Ketua Umum PBNU: Isu PKI Digulirkan untuk Kepentingan Politik

Menurut Said, penyebaran isu PKI hanyalah demi tujuan politik semata, bukan untuk memperbaiki sejarah yang ada.

oleh Ika Defianti diperbarui 23 Sep 2017, 09:47 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2017, 09:47 WIB
Tokoh Lintas Agama Ambil Penyataan Sikap Bersama Terkait Rohingya
Ketua PBNU Said Aqil (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan isu PKI memang sering diangkat setiap bulan September. Menurut dia, tujuan dari isu tersebut adalah untuk memojokkan berbagai kalangan.

"Setiap bulan September isu PKI sering diangkat hanya tujuannya memojokkan NU. Ada yang memojokkan TNI Orde Baru," ucap Said di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat, 22 September 2017.

Menurut Said, isu PKI disebar hanya demi tujuan politik semata, bukan untuk memperbaiki sejarah yang ada.

"Kalau memang dalam film ada kesalahan, ayo perbaiki. Bukan isu itu yang diangkat untuk memojokkan siapa pun," ujar dia.

Said mengatakan, pemutaran film G30S/PKI seharusnya dibarengi dengan dengan adanya film-film tentang sejarah pengkhianatan lain di Indonesia. Seperti halnya, berbagai pemberontakan hingga tragedi berbagai bom di Tanah Air.

"Saya setuju film G30S/PKI diputar dan dibuat kembali. Tetapi buatlah film sejarah tentang pemberontakan DI/TII, PRRI, Permesta, PKI Madiun 1948 dan bom Bali, bom Thamrin, dan bom-bom lain yang pernah terjadi," ujar dia.

Tak hanya itu, menurut Said, dibuatnya film pengkhianatan lain dapat memperjelas sejarah bahwa bukan hanya pemberontakan PKI 1965 saja yang patut dikutuk. Sehingga sejarah yang ada dapat dijadikan sebagai pelajaran berbangsa.

"Silakan tonton dengan segala kekurangannya, karena di dunia ini tidak ada yang sempurna. Sejarah bangsa kita dibentuk bukan oleh sejarah 1965 itu. Yang berdosa bukan PKI saja," ujar Said.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jangan Sampai G30S/PKI Kembali Terulang

Pemutaran kembali film Pengkhianatan G30S/PKI menuai beragam tanggapan di tengah masyarakat. Mereka ada yang pro dan banyak juga yang kontra lantaran menganggap film tersebut mengandung propaganda Orde Baru.

Namun begitu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tidak mempermasalahkan perbedaan tersebut. Masyarakat dipersilakan memberikan penafsiran sendiri-sendiri dalam menyikapi film G30S/PKI tersebut.

"Orang mempersepsikan lain ya silakan saja, haknya. Beda-beda kok enggak masalah. Saya tidak akan menanggapi itu," ujar Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (22/9/2017).

Menurut Gatot, inti dari film tersebut adalah kembali mengingatkan bahwa Indonesia pernah mengalami kejadian perih pada masa lalu. Kala itu para jenderal TNI saat itu dihabisi secara kejam oleh PKI.

"Sejarah kan cenderung berulang. Kalau berulang kan kasihan bangsa ini. Saya mengajak dan mengingatkan agar jangan sampai peristiwa ini terulang kembali," terang Gatot.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya