rudi tengah bertugas di kesatuan Brimob Kelapa Dua Depok dan almarhum bertugas di Kopassus. Mereka dipertemukan kembali di Poso, untuk menangkap kelompok teroris Santoso.

"Dia waktu itu Kopassus, saya bertugas di Brimob Kelapa Dua. Saat dia Danbatalion 714, saya Kapolres Poso. Kami kerja sama bukan itu saja. Ketemu lagi di Poso dalam tugas. Tentunya saya sangat kehilangan," kenang Rudi.

Lolos dari Maut

Di balik kedekatannya dengan Danrem 132/Tadulako itu, Rudi juga menceritakan pengalamannya lolos dari kecelakaan helikopter di Poso.

Rudi yang seharusnya ikut rombongan bersama 13 penumpang helikopter bernomor penerbangan HA 5171 itu, tiba-tiba harus menghadiri kunjungan kerja bersama Komisi III DPR ke Riau.


Rudi sendiri adalah Komandan Pengendali Operasi Tinombala, yang bertugas memimpin operasi perburuan kelompok teroris Santoso.

Sedangkan, kedatangan rombongan helikopter tersebut untuk membahas kondisi dan situasi terkini penyergapan jaringan teroris Santoso.

"Betul kemarin ada kunker Komisi III, jadi saya batal ikut. Iya saya mestinya ikut," ujar mantan Kapolres Metro Jakarta Utara itu.

Tak ada firasat yang dirasakan Rudi, sebelum sahabatnya itu meninggal dalam kecelakaan helikopter tersebut. Kendati demikian, insiden ini tidak mematikan langkah perburuan kelompok Santoso.

"Operasi terus berjalan dan yang gugur pahlawan. Tidak ada (firasat). Kalau heli jatuh itu, nyawa manusia itu takdir. Kalau sudah waktunya sudah," ungkap Rudi.

Helikopter Bell 412 EP yang ditumpangi rombongan Danrem 132/Tadulako Kolonel Inf Saiful Anwar itu jatuh di Poso, Sulawesi Tengah, Minggu kemarin.

Diduga, kecelakaan tersebut disebabkan cuaca yang kurang baik. Tercatat 13 perwira dan prajurit TNI gugur dalam misi penyergapan jaringan teroris Santoso di kawasan pegunungan Poso.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya