Liputan6.com, Surabaya - Seorang pemuda Surabaya menggalang Gerakan Melukis Harapan (GMH) untuk membantu warga bekas kompleks lokalisasi Dolly.
Melukis harapan adalah gerakan untuk mengubah wajah bekas komplek lokalisasi Dolly menjadi kampung impian.
"Dulu Dolly ini adalah tempat wisata. Hanya saja produknya prostitusi dan beberapa bisnis hitam lainnya, customer-nya lelaki hidung belang yang main ke sini," ungkap Dalu Nuzlul Kirom, penggagas Gerakan Melukis Harapan sekaligus kandidat peraih Liputan 6 Awards 2016.
Advertisement
"Karena itu untuk membuat wilayah ini ramai lagi, maka kami harus membuat wisata juga. Tetapi produknya ini harus produk yang edukatif, kemudian customer-nya masyarakat umum," lanjut dia.
Dalu Nuzlul Kirom yang kini berusia 27 tahun adalah motor di balik gagasan perubahan Dolly ini.Â
"Konteksnya di sini kita mau mengumpulkan harapan tadi, kemudian melukiskan menjadi sebuah karya yang indah," ucap Dalu, seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Senin (9/5/2016).Â
Baca Juga
Tantangan terbesar bagi Dalu adalah mengubah pola pikir. Banyak warga di kawasan ini telah terbiasa bergantung pada aktivitas lokalisasi.Â
Dalu dan para relawan memperkenalkan sejumlah kegiatan positif pada warga. Mulai dari bank sampah, pengembangan sejumlah produk makanan seperti kerupuk, dan berbagai camilan berbahan rumput laut. Bahkan wisata edukasi sejarah Dolly.
Gerakan Melukis Harapan yang populer dikenal sebagai GMH sekarang telah ada di hati banyak warga bekas komplek Dolly.
Visi GMH akhirnya menarik minat banyak kalangan untuk ikut turun tangan. "Karena saya adalah seorang wanita, ketika saya melihat di Dolly ini banyak sekali warga terdampak, khususnya ibu-ibu di sana yang membutuhkan banyak bantuan, seketika itu juga saya merasa terpanggil untuk terjun ke sana," ujar Dewi, salah satu relawan.
Pelatihan melukis dan membatik ini bisa jadi simbol kesungguhan Dalu dan para relawan untuk meninggalkan masa lalu dan melukis masa depan yang baru.
"Ketika masyarakat yang negatif saja bisa tumbuh besar, hidup, apalagi masyarakat-masyarakat di daerah yang sejatinya itu normal," kata Dalu, kandidat peraih Liputan 6 Awards 2016.