Polisi Juga Tahan Motor Pelat Merah di Lokasi Pesta Seks Gay

Tempat kebugaran yang diduga menjadi lokasi pesta seks kaum gay di ruko Kelapa Gading, Jakarta Utara, kini diberi garis polisi.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 22 Mei 2017, 13:27 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2017, 13:27 WIB
Tempat fitnes yang diduga menjadi lokasi pesta seks kaum gay di ruko Kelapa Gading, Jakarta Utara, kini diberi garis polisi.
Tempat fitnes yang diduga menjadi lokasi pesta seks kaum gay di ruko Kelapa Gading, Jakarta Utara, kini diberi garis polisi. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Tempat kebugaran yang diduga menjadi lokasi pesta seks kaum gay di ruko Kelapa Gading, Jakarta Utara, kini diberi garis polisi. Di antara kendaraan yang disita polisi di lokasi, salah satunya ada sepeda motor dengan pelat nomor polisi berwarna merah, milik instansi pemerintahan.

Motor pelat merah kena garis polisi di lokasi pesta seks gay, Kelapa Gading. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Pantauan Liputan6.com, Senin (22/5/2017), ruko bernomor 15 dan 16 itu penuh dengan sepeda motor di halaman depannya. Garis polisi terlihat mengelilingi bangunan bercat warna cokelat tersebut hingga ke puluhan kendaraan yang diduga milik para kaum gay yang digerebek, yang terparkir di depan ruko.

Ada sebanyak 37 sepeda motor yang terparkir rapat. Sementara, satu mobil jenis city car warna putih juga terlihat ikut diberi garis polisi.

Belum diketahui siapa pemilik sepeda motor pelat merah dengan nomor polisi B 6469 POQ itu.

Meski diberi garis polisi, warga yang bekerja di sekitar ruko mencoba bersikap normal. Mereka santai berlalu lalang di depan lokasi yang diduga sebagai tempat pesta seks kaum gay dan menyambangi kantin yang berada satu ruko dari bangunan tersebut.

Sebelumnya, polisi menggerebek sebuah tempat kebugaran Atlantis Jaya, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Minggu, 21 Mei 2017, malam. Penyelidikan awal, pesta yang bertema "The Wild One" itu sudah berlangsung tahunan.

"Sudah tiga tahun," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Nasriadi, saat dihubungi Liputan6.com.

Menurut dia, tidak mudah untuk mencari bukti awal adanya praktik prostitusi dan pornoaksi kaum gay di tempat tersebut. "Kami dua minggu melakukan penyelidikan, karena di situ benar-benar tertutup dan selektif," ujar dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya