PDIP: Pembentukan UKP Pancasila Keputusan Tepat

Sejak era reformasi, pemerintah telah kehilangan orientasi dalam strategi sosialiasi dan pemantapan ideologi Pancasila.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 07 Jun 2017, 13:03 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2017, 13:03 WIB
Penghargaan Bhinneka Tunggal Ika 2017-Jakarta- Helmi Fithriansyah-20170522
Ahmad Basarah (kanan) mewakili Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan kata pembuka diskusi usai menerima penghargaan Bhinneka Tunggal Ika Award 2017 di Jakarta, Senin (22/5). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Keputusan Presiden Joko Widodo untuk membentuk Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) dinilai kebijakan tepat dan dinanti-nanti bangsa Indonesia. Sejak era reformasi, pemerintah telah kehilangan arah dan orientasi dalam strategi sosialiasi dan pemantapan ideologi Pancasila kepada rakyatnya.

Hal itu diutarakan Ketua Fraksi PDIP MPR RI, Ahmad Basarah, menanggapi pelantikan UKP PIP. Unit yang diketuai Yudi Latief memiliki sembilan pengarah.

Mereka adalah Megawati Soekarnoputri, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Muhammad Mahfud MD, Ahmad Syafi'i Ma'arif, Ma'ruf Amin, Said Aqil Siradj, Andreas Anangguru Yewangoe, Jenderal TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, dan Sudhamek.

"Pembentukan UKP PIP disertai pelantikan para Dewan Pengarah yang terdiri dari tokoh-tokoh nasional berpengalaman mengikuti denyut nadi perjalanan republik dengan segenap napas perjuangan dan pengabdiannya masing-masing adalah pilihan yang tepat," ujar Basarah di Jakarta, Rabu (7/6/2017).

Wakil Sekjen DPP PDIP itu menyebutkan, euforia politik pada awal reformasi telah salah sasaran dengan menjadikan Pancasila sebagai kambing hitam. Pancasila itu dianggap menjadi penyebab langgengnya kekuasaan Jenderal Soeharto selama 32 tahun.

"Padahal, sejatinya Pancasila itu adalah ideologi milik bangsa Indonesia bukan milik suatu rezim tertentu saja," katanya.

Pengkambinghitaman Pancasila ini akhirnya membuat Tap MPR No II Tahun 1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4) dicabut. Lalu lembaga yang bertugas melakukan sosialisasi dan pemantapan ideologi bangsa dalam hal ini Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) juga dibubarkan serta disusul penghapusan mata pelajaran Pancasila dari mata pelajaran pokok di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.

"Situasi itu terus berlangsung tanpa ada konsep atau strategi baru sebagai pengganti pola P4 dan BP7 terkait dengan pemantapan ideologi bangsa oleh pemerintah. Walhasil saat ini kita menuai badai ideologis berupa aksi-aksi penolakan Pancasila oleh sebagian rakyat Indonesia sendiri karena kelalaian negara membangun mental ideologi bangsanya sendiri," ucap Basarah.

Menurut dia, Yudi Latif yang telah dipercaya dan dilantik Presiden sebagai Kepala UKP PIP adalah tokoh negarawanan muda yang paripurna dalam menekuni dunia Pancasila dengan seksama dan penuh penjiwaan.

"Kita harapkan Yudi Latif dapat membawa lembaga UKP PIP bukan menjadi lembaga seremonial tetapi benar-benar dapat hadir sebagai solusi bangsa dengan program-program yang kreatif dan modern tanpa harus kehilangan roh ideologisnya demi mengokohkan kembali jati diri bangsa dan negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila," ujar Basarah.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya