Liputan6.com, Jakarta - Io merupakan salah satu bulan Jupiter yang paling menarik perhatian para astronom. Satelit alami ini merupakan salah satu dari tiga bulan terbesar yang dimiliki Jupiter hingga saat ini.
Io pertama kali ditemukan oleh astronom paling tersohor, Galileo Galilei, pada 1610. Io merupakan bulan vulkanik paling aktif di tata surya.
Bulan ini memiliki ratusan gunung berapi yang aktif, bahkan banyak di antaranya meletus dengan kekuatan yang luar biasa. Para peneliti di California Institute of Technology (Caltech), New York University, dan NASA's Goddard Space Flight Center menyebut bahwa gunung berapi Io telah meletus selama miliaran tahun.
Advertisement
Baca Juga
Aktivitas vulkanik di Io sangat bervariasi, mulai dari erupsi lava yang memuntahkan material vulkanik hingga kawah besar dan lautan lava yang mencakup permukaannya. Umumnya, gunung berapi Io memancarkan banyak belerang ke atmosfer.
Melansir laman Earth pada Senin (07/04/2025), pesawat antariksa Juno milik NASA telah lama meneliti Jupiter dan satelit-satelitnya. Dalam dua kali terbang melintas, Juno berhasil mendekati permukaan Io hingga sejauh 1.500 kilometer.
Data dari Juni memberikan pandangan baru tentang bagian utara bulan tersebut yang sebelumnya belum pernah terlihat secara rinci. Dari data terbaru ini, tim ilmuwan berhasil membuat animasi yang menunjukkan gunung tinggi dan sebuah danau lava yang sangat halus.
Danau lava di permukaan satelit Jupiter ini memiliki luas sekitar 21.000 kilometer bernama Loki Patera. Menariknya, permukaan danau lava ini begitu halus, hingga pantulan yang ditangkap instrumen Juno menyerupai kaca.
Danau lava seperti Loki Patera ternyata dikelilingi oleh "pulau-pulau" batuan yang mengapung di tengah lautan magma. Permukaan yang mengilap itu menunjukkan bahwa lava di sana mendingin sangat cepat.
Struktur seperti pulau itu sendiri menjadi bukti bagaimana cekungan vulkanik di Io sangat dinamis dan terus berubah dalam waktu singkat. Tak hanya itu, para ilmuwan juga menggunakan instrumen Microwave Radiometer (MWR) untuk mengukur suhu di permukaan dan bawah permukaan Io.
Hasilnya menunjukkan bahwa daerah kutub Io lebih dingin dibanding bagian tengahnya, memperkuat dugaan bahwa aktivitas vulkanik lebih terpusat di wilayah tertentu.
Melansir laman NASA pada Senin (07/04/2025), danau lava dingin di permukaan Io ini pertama kali diamati oleh pesawat ruang angkasa Voyager 1 pada 1979. Pada saat itu, danau tersebut tampak seperti kolam besar berwarna gelap, dikelilingi oleh medan yang lebih terang.
Para ilmuwan awalnya mengira bahwa Loki Patera adalah kawah meteor. Tetapi, pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa itu sebenarnya adalah danau lava. Loki Patera adalah danau lava terbesar di tata surya.
Aliran lava Loki Patera berasal dari mantel Io. Mantel adalah lapisan di bawah kerak bulan yang terbuat dari batuan cair.
Panas dari inti Io melelehkan batuan di mantel, dan magma yang dihasilkan naik ke permukaan melalui gunung berapi. Para ahli meyakini danau ini mengeluarkan gas beracun ke atmosfer, yang berkontribusi pada kabut tebal yang menyelimuti bulan.
Lava dari Loki Patera juga dapat mengubah komposisi permukaan Io, dan dapat membantu membentuk medan bulan yang unik.
Â
Tertangkap Galileo
Potret Loki Patera dapat dengan mudah dikenali dari citra Galileo. Objek ini muncul sebagai bintik hitam gelap yang besar dan tidak berubah bentuknya.
Selain itu, danau tersebut hampir selalu terlalu panas bahkan salju belerang sekalipun tidak dapat mengendap di atasnya. Permukaan tersebut berupa bebatuan yang mudah menguap yang pecah dari tepi patera dan perlahan-lahan hanyut di lautan lava, tidak seperti gunung lava di sejumlah danau lava Kilauea.
Di Loki Patera, gunung ini sama besarnya dengan beberapa pulau kecil Azores. Skalanya sama dengan beberapa gunung es besar di Antartika.
Io sedikit lebih besar dari bulan bumi dan permukaannya yang tidak cair sebagian besar dibungkus belerang kuning dan belerang dioksida. Para ilmuwan dapat menentukan bahwa terdapat dua gelombang lava yang muncul kembali dan membuktikan perubahan kecerahan di Loki Patera setiap 400 hingga 600 hari.
Sampai saat ini, Loki Patera memiliki waktu pelapisan ulang kerak yang relatif dapat diprediksi, tetapi telah mengubah jadwalnya, sehingga waktu pelapisan ulang kerak menjadi semakin lama.
(Tifani)
Advertisement
