Jokowi Menjawab Soal Mahalnya Biaya Kuliah di Indonesia

Rahel Ayustine M, pelajar tunarungu itu mengajukan pertanyaan ke Jokowi, soal program pertukaran pelajar bagi penyandang kaum disabilitas.

oleh Rochmanuddin diperbarui 16 Apr 2017, 14:06 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2017, 14:06 WIB
Jokowi
Presiden Jokowi saat berbincang dengan santri saat kunjungan kerja. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjawab pertanyaan tiga siswa terkait pendidikan, lewat program #JokowiMenjawab di media sosial.

Pertanyaan pertama datang dari mahasiswa pertukaran pelajar AFS untuk Belgia Godwin Heriachandra. Mahasiswa 18 tahun itu menanyakan soal tantangan pemuda pada masa mendatang, dan apa saja yang sudah dilakukan pemerintah Jokowi.

Pertanyaan kedua dari siswi SMP bernama Revi Nuryunita, yang mengajukan pertanyaan terkait cara pemerintah menangani masalah, agar pelajar yang tidak mampu bisa meneruskan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.

Pertanyaan terakhir juga hampir sama, yang diajukan siswa tunarungu yang dapat berbicara, Rahel Ayustine M. Pelajar 17 tahun itu mengajukan pertanyaan kepada Jokowi, soal program pertukaran pelajar ke luar negeri bagi para penyandang disabilitas seperti tunarungu.

Berikut tanya jawab selengkapnya antara tiga siswa dengan Jokowi melalui video yang diunggah di Youtube pada 15 April 2017;

1. Belgia Godwin Heriachandra atau Odie (18 tahun) mahasiwa pertukaran pelaran AFS untuk Belgia.

Tanya:
"Apa saja masalah yang telah dan akan terjadi pada generasi kita, serta apa saja yang sudah dilakukan Bapak untuk menuntaskan masalah tersebut?

Jawab:
Tantangan kita ke depan adalah kompetisi global, persaingan global, dan anak-anak muda kita harus kita persiapkan

Oleh sebab itu kenapa saya sering keliling ke berbagai daerah, untuk memberikan makanan tambahan ke ibu hamil, anak-anak sekolah, kemudian memberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Kita ingin semua nanti memiliki akses pendidikan, baik itu di SD, SMP, SMA, SMK, dan masuk ke perguruan tinggi. Sekali lagi, kompetisi kita ke depan adalah kompetisi global.

Di tahun 2015-2030, kita akan memiliki yang namanya bonus demografi. Bonus demografi ini bise memberikan keuntungan kepada kita, apabila angkatan kerja kita produktif. Tapi akan membebani negara kalau angkatan kerja kita tidak produktif,

Oleh sebab itu, kita sekarang ini baru fokus menggarap sekolah vokasi, kepada latihan ketrampilan vokasi. Ini akan terus kita lakukan, agar apa? Agar angkatan kerja itu nanti memiliki profuktivitas yang tinggi.

Dan sekali lagi, ke depan yang perlu kita lakukan adalah belajar dengan masalah yang berkaitan dengan teknologi. Belajar untuk bagaimana kita bekerja bersama, berkolaborasi.

Dengan cara inilah nanti, anak-anak muda kita bisa bersaing, menguasai teknologi, punya kreativitas, mau berkolaborasi dengan teman-temannya. Potensi itulah yang nantinya akan menjadikan negara Indonesia, negera kita menjadi negara besar. Karena persaingannya ada di anak-anak muda ke depan.

2. Revi Nuryunita, siswi SMP (14 tahun).

Tanya:
Bagaiamana usaha pemerintah agar kami siswa agar tidak hanya sampai SMA atau SMK saja, tapi kami bisa meneruskan hingga ke universitas yang biayanya memang cukup mahal?

Jawab:
Revi, saya senang sekali ya, anak-anak muda yang mempunyai semangat tinggi untuk mau bersekolah nanti sampai kuliah ke perguruan tinggi. Ini yang diharapkan oleh pemerintah.

Tetapi kita juga harus tahu bahwa masih banyak keluarga-keluarga yang belum bisa akses ke pendidikan jenjang SD, SMP, SMA, SMK. Ini yang diselesaikan terlebih dahulu.

Jadi kita memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP), yang memberikan dorongan kepada anak-anak kita untuk bisa bersekolah di SD, SMP, SMA, SMK, yang dibiayai oleh Pemerintah. Dan yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi juga ada beasiswa,

Ini banyak sekali peluangnya (beasiswa), lewat Bidikmisi, kemudian yang kedua lewat lembaga yang namanya LPDP di bawah Kementerian Keuangan. Coba nanti cari informasi mengenai dua kesempatan ini. Bisa digunakan, baik untuk di universitas dalam negeri maupun kuliah luar negeri.

Semunya diberikan peluang. Tetapi dengan catatan, memang anak-anak harus pintar, mempunyai semangat, mampu bersaing dengan teman-temannya untuk mendapat peluang-peluang yang ada.

3. Rahel Ayustine M, siswi tunarungu (17 tahun).

Tanya:
Saya punya satu pertanyaan, kapan membangun program pertukaran pelajar bagi orang yang tunarungu, tuli, dan bisu. Biar bisa dikembangkan prestasinya?

Jawab:
Rahel, terima kasih. Rahel telah memberikan inspirasi kepada kita semuanya, bahwa kita tidak boleh menyerah dalam kondisi apapun, dalam situasi apapun. Pemerintah memberikan hak, peluang yang sama, terhadap anak-anak kita untuk memperoleh pendidikan.

Dan untuk pendidikan inklusi, silakan Rahel hubungi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di situ ada peluang untuk mendapatkan pendidikan yang sama, seperti anak-anak yang lain. Silakan datang ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, atau menghubungi lewat sambungan telekomunikasi yang ada, ya.

#JokowiMenjawab merupakan program khusus di laman Facebook Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada para netizen, untuk mengajukan pertanyaan langsung kepada Presiden. Pertanyaan-pertanyaan tiga siswa kali ini merupakan edisi ketiga.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya