Dokter Penembak Istri Mengaku Siapkan Pistol untuk Takuti Korban

Polisi mulai menguak kasus penembakan seorang dokter pada istrinya. Mulai ada titik terang soal senjata api.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 10 Nov 2017, 14:14 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2017, 14:14 WIB
Tembak Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi mulai menguak kasus penembakan dokter Letty Sultri pada sebuah klinik di Cawang, Jawa Timur. Penyidik telah mengetahui hal ihwal senjata api yang digunakan untuk membunuh korban.

"Kemarin itu, dia (pelaku) sudah mempersiapkan dua senjata," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono saat dihubungi, Jakarta, Jumat (10/11/2017).

Dokter Letty dibunuh oleh dokter Helmi, yang tak lain suaminya sendiri, pada Kamis, 9 November 2017. Berdasarkan pengakuan sementara pelaku, ucap Argo, dua pucuk senjata itu dibawa hanya untuk mengintimidasi korban.

Namun, polisi tidak percaya begitu saja.

"Bukan untuk membunuh ya. Intinya dia mempersiapkan senjata untuk menakut-nakuti, ternyata berubah pikiran ya (nembak)," kata dia.

Namun hingga saat ini, polisi belum bisa menyimpulkan motif pembunuhan tersebut. Kuat dugaan, kasus pembunuhan itu dilatarbelakangi permasalahan keluarga.

"Kami belum selesai semua. Untuk pemeriksaan masih kami lakukan," ucap Argo.

Sementara ini, polisi menjerat Helmi dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan atau Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan. Pelaku terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup.

 

Minum Obat

Dokter Helmi, tersangka penembak istri di Cawang, Jakarta Timur, ternyata kerap mengkonsumsi obat penenang. Obat itu dia konsumsi ketika stres menyerangnya.

"Lanang tu (orang itu) sering minum obat penenang kalau stres," tutur adik ipar korban, Dedi Tantular, saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Jumat (10/11/2017).

Bahkan, Dedi menyebut kalau Helmi adalah seorang psikopat.

"Kakak ipar ambo tu pernah ndak dibakar (kakak ipar saya pernah akan dibakar)," kata dia.

Istri Dedi, Maya Savira Hosen, menambahkan Helmi dan Letty sering cekcok. Gugatan cerai pun dilayangkan setelah terjadi tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang parah.

"Almarhumah telah melaporkan kasus pemukulan tersebut ke kepolisian setempat dan telah dilakukan visum," jelas Maya.

Korban penembakan di Cawang, dokter Letty Sultri, pernah melaporkan suaminya, dokter Helmi, ke polisi. Pada laporan tersebut, Helmi diduga melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya