Liputan6.com, Jakarta - Imlek atau Tahun Baru China membawa berkah bagi setiap manusia. Tak hanya para warga etnis Tionghoa, Imlek memberi rezeki lebih bagi para pedagang di sekitar Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Taman Sari, Jakarta Barat.
Salah satunya bagi pedagang burung gereja. Nana (36) mengaku sudah 20 tahun menjual burung gereja setiap perayaan Imlek di sekitar wihara.
"Saya itu asli Cirebon. Datang ke sini cuma beberapa hari saja, buat jualan burung gereja sama saudara saya semua. Lumayan untungnya, hitung saja satu burung saya jual Rp 1.300. Tapi kalau ambil banyak dijualnya Rp 1.000," ucap Nana di Petak Sembilan, Jakarta, Sabtu (28/1/2017).
Advertisement
Menurut dia, burung-burung untuk Imlek ini didatangkan dari Jawa Timur. Sepekan sebelum mengadu nasib ke Ibu Kota, burung-burung itu dia kumpulkan. Namun, dia enggan membeberkan berapa modal yang dia keluarkan untuk berdagang burung.Â
"Terus saya bawa ke sini (Vihara Dharma Bhakti)," kata Nana.
Dia mengaku membawa 14 ribu ekor burung. Sekarang, setengah burung jualannya sudah ludes terjual.
"Saya enggak mau buka berapa harga aslinya. Tapi saya bawa 14 ribu ekor. Ini sudah kejual setengahnya dari kemarin malam. Biasanya orang kan beli satu kotak, isinya ada yang 100 atau 80 ekor. Ada yang semalam beli langsung 1.000 ekor. Lumayan kan," jelas Nana yang sehari-harinya mempunyai toko sembako di Cirebon.
Etnis Tionghoa memang punya kebiasaan untuk melepaskan hewan saat Imlek. Bukan hanya burung, bisa katak atau hewan lainnya. Ritual ini dikenal dengan sebutan Fangsheng.
Fangsheng merupakan ajaran Budha yang menghargai sebuah kehidupan. Cara tidak membunuh mahluk hidup atau memberikan cinta dan welas asih ke semua mahkluk hidup.