Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay mendesak pemerintah menjelaskan soal dugaan penyebaran virus antraks di Kulon Progo, Yogyakarta. Dia menilai, berita penyebaran virus tersebut telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Apalagi, virus itu dikabarkan telah menelan korban jiwa.
"Kabar yang kita dengar, Kemenkes (Kementerian Kesehatan) telah melakukan penelitian. Sampelnya telah diteliti di laboratorium. Hanya saja, pengumuman resmi belum disampaikan. Tentu ini tetap menimbulkan tanda tanya," ucap Saleh dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin 23 Januari 2017.
Dia menegaskan dugaan penyebaran virus antraks ini tidak boleh dianggap remeh. Apalagi, penularan virus antraks belum begitu jelas. Kalau itu betul, lanjut dia, tentu bisa menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan.
Advertisement
"Dunia medis kita belum begitu familiar dengan antraks. Termasuk obat dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menyembuhkan korban," ujar Saleh.
Dia menambahkan, jika betul ada penyebaran antraks di Kulon Progo, pemerintah diminta segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan. Selain upaya pengobatan bagi yang terduga terjangkit, pemerintah diminta untuk melakukan langkah-langkah antisipasi. Termasuk, sambung dia, melakukan sosialisasi terkait gejala, penyebab, diagnosa, pengobatan, dan cara pencegahan.
"Masyarakat perlu diberi penjelasan yang akurat soal virus ini. Dengan begitu, masyarakat bisa menghindari dan melakukan hal-hal yang diperlukan jika ada dugaan penyebaran virus itu di lingkungannya," kata Saleh.
Dia pun meminta pemerintah mempelajari kasus-kasus penyebaran antraks yang pernah terjadi di negara lain. Terlebih, antraks sudah dianggap sebagai wabah berbahaya.
"Kalau tidak salah, tahun 2002 lalu, ilmuwan di Universitas Rockefeller, New York, Amerika Serikat, pernah mengklaim menemukan obat untuk mengatasi antraks. Antibiotik yang diberi nama PlyG Lysin telah pernah diujicobakan dan berhasil. Tetapi tidak diketahui kelanjutan hasil penelitian tersebut. Mungkin, itupun perlu ditelusuri," jelas politikus PAN ini.
Sebelumnya, belasan warga Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Daerah Istimewa Yogyakarta, diduga terserang antraks. Lantaran, mereka mengonsumsi daging sapi yang diduga juga terjangkit antraks.