Pegawai Money Changer Ditodong Pistol di Cideng, Uang Rp 6 M Raib

Saat itu keduanya membawa valuta asing sekitar Rp 6 miliar milik perusahaan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju kantornya di Cideng, Jakarta.

oleh Audrey Santoso diperbarui 25 Jul 2016, 19:11 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2016, 19:11 WIB
Ilustrasi Penembakan
Ilustrasi Penembakan (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Dua pegawai perusahaan valuta asing PT Solusi Mega Artha Ramlan Sirait dan Noerman Ali menjadi korban perampokan pada Sabtu 23 Juli pukul 22.00 WIB. Saat itu keduanya membawa valuta asing sekitar Rp 6 miliar milik perusahaan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju kantornya di Cideng, Jakarta Pusat.

"Uang itu ada di dalam dua koper warna coklat. Kedua korban menggunakan taksi Express bernomor polisi B 1258 BTF dari bandara ke kantornya. Sekitar pukul 23.30 WIB di depan kantor, sopir taksi ditodong dua pria berpistol saat sedang membuka bagasi mobil," kata Kasubbag Humas Polres Metro Jakarta Pusat Komisaris Suyatno kepada Liputan6.com, Senin (25/7/2016).

Kedua pelaku, menurut keterangan korban, juga menggertak supir dan kedua pegawai valas dengan mengatakan, "Mundur kamu!"

Supir dan pegawai pun mematuhi perintah dua rampok itu di bawah bayang-bayang pistol di hadapan mereka. Setelah itu, si rampok leluasa membawa koper berisi uang dan kabur meninggalkan lokasi.

"Dua pelaku menggunakan sepeda motor matic, diduga Yamaha Mio. Motornya langsung berhenti di samping taksi yang mengangkut uang bersama dengan karyawan korban. Salah satu pelaku menghampiri sopir taksi dan menodongkan pistol diduga jenis revolver," ujar Suyatno.

"Selanjutnya pelaku langsung membawa tas koper tersebut, lari dengan menggunakan motor bersama dengan rekannya yang sudah menunggu di samping taksi," sambung Suyatno.

Kanit Kriminal Umun (Krimum) Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat AKP Alex menuturkan pihaknya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada keesokan paginya (Minggu, 24 Juli 2016). Berdasarkan hasil olah TKP, rekaman kamera pengawas atau CCTV yang berada di luar PT Solusi Mega Artha tak signifikan membantu proses pengungkapan.

"CCTV-nya tidak signifikan. Kemarin sudah diperiksa oleh kami. Jadi kejadiannya itu malam, tapi sampai pagi yang bersangkutan (dua pegawai) belum melapor baik di polsek dan polres. Laporannya di Polda Metro. Katanya menunggu konfirmasi dari bosnya dulu," jelas Alex.

Alex menyayangkan tindakan yang diambil PT Solusi Mega Artha yang menyuruh dua pegawainya mengambil uang sebanyak itu tanpa pengawalan aparat penegak hukum satu pun. Apalagi kedua pegawai menggunakan kendaraan umum dan tanpa dilengkapi senjata apapun untuk membekali diri manakala dalam keadaan terancam.

"Saya juga mempertanyakan, kok uang sebanyak itu bisa-bisanya dibawa tanpa pengawalan polisi? Apalagi mereka naik kendaraan umum dan uangnya disimpan hanya di koper baju," ungkap Alex terheran-heran.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya