Komentar Jemaah Indonesia soal Masakan Katering Haji di Madinah

Ada sejumlah perusahaan katering yang dikontrak untuk menyediakan makan siang dan malam bagi jemaah haji.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 02 Agu 2017, 18:03 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2017, 18:03 WIB
Jemaah haji
Jemaah haji menikmati makanan yang disediakan petugas. (Liputan6.com/Taufiqurrohman)

Liputan6.com, Madinah - Katering menjadi salah satu layanan yang diterima jemaah haji Indonesia, baik saat di Madinah maupun Mekah. Ada sejumlah perusahaan katering yang dikontrak untuk menyediakan makan siang dan malam bagi jemaah.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mensyaratkan, setiap dapur katering harus memiliki juru masak Indonesia. Tujuannya, agar masakan yang disajikan bercita rasa Nusantara. Lantas bagaimana penilaian jemaah haji?

"Alhamdulillah, bagi kami berempat, ini enak. Menunya selalu ada sayur, ikan, telur, kadang nugget. Rasanya bagi kami enak. Isinya juga sudah cukup," kata Lilik Pujiastuti saat ditemui di hotel Mawaddah Annoor Sektor Dua, Daker Madinah, Selasa 1 Agustus 2017.

Lilik tinggal berempat di hotel itu bersama Jainem, Nurul Mahmudah, dan Sutini. Mereka adalah jemaah asal Nganjuk yang tergabung dalam kloter lima Embarkasi Surabaya (SUB 05). Mereka tiba di Madinah pada hari Minggu, 31 Juli 2017.

"Rasanya mirip masakan Indonesia. Ini rasanya sama ketika saya masak di rumah," sambung dia.

Meski demikian, mereka berharap ke depan menu sayurnya bisa lebih beragam. Menurut Lilik, sayur yang tersedia umumnya adalah wortel. Dia berharap ada sayuran daun hijau, seperti bayam dan kangkung.

Jemaah haji Indonesia mendapat layanan katering dua kali makan, serta sarapan roti atau cup cake, selama berada di Madinah. Makan siang diberikan mulai pukul 11.00 – 14.00 waktu Arab Saudi.

Sedang makan malam mulai 17.00 – 19.00 WAS. Untuk memastikan distribusi katering dengan jumlah yang tepat, pembagian kepada jemaah haji diawasi pengawas katering.

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya