Polemik Wacana Pemindahan Ibu Kota

Rencana pemindahan ibu kota pun disambut pro dan kontra, ada yang setuju, ada pula yang tidak.

oleh herlan.primasto diperbarui 07 Jul 2017, 17:21 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2017, 17:21 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Penuh dan sesak, lahan di pinggir rel yang seharusnya steril justru jadi lahan bermukim. Bantaran rel kereta ini juga jadi lahan bermain anak, kumuh namun tetap dipadati warga. Semata karena tak ada pilihan tempat tinggal lain.

Seperti yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Jumat (7/7/2017), menurut data Bappenas, sampai 2010, 30 juta dari 200 juta penduduk Indonesia menempati area seluas 1.500 kilometer persegi di Jabodetabek. Penduduk Jakarta pun kian menumpuk.

Gedung-gedung megah berjajar juga dengan permukiman padat dan kumuh. Rencana pemindahan ibu kota pun disambut pro dan kontra, ada yang setuju, ada pula yang tidak. Nama Palangka Raya disebut menjadi Ibu Kota baru, kota ini dianggap strategis karena berada persis di tengah NKRI, dengan luas mencapai 2.400 kilometer persegi.

Jumlah penduduknya hanya mencapai dua hingga empat juta orang. Selain itu, secara geografis Palangka Raya ini tidak berada pada zona patahan lempeng bumi dan tidak mempunyai gunung berapi sehingga membuat Kota Palangka Raya sangat minim akan ancaman bencana gempa bumi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya